SuaraJogja.id - Dampak ekonomi akibat merebaknya wabah corona menghantam pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Tidak sedikit di antaranya yang akhirnya gulung tikar, hingga terpaksa merumahkan karyawannya. Pembatasan mobilitas masyarakat menjadi salah satu alasan banyak unit usaha yang tidak bisa beroperasi di tengah pandemi.
Prihatin dengan kondisi pelaku usaha di sekitarnya, Camat Banguntapan, Bantul Fauzan Muariffin membuat Pasar Barter, yang beroperasi di kompleks kantor kecamatan setiap Kamis. Sejak pukul 08:00 hingga 12:00 WIB bagian timur kompleks kecamatan dipenuhi ibu-ibu yang melakukan transaksi jual beli.
Fauzan menjelaskan, sebelumnya kompleks kecamatan berfungsi sebagai tempat melakukan transaksi cash on delivery (COD). Selama pandemi, banyak UMKM yang beralih menjual komoditinya secara daring dan transaksi dilakukan dengan sistem COD. Dalam satu minggu setidaknya ada tiga hari di mana kantor pemerintahan tersebut selalu dipenuhi dengan masyarakat yang bertransaksi.
"Berawal dari grup UMKM, mereka saling butuh dengan barang dagangan satu dengan yang lain dan sering COD di sekitar kompleks kecamatan," ujar Fauzan, ditemui SuaraJogja.id di ruangannya, Kamis (25/6/2020).
Barang yang dibawa ke kecamatan biasanya merupakan barang yang sudah dipesan. Meskipun bertransaksi menggunakan uang, tetapi secara prinsip para pelaku usaha tersebut bertukar barang yang dijual. Fauzan mengaku, jejaring ini diciptakan untuk memompa UMKM yang selama ini lesu akibat merebaknya Covid-19.
Fauzan menyampaikan, secara pribadi ia sering membeli barang yang dibawa ke Pasar Barter. Tidak hanya melayani pre-order, para pelaku usaha tersebut turut membawa barang yang bisa dibeli secara langsung di Pasar Barter. Fauzan bahkan menjamin dagangan yang dijajakan di pasar dadakan tersebut pasti laku.
"Jualan di sini pasti laku karena selain ada yang pesan, juga ada yang bisa dibeli secara langsung," ujarnya.
Salah seorang pedagang di Pasar Barter, Lia, mengatakan, selama pandemi ia hanya menerima sekitar 20% dari jumlah pendapatan sebelumnya. Ia, yang biasanya bekerja mengolah tembaga menjadi beragam pernak-pernik, kini beralih menjajakan makanan ringan. Baru kali pertama bergabung, Lia merasa senang karena dagangannya banyak yang laku.
"Ini jadi harapan baru untuk menjual dagangan kami, sehingga bisa jadi tambahan pemasukan untuk bertahan hidup," tuturnya.
Baca Juga: Cegah COVID-19, Pasar Hewan Gamping Semprot Hewan dengan Antiseptik
Berita Terkait
-
Tekan Penyelewengan, Kejari Bantul Ikut Awasi Penyaluran Bansos Covid-19
-
Warga Bantul Geger, Dua Bocah Hilang Diduga Disembunyikan Makhluk Halus
-
Dinkes Bantul Gelar Rapid Test di Tiga Pasar, Besok di Pasar Bantul
-
Wisata New Normal, Berikut Spot dengan Sunset Terindah di Bantul
-
Gara-gara Corona Uang Rp 362 Triliun Tak Berputar di Masyarakat
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Pasca Kebakaran Pasar Seni Gabusan: DKUKMPP Bantul Gercep Ambil Tindakan, Apa Saja?
-
Harga Minyak Goreng Naik di Yogyakarta: Pemerintah Ambil Tindakan
-
Miris, Mahasiswa Jadi Penyebab? Dinsos DIY Beberkan Fakta di Balik Kasus Pembuangan Bayi di Sleman
-
UMKM Yogyakarta, Jangan Sampai Salah Data! Pemerintah Lakukan Pembaruan Besar-besaran
-
Guru dan Siswa SMPN 2 Mlati Pulih Usai Keracunan MBG, Program Dihentikan Sementara