"Saat itu ada petugas pemasang iklan saya pisuhi [mengumpat]. Karena tersinggung, dia malah mengejar, tapi saya kabur. Artinya, masyarakat itu tidak tahu ketika dia salah. Ketika ditegur belum tentu mereka mau sadar," kenang dia.
Lulus SMA, Bekti dan anggota kelompok JGS lainnya sempat mengubah tempat sampah ilegal di kawasan Maguwoharjo, Sleman, DI Yogyakarta menjadi taman. Ia mengingat saat itu terjadi pada kurun 2017.
"Jadi terdapat di selatan Stadion Maguwoharjo, masyarakat membuat TPU ilegal. Akhirnya relawan dan teman-teman berupaya mengubah lokasi lebih bagus. Kami bekerja sama dengan pihak dosen yang ada di Universitas [Sanata Dharma] untuk mengubah menjadi taman," katanya.
JGS, yang kini digawangi Bekti, tengah menyasar sampah visual berupa sisa baliho, spanduk, hingga tali tambang yang menempel di tiang listrik dan pohon di wilayah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Kegiatan tersebut diberi nama Ngontel, akronim dari nggowes lan netel (bersepeda dan mencopot).
"Jadi sampah tak hanya di bawah [berserakan di jalan]. Sampah visual ini juga perlu dibersihkan. Tidak banyak yang peduli karena memang sudah terbiasa. Mau bagaimanapun itu tetap sampah. Kegiatan ini dilaksanakan tiap Rabu dan Minggu," jelas dia.
Penggiat lingkungan 23 tahun ini menuturkan bahwa sampah visual di Yogyakarta merupakan sampah dengan kuantitas terbanyak kedua setelah sampah rumah tangga. Dengan demikian, masyarakat harus mulai sadar dan peduli dengan persoalan yang ada di tempat tinggalnya.
"Kelompok kami hadir untuk bisa merangkul masyarakat peduli terhadap lingkungannya, terutama sampah yang ada di sekitar mereka. Bagi saya masyarakat Yogyakarta sudah ada kepedulian terhadap kebersihan ini. Namun karena belum ada wadahnya, mereka masih ragu. Maka JGS berusaha hadir untuk mereka bersama-sama mengembalikan lingkungannya menjadi bersih lagi," kata mantan pegawai UPT Malioboro ini.
Tak hanya soal kebersihan lingkungan, JGS, lanjut Bekti, juga mengajak masyarakat kembali menumbuhkan sifat gotong royong terhadap satu orang dengan orang lainnya melalui kegiatan positif.
"Kami tergabung dari sejumlah unsur dan latar belakang. Relawan JGS kebanyak pemuda yang masih menempuh pendidikan. Dari sini juga menjadi pelopor bagaiamana anak muda Yogyakarta membangun tempat tinggalnya dengan cara-cara yang positif," tutur Bekti.
Baca Juga: Komunitas Garuk Sampah, Aksi Bersihkan Jogja dari Sampah Secara Sukarela
JGS merupakan kelompok masyarakat berbadan hukum yang aktif pada persoalan kebersihan lingkungan. Dibangun pada 2014 silam, JGS kerap menyoroti persoalan sampah di Yogayakarta. Selain menyasar sampah rumah tangga, mereka kerap mencabut dan membersihkan sampah iklan ilegal yang terpasang di tiang listrik, pohon, atau lokasi yang dilarang.
Berita Terkait
-
Sampah Rumah Tangga di TPST Piyungan Meningkat Selama Pandemi
-
TPST Piyungan Tutup, Sampah Warga Jogja Sementara Tak Bakal Diangkut
-
Imbas TPST Piyungan Tutup, Sanimin Harus Kurangi Kebutuhan Harian Keluarga
-
Aktivitas Warga Jogja Berkurang, DLH Sebut Ada Penurunan Jumlah Sampah
-
Tutup TPST Piyungan 3 Hari, Pengelola Ungkap Masalah Utamanya
Terpopuler
- Ole Romeny Menolak Absen di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanpa Naturalisasi, Jebolan Ajax Amsterdam Bisa Gantikan Ole Romeny di Timnas Indonesia
- Makna Satir Pengibaran Bendera One Piece di HUT RI ke-80, Ini Arti Sebenarnya Jolly Roger Luffy
- Ditemani Kader PSI, Mulyono Teman Kuliah Jokowi Akhirnya Muncul, Akui Bernama Asli Wakidi?
- Jelajah Rasa Nusantara dengan Promo Spesial BRImo di Signature Partner BRI
Pilihan
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
-
Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, RI & Thailand Kena 'Diskon' Sama, Singapura Paling Murah!
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
Terkini
-
Analisis Tajam Sabrang Letto: Kasus Tom Lembong Jadi Pertaruhan: Wasit Tak Adil!
-
Target PAD Pariwisata Bantul Terlalu Ambisius? Ini Strategi Dinas untuk Mengejarnya
-
Marak Pembangunan Abaikan Lingkungan, Lanskap Ekosistem DIY Kian Terancam
-
Status Kedaruratan Ditingkatkan Pasca Kasus Leptospirosis, Pemkot Jogja Sediakan Pemeriksaan Gratis
-
Bosan Kerja Kantoran? Pemuda Ini Buktikan Keripik Pisang Bisa Jadi Bisnis Menguntungkan di Kulon Progo