SuaraJogja.id - Pengelola pariwisata Kulon Progo berharap ada pendampingan dari Dinkes dan Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 di Kulon Progo dalam menyambut pemberlakuan new normal di beberapa objek wisata. Hal itu guna mengantisipasi munculnya ketakutan yang dikhawatirkan masyarakat terhadap karyawan objek wisata tersebut.
Pengelola wisata Pule Payung Eko Purwanto mengatakan, pendampingan berguna untuk mencipatakan suasana yang tetap kondusif di area sekitar objek wisata tersebut. Menurutnya, pendampingan dari pihak-pihak terkait dapat membuat masyarakat dan pengunjung merasa lebih aman.
"Kalau kita sudah mau dibuka, maka kami minta ada pendampingan agar masyarakat yang tidak terlibat langsung tidak menjadi takut kalau memang ada keluarganya yang bekerja di sini [Pule Payung]," ujar Eko saat ditemui awak media kala simulasi new normal di Pule Payung, Kamis (25/6/2020).
Eko mengatakan, objek wisata Pule Payung, yang terletak di Pegunungan Menoreh, Kalurahan Hargotirto, Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo, terus beberbenah dalam menyambut new normal. Pihaknya kembali memperbaiki beberapa spot wisata dan menambahkan sarana prasarana (sarpras) penunjang protokol kesehatan Covid-19.
Baca Juga: Wisata New Normal, Tips Traveling untuk Kamu Para Introvert
Protokol kesehatan menjadi hal yang sangat diperhatikan pihaknya. Tidak hanya kepada pengunjung, edukasi punjuga diberikan kepada petugas.
"Kita sudah tambah tempat cuci tangan, yang kemarin hanya lima, sekarang sudah 20. Edukasi kepada calon pengunjung juga terus kami lakukan melalui media sosial," ucapnya.
Selain menambah sarpras, penggunaan wahana di dalam objek wisata nantinya juga akan dibatasi. Pembatasan itu bisa berupa pengurangan kapasitas orang dan juga waktu penggunaan wahana.
Eko menuturkan, dalam kondisi normal, kapasitas paling ramai di Pule Payung bisa mencapai 2.000 orang per hari. Sementara, untuk pembukaan kembali di era new normal ini, pihaknya hanya akan membatasi hingga 500-600 orang saja per harinya.
Terkait pembatasan waktu penggunaan wahana atau spot-spot wisata di Pule Payung, yang biasanya bisa dinikmati pengunjung hingga 20 menit, nantinya waktu akan dibatasi menjadi 10 menit saja. Pembatasan itu berlaku salah satunya di spot yang menjadi favorit pengunjung, yakni di spot angkasa.
Baca Juga: Rindu Naik Gunung? Ini Pesan APGI Bagi yang Ingin Wisata di Masa New Normal
Wahana lainnya masih tetap sama seperti biasa, hanya perlakuan kepada pengunjung sebelum naik ke spot tersebut yang akan diubah.
Berita Terkait
-
10 Rekomendasi Tempat Wisata Murah di Jogja untuk Liburan Natal 2024
-
Candi Sojiwan, Candi Bercorak Buddha yang Tersembunyi di Prambanan
-
Pantai Sedahan, Panorama Pantai dengan Dua Bukit Hijau Mempesona di Jogja
-
Berkunjung ke La Li Sa Farmers Village, Destinasi Wisata Jogja Rasa Eropa
-
Sindu Kusuma Edupark: Dari Kolam Terapi Ikan sampai Wahana Pacu Adrenalin
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
Terkini
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan