Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Senin, 17 Agustus 2020 | 16:10 WIB
Sri Sultan Hamengku Buwono X saat menjawab pertanyaan wartawan seusai melaksanakan upacara peringatan 17 Agustus di Gedung Agung, Senin (17/8/2020). [Kontributor / Putu Ayu Palupi]

Meskipun masyarakat memiliki latar belakang, suku dan agama yang berbeda-beda, persatuan dan kesatuan jadi keniscayaan.

"Dari yang berbeda-beda, harapannya kita itu keniscayaan, itu kenyataan[yang harus dijaga], itu saja," paparnya.

Sementara Kepala UPT Malioboro, Ekwanto mengakui selama libur panjang HUT ke-75 RI, kunjungan wisatawan dari luar kota ke Malioboro  luar biasa banyak. Kunjungan paling banyak pada Sabtu (16/08/2020) mulai pukul 17.00 WIB hingga malam mulai dari parkir Abu Bakar Ali.

"Sehingga kami minta backup dari Satpol PP, dishub untuk membantu menjaga kelancaran lalulintas," ungkapnya.

Baca Juga: Serunya Zaskia Adya Mecca Upacara 17an dan Lomba Bareng Keluarga di Jogja

UPT Malioboro bahkan harus meminta bantuan 36 petugas Jogo Boro untuk menjaga titik-titik zona keramaian. Dibantu 24 satpol PP dan 24 petugas dishub memberikan arahan pada para pengunjung yang lalu lalang di Malioboro dan mengurai kerumunan.

Karenanya bukan berarti UPT Malioboro tidak menjaga kawasan Malioboro. Namun mereka kehabisan penjaga yang  bertugas mengawasi kawasan tersebut karena banyaknya pengunjung.

"Kalau di satu sisi kami dianggap tidak konsisten, ada betulnya juga. Karena jalan crowd (padat-red) sekali, kalau kami harus menyebrangkan maka akan jadi persoalan lagi. Tapi apa boleh buat," tandasnya.

Ekwanto menyebutkan, meski penuh sesak, UPT Malioboro mengklaim tetap memberlakukan pembatasan volume  pengunjung. Sebab di kawasan tersebut, volume pengunjung yang bisa berlalu lalang hanya 2.500 orang dengan jumlah masing-masing zona hanya 500 orang.

"Kalau lebih dari 500 di satu zona akan berbunyi alarm. Sempat juga kami tahan di arah utara karena crowd. Malioboro ramai di satu sisi kami senang sudah mulai ramai, tapi di sisi lain penuh kekhawatiran munculnya klaster," imbuhnya.

Baca Juga: Diduga Gelar Pesta Tanpa Protokol Kesehatan, Warganet Kecam Bar di Jogja

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More