Di sana, Turah mengaku ingin mencurahkan isi hati dan kekecewaannya. Ia ingin menyampaikan bahwa dirinya bukan seseorang yang melakukan pelecehan seksual. Dari kegiatan tersebut, Turah menduga ada salah satu orang yang menyampaikan curahan hatinya ke JA, sehingga membuat korban menjadi marah dan mengancam akan memperbesar masalah ini.
"Dalam pertemuan kedua, jujur aja aku merasa tertekan dan dipojokkan yang akhirnya aku mengikuti hasil pertemuan yang di mediasi oleh PERMIRA Tomsk," imbuh Turah.
Mengaku sudah mengikuti hasil pertemuan, Turah tidak terima dengan surat pernyataan yang sudah dipublikasikan. Ia menyebutkan, surat tersebut dibuat tanpa sepengetahuannya dan tidak dibubuhi tanda tangan miliknya, tetapi sudah disebarluaskan dengan narasi pelecehan seksual.
Turah beranggapan bahwa permasalahan dia dan JA seharusnya sudah selesai pada pertemuan kedua, di mana kedua belah pihak sepakat untuk tidak mengungkit masalah itu lagi. Namun, pada Agustus 2020, kasus dugaan pelecehan seksual kembali diungkit oleh pihak ketiga dengan narasi yang provokatif, kata dia.
Baca Juga: Merasa Dipojokkan, Turah Parthayana Klarifikasi Kasus Pelecehan Seksual
Menutup video klarifikasinya, Turah meminta kepada korban untuk menghubunginya secara langsung jika dari permasalahan pada November 2019 lalu masih ada hal yang mengganjal. Ia juga meminta akun Sandi untuk mencabut pernyataannya dan meminta maaf secara publik. Jika tidak, Turah mengancam akan menempuh jalur hukum atas pencemaran nama baik.
Sementara manajer Turah, Jehian Panagian Sijabat, melalui Twitter, mengaku menggunakan pandangan praduga tak bersalah untuk masih mendampingi Turah hingga saat ini. Berharap masalah ini tidak menjadi bola liar di dunia maya, Jehian juga melakukan pendekatan kepada JA maupun Sandi.
Jehian meminta korban dan Sandi selaku pembawa berita untuk melakukan laporan kasus secara legal, sehingga pernyataan mereka tidak hanya berupa tuduhan saja. Namun dari tanggapannya, Sandi merasa tidak perlu dilakukan langkah hukum karena perjalanan Turah masih panjang dan penting baginya sebagai penerima beasiswa untuk menghindari kasus berbau hukum.
"Menurut Sandi, Turah masih punya masa depan dan tidak perlu dibawa ke jalur hukum." tulis Jehian dalam cuitannya.
Baca Juga: Detik-Detik Pengasuh Ketahuan Cabuli Bayi Majikan Demi Puaskan Nafsu Suami
Berita Terkait
-
Dua Korban Sudah Melapor, Kemen PPPA Ajak Perempuan Lain Ungkap Pelecehan Dokter di Garut
-
Berapa Lama Waktu untuk Jadi Dokter Spesialis Kandungan? Viral Dokter di Garut Lecehkan Pasien
-
Tertangkap! Ini Tampang Pelaku Pelecehan di Stasiun Tanah Abang
-
Sosok Muhammad Syafril Firdaus, Dokter Kandungan yang Lecehkan Pasien di Garut
-
KAI Commuter Telah Temukan Pelaku Pelecehan Seksual di Stasiun Tanah Abang, Langsung Diblacklist
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
-
Perhatian! Harga Logam Mulia Diprediksi Akan Terus Alami Kenaikan
-
Baru Masuk Indonesia, Xpeng Diramalkan Segera Gulung Tikar
-
Profil Helmy Yahya yang Ditunjuk Dedi Mulyadi jadi Komisaris Independen Bank BJB
Terkini
-
Omzet Ratusan Juta dari Usaha Sederhana Kisah Sukses Purna PMI di Godean Ini Bikin Menteri Terinspirasi
-
Waspada Jebakan Kerja di Luar Negeri, Menteri Ungkap Modus PMI Unprosedural Incar Anak Muda
-
Dana Hibah Pariwisata Sleman Dikorupsi? Bupati Harda Kiswaya Beri Klarifikasi Usai Diperiksa Kejari
-
Empat Kali Lurah di Sleman Tersandung Kasus Tanah Kas Desa, Pengawasan Makin Diperketat
-
Guru Besar UGM: Hapus Kuota Impor AS? Petani Lokal Bisa Mati Kutu