"Kalau dosen, dia belum S2. Kalau berkeinginan untuk menjadi dosen iya," kata dia, kala dihubungi lewat sambungan telepon.
Saat diminta konfirmasi terkait kepemilikan alamat surel resmi laman UNU, Abdul Ghoffar menyayangkan kepemilikan akun tersebut.
"Cuma sayangnya mungkin karena kedekatan, tidak tahu, kok punya akun Universitas NU. Staff saya tegur, kok bisa. [Dijawab] Karena dulu kan dekat, lalu yang bersangkutan minta juga dibuatkan akun, ya dibuatkan," lanjutnya.
Ghoffar menambahkan, selama aktif menjadi 'volunteer' di lingkungan Universitas NU, Bambang Arianto tidak ada masalah, perilakunya di UNU juga biasa saja.
Baca Juga: Waduh! Gegara Tali Layangan, 13 Daerah di Jateng dan DIY Mati Lampu Semalam
"Cuma, setahun lalu kami tegur karena ada aduan dari Fatayat," tuturnya.
Ghoffar kembali menegaskan, sungguh sembarangan pihak atau individu yang menyebut bahwa BA adalah dosen di UNU.
"Belum ada secarik kertaspun yang menyatakan dia dosen UNU. Karena memang belum qualified. Dia belum S2, background S1 dia Akuntansi, S2 Fisipol, tapi kan di UNU tidak ada Fisipol," ujarnya.
Kemudian, Ghoffar menyebut, sempat suatu ketika Bambang Arianto menyatakan sangat ingin bergabung dengan UNU, hingga kemudian dia menempuh S2 bidang Akuntansi di sebuah perguruan tinggi swasta di Yogyakarta.
"Karena tidak memiliki kualifikasi menjadi dosen, Bambang Arianto hanya sekadar melakukan pekerjaan yang sifatnya sukarela. Karena UNU sama sekali belum mengeluarkan dana, untuk membayar BA. Membantu bukan mengajar sebagai dosen, tapi di forum yang sifatnya workshop, diskusi. Dia memang master tapi bidang politik, tapi kami gapunya prodi politik. Jadi, kira-kira volunteer kasarnya, [nama dia] tak ada di list karyawan," ucapnya.
Baca Juga: Update Covid-19 di DIY: Ada Tambahan 64 Kasus, Paling Banyak di Sleman
Ghoffar menyatakan, pihaknya masih akan mengadakan rapat internal bersama, membahas langkah yang tepat untuk diambil dalam menyikapi terseretnya nama UNU akibat pengakuan Bambang Arianto tersebut.
Berita Terkait
-
Anies Baswedan Pamer Cerita saat Kuliah di UGM Bareng Pramono Anung, Warganet: Jokowi Mana Punya
-
Mahasiswa Bisnis Perjalanan Wisata UGM Gelar Olimpiade Pariwisata #13 Tingkat Nasional
-
Resmi! Basuki Terpilih Jadi Ketum Kagama Gantikan Ganjar Pranowo
-
Apa Itu Catcalling? Bikin Aviani Malik Semprot Pendukung Paslon di Debat Pilkada Tangsel 2024
-
Senang Gibran Buka Layanan 'Lapor Mas Wapres,' Uceng UGM: Lapor soal Nepotisme Boleh?
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bau Badan Rayyanza Sepulang Sekolah Jadi Perbincangan, Dicurigai Beraroma Telur
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Sayur dan Susu masih Jadi Tantangan, Program Makan Siang Gratis di Bantul Dievaluasi
-
Bupati Sunaryanta Meradang, ASN Selingkuh yang Ia Pecat Aktif Kerja Lagi
-
Data Pemilih Disabilitas Tak Akurat, Pilkada 2024 Terancam Tak Ramah Inklusi
-
Fadli Zon: Indonesia Tak Boleh Lengah Usai Reog, Kebaya, dan Kolintang Diakui UNESCO
-
Dukung Pemberdayaan Disabilitas, BRI Hadir di OPPO Run 2024