Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Sabtu, 05 September 2020 | 18:05 WIB
Sejumlah warga gotong royong mengangkut sisa barang terbakar di Kampung Ngadiwinatan RT 56/RW 11, Ngampilan, Kota Yogyakarta, Sabtu (5/9/2020). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Warga Kampung Ngadiwinatan RT 56/ RW 11, Kelurahan/Kecamatan Ngampilan, Kota Yogyakarta meminta Pemkot segera memasang hydrant kering.

Hal itu untuk memudahkan masyarakat memadamkan api ketika terjadi kebakaran sewaktu-waktu

Ketua RT 56, Nugroho Purnomo Putra menuturkan jika kampung tempat tinggalnya merupakan permukiman padat penduduk dan rawan terjadi kebakaran.

Sehingga alat keselamatan untuk memadamkan api harus disiapkan pemerintah.

Baca Juga: Viral Video Suara Drumband Mistis Tengah Malam di Jogja, Warganet Curhat

"Kampung disini termasuk padat penduduk. Potensi kebakaran bisa saja terjadi, sehingga warga butuh alat bantuan pemadam jika kebakaran terjadi seperti kemarin (Jumat). Sebelumnya kami mengusulkan untuk pemasangan hydrant kering," kata Nugroho ditemui Suarajogja.id, Sabtu (5/9/2020).

Usulan tersebut sudah dilayangkan tiap pertemuan warga di tingkat RT dan RW. Kendati begitu aplikasi untuk pemasangan alat bantu pemadam tersebut belum mendapat tanggapan serius.

"Jadi belum dapat tanggapan dari Pemkot. Padahal jika terjadi kebakaran, mobil pemadam hanya bisa stand by di luar permukiman, sehingga hanya menarik selang ke dalam gang-gang rumah," katanya.

Nugroho menyebut apabila kampungnya dipasangi hydrant kering, potensi untuk memadamkan api saat terjadi kebakaran lebih cepat teratasi.

"Harapannya saat terjadi kebakaran, warga langsung mengambil selang dan memanfaatkan hydrant ini untuk memadamkan api di titik kebakaran," jelasnya.

Baca Juga: Tempat Singgasana Sultan, Siti Hinggil Keraton Jogja Punya Arti Khusus

Saat ini warga Ngadiwinatan hanya memanfaatkan sepeda motor roda tiga (Viar) ketika terjadi kebakaran. Bak motor tersebut diisi drum air dan menjadi sarana paling efektif karena bisa masuk ke dalam gang-gang kecil.

Warga asli Ngadiwinatan ini juga berencana mengajukan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang disiapkan di titik pos kamling yang ada di kampung setempat. Kendati demikian hal itu urung dilakukan lantaran rawan hilang.

"Sebenarnya pertolongan pertama yang saat ini penting untuk disiapkan di lokasi padat penduduk. Memang kebakaran kemarin baru sekali, namun untuk antisipasi dan penanggulangan kebakaran harus disiapkan dengan baik agar api tak membesar dan bisa menyelamatkan rumah warga," terang dia.

Dihubungi terpisah, Kepala Seksi (Kasi) Operasi Dinas Kebakaran (Damkar) Kota Yogyakarta, Mahargyo mengatakan jika perangkat kampung Ngadiwinatan sudah mengajukan pemasangan hydrant. Kendati demikian saat ini belum dapat ditindaklanjuti.

"(Warga) kampung Ngadiwinatan sudah mengusulkan, hanya saja tidak bisa serta merta ditindaklanjuti karena keterbatasan anggaran dan prioritas kebutuhan," ujar Mahargyo.

Meski demikian dirinya telah memetakan wilayah kampung mana saja yang padat penduduk. Nantinya pemasangan hydrant kering segera dilakukan.

"Kedepannya memang untuk wilayah yang tergolong padat penduduk dan tidak terjangkau kendaraan roda 4 (mobil pemadam) akan dibangunkan hydrant kering sebagai upaya pencegahan kebakaran. Namun masih kami koordinasikan dahulu," jelas dia.

Sebelumnya satu rumah milik warga Ngadiwinatan RT 56/RW 11, Kelurahan/Kecamatan Ngampilan hangus terbakar, Jumat (4/9/2020). Rumah milik wanita bernama Rubingah (70) terbakar sekitar pukul 06.10 wib.

Sebanyak tiga armada mobil pemadam diterjunkan untuk memadamkan api. Hingga kini pemilik rumah mengungsi ke rumah saudaranya yang tidak jauh dari kampung setempat. Atas insiden tersebut, Rubingah akan menerima bantuan dari pemerintah setempat.

Load More