SuaraJogja.id - Gara-gara kasus kutipan Gus Dur di Facebook, yang membuat seornag pria di Maluku Utara dipanggil kepolisian, humor Gus Dur tentang "3 polisi jujur" jadi ramai diperbincangkan. Dalam guyonan itu, Presiden Ke-4 RI Abdurrahman Wahid menyebutkan, selain patung polisi dan polisi tidur, satu dari tiga polisi jujur itu adalah Jenderal Hoegeng.
Bukan tanpa sebab Gus Dur menyanjung Jenderal Hoegeng Imam Santoso. Kapolri ke-5 ini memang dikenal sebagai sosok teladan, khususnya di kalangan aparat kepolisian. Ia berhasil menunjukkan moralitas polisi yang jujur dan anti-suap. Karakter Hoegeng inilah yang menjadikan namanya besar sampai sekarang.
Beragam kisah menarik muncul dari perjalanan hidup Jenderal Hoegeng. Semenjak kecil, pria kelahiran Pekalongan, 14 Oktober 1921 tersebut dikenal sebagai pria yang beruntung.
Sebab, dia dapat menempuh pendidikan formal bentukan Belanda sebelum kemerdekaan. Tercatat, ia pernah bersekolah di HIS, lalu MULO, dan AMS Westers Klasiek. Setelah merampungkan pendidikan menengah, ia melanjutkan ke Recht Hoge Schoool Batavia dengan jurusan ilmu hukum.
Baca Juga: Humor Gus Dur Berujung Pemeriksaan, 3 Putrinya Kompak Sentil Polisi
Sementara pada masa kependudukan Jepang, Jenderal Hoegeng mendapat latihan kemiliteran dan berhasil melanjutkan karier sebagai polisi. Karakternya yang tegas, jujur, dan berintegritas, kemudian membuatnya diangkat menjadi Kepala Kepolisian Republik Indonesia pada periode 1968--1971.
Kasus Sum Kuning
Sesuai dengan tanggung jawabnya, Jenderal Hoegeng kerap menangani kasus-kasus berat yang mengguncang negara. Salah satunya yang paling populer adalah kasus Sumarijem alias Sum Kuning, penjual telur ayam asal Godean, Yogyakarta yang diduga diperkosa oleh anak pejabat. Jenderal Hoegeng disebut mati-matian berusaha membongkar kasus yang menyeret elite tersebut.
Ia bahkan sengaja membentuk tim khusus yang bertugas mengusut tuntas kasus Sum Kuning. Namun perjuangan Jenderal Hoegeng berakhir pahit lantaran ia tak kuasa melawan penguasa yang menyembunyikan kebenaran di balik kasus tersebut. Bahkan disebut-sebut, pada Oktober 1971, ia sengaja dipensiunkan supaya pengusutan kasus tak berlanjut.
Namun kabar lain menyebutkan bahwa Jenderal Hoegeng dipensiunkan dini justru karena integritasnya dalam menangani kasus penyelundupan mobil mewah. Ia bergeming, tak menerima suap dan menolak segala godaan dari perempuan yang terlibat dalam kasus tersebut.
Baca Juga: Kini Dipersoalkan, Ini Asal Mula Humor Gus Dur Tentang Tiga Polisi Jujur
"Polisi Jujur" yang sederhana
Berita Terkait
-
Tak Seperti Kaesang Numpang Jet Pribadi, Ini Kisah Hoegeng dan Soeprapto yang Larang Anaknya Terima Gratifikasi
-
Beda Kelas Keluarga Jokowi vs Hoegeng: Satu Simbol Nepotisme, Satunya Human Rights
-
Melihat Kemegahan Monumen Hoegeng di Pekalongan
-
Profil 5 Polisi Teladan Penerima Hoegeng Awards
-
Ironi 14 Oktober: Lahirnya Polisi Jujur Jenderal Hoegeng, Tercorengnya Citra Polri
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
- Rekaman Lisa Mariana Peras Ridwan Kamil Rp2,5 M Viral, Psikolog Beri Komentar Menohok
Pilihan
-
'Siiiu' Ala Zahaby Gholy, Ini Respon Cristiano Ronaldo Usai Selebrasinya Dijiplak
-
Hasil Akhir! Pesta Gol, Timnas Indonesia U-17 Lolos Piala Dunia
-
Hasil Babak Pertama: Gol Indah Zahaby Gholy Bawa Timnas Indonesia U-17 Unggul Dua Gol
-
BREAKING NEWS! Daftar Susunan Pemain Timnas Indonesia U-17 vs Yaman
-
Baru Gabung Timnas Indonesia, Emil Audero Bongkar Rencana Masa Depan
Terkini
-
Gunungkidul Sepi Mudik? Penurunan sampai 20 Persen, Ini Penyebabnya
-
Kecelakaan KA Bathara Kresna Picu Tindakan Tegas, 7 Perlintasan Liar di Daop 6 Ditutup
-
Arus Balik Pintu Masuk Tol Jogja-Solo Fungsional di Tamanmartani Landai, Penutupan Tunggu Waktu
-
AS Naikan Tarif Impor, Kadin DIY: Lobi Trump Sekarang atau Industri Indonesia Hancur
-
Petani Jogja Dijamin Untung, Bulog Siap Serap Semua Gabah, Bahkan Setelah Target Tercapai