Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 14 September 2020 | 14:50 WIB
Pilkada Serempak 2020

SuaraJogja.id - Belum memasuki masa kampanye namun suhu politik di Bantul sudah semakin panas. Hal ini ditandai dengan munculnya seorang oknum tak bertanggung jawab yang mencatut nama salah satu bakal calon bupati yakni petahana Suharsono.

Ketua Tim Sukses Pasangan Suharsono-Totok Sudarto (Noto), Arif Iskandar, membenarkan kabar pencatutan nama yang dialami oleh Suharsono tersebut. Bahkan diakui pencatutan nama itu sudah dilakukan dua kali, tepatnya pada tanggal 8 dan 13 September kemarin.

Dijelaskan Arif, untuk kejadian pertama sudah langsung diklarifikasi oleh pihak yang bersangkutan sehingga tidak berlangsung lebih lanjut. Sedangkan untuk yang terbaru terjadi pada 13 September malam yang melibatkan pimpinan pondok pesantren di salah satu wilayah di Bantul.

"Kita mendapat laporan berupa tangkapan layar bahwa ada oknum yang tidak bertanggungjawab melakukan pencatutan kepada nama bapak [Suharsono]. Kejadiannya semalam, orang itu mengaku bapak bahwa akan membantu pimpinan pondok pesantren tersebut," kata Arif saat dihubungi awak media, Senin (14/9/2020).

Baca Juga: Satpol PP Bantul: Kali Kedua Langgar Protokol Kesehatan, Denda Rp100 Ribu

Dijelaskan Arif, pihaknya lantas melakukan pelacakan dengan bantuan putra Suharsono yang bertugas di Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia (Bareskrim Polri). Dalam pelacakan tersebut ditemukan bahwa nomor bersangkutan ternyata telah melakukan registrasi palsu.

Pasalnya dari pelacakan yang sudah dilakukan diketahui identitas nomor tersebut merupakan seorang perempuan yang berasal dari Pemalang, Jawa Tengah dengan profesi sebagai petani.

"Lalu tadi saya sudah laporkan kepada Kanit Intel Polres Bantul untuk ditindaklanjuti. Untuk laporan resmi nanti akan saya koordinasi dulu dengan bapak," ungkapnya.

Arif menduga ada dua kemungkinan yang melatarbelakangi oknum tersebut melakukan pencatutan nama kepada Suharsono. Pertama murni penipuan kriminal yang memanfaatkan situasi saat ini. Kedua adalah untuk melakukan kampanye hitam guna memberikan semacam janji atau harapan palsu kepada pihak-pihak tertentu.

"Misalnya saja berjanji memberikan bantuan pada bulan depan tapi setelah ditunggu ternyata tidak ada maka nama bapak Suharsono akan dituduh sebagai penipu. Saya duga arahnya akan ke sana," jelasnya.

Baca Juga: Pemkab Bantul Dapat Hibah Bendung Tegal Senilai Rp159 Miliar

Atas kejadian ini, Arif mengimbau kepada masyarakat luas untuk lebih berhati-hati dan waspada dengan penipuan semacam ini. Selain itu masyarakat juga diharapkan lebih aktif untuk melaporkan sesuatu yang mencurigakan kepada pihak-pihak terkait.

"Memang kasus mengatasnamakan seseorang ini kan unsurnya macem-macem, jadi jangan sampai tertipu. Kalau memang ada yang mencurigakan bisa langsung konfirmasi ke kita," ucapnya.

Selain pencatutan nama, Arif juga telah melaporkan munculnya tiga sampai empat spanduk yang berbau provokatif di Krapyak Wetan, Panjangrejo, Pundong kepada Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Bantul. Pihaknya meminta Satpol-PP untuk menurunkan spanduk tersebut karena dianggap meresahkan dan dapat mengadu domba pendukung bapaslon masing-masing.

"Tadi saya laporkan ke Satpol-PP karena memang ada spanduk yang tidak bertuan atau tidak ada identitas. Selain itu juga bahasanya provokatif dan mengadu domba pendukung satu dan lainnya sehingga dapat menimbulkan keresahan masyarakat. Alasan itu yang cukup menjadi dasar untuk kita sampaikan ke Satpol-PP," katanya.

Menurutnya jika tidak segera diambil tindakan dari yang berwenang akan banyak muncul spanduk lain yang serupa. Pihaknya tidak ingin Pilkada Bantul tahun ini justru malah memecah belah masyarakat Bantul.

"Pilihan boleh beda tapi keutuhan nomer satu," pungkasnya.

Sementara itu Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasat Pol PP) Bantul Yulius Suharta, membenarkan beredarnya spanduk yang berbau provokatif tersebut. Setelah mendapat laporan tersebut pihaknya langsung melakukan tindakan untuk penuruan beberapa spanduk tersebut.

"Benar tadi ada sekitar 3-4 spanduk yang dilaporkan meresahkan warga. Sudah kami turunkan tadi," kata Yulius.

Load More