SuaraJogja.id - Masyarakat Indonesia memiliki banyak potensi usaha yang berbasis pada kerajinan. Tidak sedikit pula masyarakat berhasil melihat peluang itu untuk menghasilkan karya seni yang bernilai ekonomi.
Seperti yang dilakukan oleh Suparno (40), warga Dusun Karangmojo, Trirenggo, Bantul yang berhasil mengembangkan kerajinan timbul yang biasa digunakan sebagai hiasan hingga mahar pernikahan.
Tidak tanggung-tanggung hasil kerajinan milik Suparno ini sudah didistribusikan ke kota-kota besar di Pulau Jawa bahkan hingga ke luar Jawa seperti Kalimantan, Lampung dan Medan.
Suparno menjelaskan bahwa sudah sejak 2010 lalu ia menggeluti kerajinan ini. Awalnya ia mengaku hanya iseng tertarik untuk memanfaatkan bahan limbah seperti kulit telur yang dibuang begitu saja.
Dari situ bakatnya mulai terasah dan terus berkembang hingga saat ini.
"Mulai sekitar tahun 2010 lalu cuma nyoba gimana caranya mendapatkan ide mendaur ulang bahan limbah, kulit telur dan lain-lain. Ternyata memang unik dan akhirnya berlanjut sampai sekarang ini," ujar Suparno kepada awak media saat ditemui di rumahnya, Kamis (10/9/2020).
Bapak dari satu anak ini mengaku terinspirasi dari menonton youtube. Setelah itu ia mencoba dan mempraktikan sendiri pembuatan kerjinan tersebut.
Pembuatan kerajinan itu pun sekarang tidak hanya mengandalkan dari kulit telur saja. Namun juga sudah menggunakan lem tembak yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menghasilkan tulisan atau gambar yang cantik.
Dikatakan Suparno, agar lebih tampak indah setiap gambar yang sudah selesai dibentuk akan dilapisi oleh kertas prada. Bisa dengan warna emas atau perak, semua menyesuaikan keinginan konsumen.
Baca Juga: Covid-19 di DIY Meroket Lagi, Muncul 50 Kasus Baru
"Nanti setelah digambar akan diberikan atau saya lapisi dengan kertas prada warna emas atau perak agar kesannya lebih mewah. Ternyata peminatnya juga bisa dibilang cukup banyak," ungkapnya.
Pria yang hanya lulusan STM ini membuktikan keterbatasan pendidikan yang diperolehnya tidak lantas membuatnya tidak bisa menciptakan sesuatu yang berdaya jual tinggi. Dengan tekad dan ketekunan yang kuat, ia berhasil meyakinkan masyarakat untuk membeli karya-karyanya.
Suparno menuturkan selain menjual hasil keseniannya dari rumah dan lewat pameran-pameran, ia juga merambah pasar online untuk pemasarannya. Menurutnya mahar menjadi produk kesenian yang paling sering dipesan pelanggannya.
Kerajinan milik Suparno tersebut dibanderol mulai dari harga Rp35.000 hingga yang paling mahal bisa mencapai Rp1 juta. Harga itu akan bergantung dengan kerumitan detail setiap tema lukisan yang dibuat.
"Pesanan sebenarnya pasang surut tapi rata-rata sebulan bisa menerima sekitar 7 sampai 10 buah. Kalau pesanan mahar kadang saya kerjakan sendiri untuk lainnya bisa juga dibantu 3 orang," terangnya.
Diungkapkan Suparno kesulitan yang masih dialaminya hingga saat ini terkait dengan pemasaran. Meski begitu pihaknya tetap masih terus berinovasi demi mencari peluang pasar yang ada.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Jadwal PSIM Yogyakarta vs PSBS Biak Resmi Alami Perubahan, Maju Satu Hari
-
Pastikan Keamanan Ibadah Natal 2025, Polda DIY Sterilisasi Puluhan Gereja
-
Tak Ada Larangan Kembang Api di Jogja, Masyarakat Diminta Rayakan Tahun Baru dengan Bijak
-
Tren Arus Libur Nataru Meningkat Tajam: 371 Ribu Kendaraan Masuk DIY
-
UMP DIY Diketok Rp2,4 Juta, Gunungkidul Tetap Terendah