SuaraJogja.id - Sumino (62) lelaki yang sudah mulai renta ini terlihat sedikit tertatih memikul dua buah derigen ukuran 30 liter ketika menuruni bukit di kawasan Tepus, Gunungkidul.
Lelaki asal Padukuhan Duwet Kalurahan Purwodadi Kepanewonan Tepus, ini terpaksa memikul dua buah derigen berisi air bersih dengan berjalan kaki sejauh 1,5 kilometer, lantaran tengah dalam kondisi kesulitan memperoleh air bersih.
Setiap pagi, lelaki yang telah memiliki 5 orang cucu ini memang harus berjalan cukup jauh untuk mendapatkan air bersih. Ia terpaksa memikul air karena dirinya tidak mampu membeli air seperti tetangga-tetangganya yang lain.
Wilayah yang ia tinggali sudah sekitar 1 bulan ini memang mulai sulit mendapatkan air bersih. Beberapa sumber mata air di wilayah tersebut terus menyusut. Kini tinggal 2 mata air yang masih mengeluarkan air dengan debit yang mencukupi. Itupun warga harus bergantian mengambil air untuk menjaga air tetap jernih.
Baca Juga: Jelang Pilkada, PDIP Gunungkidul Mulai Retak
"Lha mau bagaimana lagi. Untuk mandi dan cuci serta memasak perlu air. Jadi saya harus ambil sendiri. Anak-anak pergi merantau,"ujar Sumino, Rabu (22/7/2020) ketika ditemui di rumahnya.
Untuk mendapatkan air di sumber mata air terdekat ia memang harus berjalan kaki melintasi bukit yang berada di belakang rumahnya. Jalan terjal terkadang harus ia tempuh agar bisa mendapatkan air yang dikehendaki. Karena sudah memasuki usia lanjut maka ia hanya mampu berjalan satu kali untuk mendapatkan air, berbeda dengan tetangganya yang masih muda bisa sehari 3 kali mengambil air.
Ia terpaksa mengambil air sendiri ke sumber mata air yang jaraknya cukup jauh. Ia sengaja tidak membeli air seperti beberapa tetangganya karena dirinya harus menghemat pengeluaran. Masa pandemi Covid-19 ini membuatnya harus menghemat pengeluaran karena ia sudah tidak bisa bekerja lagi.
"Saya biasanya ikut bantu-bantu tetangga yang buka restoran di Pantai Nglambor. Karena sekarang baru tutup ya saya ndak dapat penghasilan,"paparnya.
Pujiyanto, warga Duwet yang lain mengatakan kali ini memang dirinya harus membeli air untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Untuk sampai ke rumahnya, ia harus menebus air 1 tangki ukuran 5.000 dengan harga Rp130.000. Ia terpaksa membeli air terutama untuk memenuhi kebutuhan sapi peliharaannya.
Baca Juga: Direstui PDIP Maju Pilkada Gunungkidul, Bambang-Benyamin Disebut Paduan Pas
"Saya baru beli sekali. Kebutuhan besar memang untuk sapi saya,"ujarnya.
Berita Terkait
-
Endress+Hauser Indonesia Bangun Infrastruktur Air Bersih di Pedesaan
-
Cek Fakta: Pramono Anum Sebut Layanan Air Bersih di Jakarta Hanya Mencapai 44 Persen, Apa Iya?
-
Serem! Video Ulat Jati 'Kuasai' Jalanan Gunungkidul, Benarkah Musim Ulat Tiba?
-
Viral! Pemotor 'Bersenjata' di Gunungkidul Dikira Klitih, Ternyata Musuhnya Ulat Jati
-
Pramono Janjikan Akses Air Bersih 100 Persen Tahun 2029
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Sunarso Dinobatkan Sebagai The Best CEO untuk Most Expansive Sustainable Financing Activities
-
Reza Arap Diam-Diam Tolong Korban Kecelakaan di Jogja, Tanggung Semua Biaya RS
-
Sayur dan Susu masih Jadi Tantangan, Program Makan Siang Gratis di Bantul Dievaluasi
-
Bupati Sunaryanta Meradang, ASN Selingkuh yang Ia Pecat Aktif Kerja Lagi
-
Data Pemilih Disabilitas Tak Akurat, Pilkada 2024 Terancam Tak Ramah Inklusi