Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 16 September 2020 | 19:44 WIB
Bupati Bantul Suharsono (kiri) bersama Ketua Kelompok Tani Lahan Pasir Manunggal Subandi (kanan) hadir dalam kegiatan lelang cabai merah di bekas bangunan bekas Sub Terminal Agribisnis (STA) di Dusun Gadingharjo, Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, atau selatan Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) Pantai Samas, Rabu (16/9/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Kelompok Tani Lahan Pasir Manunggal Bantul menggelar pasar lelang komoditas cabai merah di bekas bangunan bekas Sub Terminal Agribisnis (STA) di Dusun Gadingharjo, Desa Srigading, Kecamatan Sanden, atau selatan Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) Pantai Samas, Rabu (16/9/2020).

Lelang ini bertujuan untuk mencari harga terbaik cabai agar dapat lebih menguntungkan bagi petani.

Ketua Kelompok Tani Lahan Pasir Manunggal Subandi mengatakan, panen cabai merah di lahan pasir, terutama untuk akhir-akhir ini, dapat dikatakan menurun. Hal itu disebabkan oleh cuaca yang tidak mendukung.

Subandi menjelaskan, cuaca tidak mendukung ini bukan karena hujan atau panas yang, tapi lebih kepada cuaca yang terjadi di laut.

Baca Juga: Sempat Ditolak, IPAL Bondalem Bakal Dibangun di Lahan Seluas 2 Hektare

Pasalnya, tantangan utama petani cabai merah di lahan pasir ini adalah air garam yang tinggi yang terbawa dari embusan air laut.

Subandi mengungkapkan, jika cuaca di laut sedang mendukung, panen cabai merah para petani di lahan pasir tersebut bisa mencapai 20-25 ton per hektare. Namun jika cuaca laut tidak mendukung, hasil panen hanya akan berkisar di angka 16-17 ton per hektare.

"Sebenarnya Rp10.000 sudah untung. Kalau seperti kemarin Rp3.000-4.000, itu rendah sekali. Lelang ini jelas membantu, karena memang harganya jadi bisa lebih tinggi lagi dan merata, tidak hanya untuk kelompok tani di sini saja," ujar Subandi kepada awak media, Rabu (16/9/2020).

Lelang cabai itu sendiri akan dimulai dengan para pedagang yang menuliskan harga penawaran pada sebuah kertas yang lalu dimasukkan ke dalam kotak yang telah disediakan. Jika semua sudah terkumpul, panitia lantas akan membuka satu per satu untuk mencari pemenang dengan harga penawaran yang tertinggi.

"Penawaran dari pedagang bervariasi, tapi tetap akan dipilih yang tertinggi sebagai pemenang lelang," ucapnya.

Baca Juga: PDIP Diterpa Kampanye Hitam Jelang Pilkada, Idham Samawi: Ngga Kaget!

Subandi mengungkapkan, penjualan cabai merah dengan menggunakan sistem lelang bukan kali ini saja diterapkan. Terhitung sudah sejak beberapa tahun ke belakang para petani di pesisir Bantul sudah mulai menggunakan sistem lelang sebagai salah satu sistem penjualan hasil panen.

Menurut Subandi, sistem lelang masih menjadi pilihan para petani karena hasil lelang cukup memuaskan. Berkat sistem lelang ini, harga cabai yang biasanya sedang anjlok bisa lebih terangkat.

"Kalau dijual sendiri-sendiri nanti harganya pasti beda-beda. Nah biar sama, kita lelangkan saja agar petani mendapatkan harga tertinggi. Intinya biar harganya tidak rendah," tegasnya.

Subandi mengatakan, lelang ini sudah menjalin komunikasi langsung dengan pusat atau dari berbagai pasar besar di Indonesia. Oleh sebab itu, patokan harganya pun sudah menyesuaikan harga yang telah disepakati oleh pasar.

Sementara itu, Bupati Bantul Suharsono berharap, para petani, khususnya yang berada di pesisir pantai selatan, bisa memanfaatkan lahannya untuk mendongkrak ekonomi masyarakat. Ia juga berpesan, jika memang ada kesulitan atau permasalahan yang dihadapi, mereka bisa langsung lapor kepada pemerintah daerah untuk dibantu lebih lanjut.

"Kalau ada persoalan langsung bilang saja, nanti kita akan koordinasikan juga dengan ahlinya. Intinya kita memfasilitasi," kata Suharsono.

Load More