SuaraJogja.id - Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan saat ini dalam kondisi darurat. Kepala Balai Pengolahan Sampah DLHK DIY, Fauzan Umar menjelaskan bahwa penampungan sampah di lokasi tersebut telah habis.
Akibat kondisi tersebut DLHK mengaku kesulitan untuk mencari lokasi pembuangan sampah dari masyarakat.
"Saat ini dipaksakan untuk dibawa kesana. Di musim hujan berat, jalan di atas sampah menjadi mudah terperosok. Solusi kita timbun pakai material keras sebagai landasan berpijak truk di atas sampah," ungkapnya, Selasa (14/07/2020).
Kendala lain, lokasi TPST yang sempit membuat pembuangan sampah tidak bisa dilakukan dengan cepat. Banyak antrian truk sampah di TPST selama ini sehingga berdampak polusi udara di lingkungan sekitar.
Alat berat yang dimiliki pun juga seringkali bermasalah. Dari dua buldozer dan satu ekskavator yang dimiliki kadangkala rusak bergantian.
"Upaya ke depan ada pengadaan alat berat satu unit masing-masing. Mudah-mudahan bisa bertahan sampai KPBU (kerjasama pemerintah dengan badan usaha-red) bisa beroperasional," ungkapnya.
Fauzan menambahkan, Pemda juga akan mengembangkan sarana prasarana. Untuk 2020, anggaran yang direncanakan mencapai Rp13 Miliar untuk membeli lahan sekitar 6 hektar.
"Dengan tambahan enam hektar maka diharapkan dapat menangani sampah. Saat ini masih perlu studi inventarisasi," imbuhnya.
Sementara itu, selama masa pandemi COVID-19, timbunan sampah warga di DIY sulit dikendalikan. Apalagi selain sampah rumah tangga, banyak warga yang saat ini membuang bekas masker sekali pakai.
Baca Juga: Polda DIY Gelar Operasi Pekat, Kasus Narkoba dan Miras Paling Banyak Tinggi
"Sampah masker dari layanan kesehatan sudah ditangani masing-masing faskes. Namun yang dari warga susah terkendali," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY, Sutarto di Kompleks Kepatihan.
Padahal saat ini, sampah yang masuk ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan mencapai lebih dari 550 - 600 ton per harinya. Meski tidak ada kenaikan signifikan dibandingkan sebelum pandemi, sampah masker sekali pakai semakin bertambah.
Karenanya Sutarto meminta masyarakat meningkatkan kesadarannya dalam membuang sampah masker sekali pakai. Sebelum dibuang, masker bekas pakai disemprot handsanitiser dan dicuci lalu dirusak lebih dulu agar tidak dipakai lagi.
Pemanfaatan masker kain juga lebih direkomendasikan karena bisa dicuci berkali-kali. Dengan demikian bisa mengurangi sampah dari sumber manapun.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Shayne Pattynama Hilang, Sandy Walsh Unjuk Gigi di Buriram United
-
Danantara Tunjuk Ajudan Prabowo jadi Komisaris Waskita Karya
-
Punya Delapan Komisaris, PT KAI Jadi Sorotan Danantara
-
5 Rekomendasi HP Tahan Air Murah Mulai Rp2 Jutaan Terbaik 2025
-
Bak Langit dan Bumi! Gaji Anggota DPR RI vs Eks Bek Milan di Parlemen Georgia
Terkini
-
Hindari Tragedi Keracunan Terulang! Sleman Wajibkan Guru Cicipi Menu MBG, Begini Alasannya
-
PTS Akhirnya Bernapas Lega! Pemerintah Batasi Kuota PTN, Yogyakarta Jadi Sorotan
-
Kisah Diva Aurel, Mahasiswi ISI Yogyakarta yang Goyang Istana Merdeka
-
Angin Kencang Terjang Sleman, Pemkab Pastikan Bantuan Tepat Sasaran, Ini Strateginya
-
Ekspor Kemiri, Susu, Cabai: Yogyakarta Buktikan Bisa Jadi Lumbung Pangan, Ini Strategi Kementan