Namun, Farhan bercerita bahwa pernah dalam satu hari kegiatan balap lari liar itu mengundang kerumunan massa dalam jumlah yang besar. Diperkirakan jumlahnya mencapai ratusan orang hingga akhirnya dibubarkan oleh pihak kepolisian.
Pada Sabtu (11/9/2020), ratusan orang berkumpul di Jalan Kaliurang (Jakal). Farhan menyebutkan bahwa suasananya terlihat sangat ramai.
Ada pelari liar dan juga penonton. Ada sebagian yang datang tidak untuk berlari atau sekadar menonton, tetapi juga memasang taruhan.
“Biasanya ya uang, ratusan ribu,” terang Farhan.
Baca Juga: 1 dari 13 Pasien Positif Covid-19 di Bantul Meninggal Tanpa Penyakit Bawaan
Menurutnya sendiri, kegiatan lari liar tidak perlu sampai dibubarkan oleh pihak kepolisian. Ada banyak hal positif yang bisa didapatkan. Bukan cuma faktor kesehatan, balap lari liar, kata dia, juga terbukti untuk memperluas jaringan pertemanan.
Sependapat dengan Farhan, pemilik warung kopi di Condongcatur, Herdian, mengatakan hal yang sama. Kegiatan balap lari liar seharusnya tidak perlu menjadi target pembubaran aparat kepolisian.
Kegiatan itu tidak diadakan di jalan besar seperti Jakal. Di mana pun lokasinya sebenarnya sah-sah saja untuk digunakan sebagai arena lomba. Dengan catatan, lokasi sudah bisa disebut sepi agar tidak mengganggu aktivitas warga.
“Maka dari itu, lari liar biasanya pada malam hari. Jam 11 malam lah. Karena waktu itu kan biasanya jalanan sudah sepi. Tinggal bilang aja, ‘Pak numpang lari’,” katanya.
Warung kopi milik Herdian sendiri sudah kerap dijadikan lokasi pilihan atlet lari liar untuk beraksi. Meski berdekatan dengan rumah warga, tetapi hal tersebut tidak menjadi hambatan. Sebab, sejauh ini warga sekitar tidak merasa keberatan.
Baca Juga: Diduga Sakit Jantung, Petani di Sewon Tewas Saat Panen Tebu
Herdian melihat, minat masyarakat terhadap olahraga mendadak naik sejak merebaknya wabah corona, begitu juga dengan tren balap lari liar. Selain mendukung, Herdian juga bersedia memberikan secangkir kopi secara cuma-cuma untuk pemenang.
Berita Terkait
-
1 dari 13 Pasien Positif Covid-19 di Bantul Meninggal Tanpa Penyakit Bawaan
-
Mantap! Jogja Kini Punya Tempat Nongkrong Kece ala Beach Club di Bali
-
Ternyata! Suaminya Sendiri yang Antar PSK Solo Layani 6 Pria Hidung Belang
-
Mau Balap Lari di Samarinda? Siap-siap Ditangkap Polisi!
-
Galau Rumahnya Terdampak Tol Jogja, Sejumlah Warga Bentuk Grup Mujahadah
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Tipe SUV Juni 2025: Harga di Bawah 80 Juta, Segini Pajaknya
- 36 Kode Redeem FF Max Terbaru 5 Juni: Klaim Ribuan Diamond dan Skin Senjata Apik
- 6 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Tranexamic Acid: Atasi Flek Hitam & Jaga Skin Barrier!
Pilihan
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
-
10 Mobil Bekas Punya Kabin Luas: Harga di Bawah Rp100 Juta, Muat Banyak Keluarga
-
Daftar 5 Pinjol Resmi OJK Bunga Rendah, Solusi Dana Cepat Tanpa Takut Ditipu!
-
Hadapi Jepang, Patrick Kluivert Akui Timnas Indonesia Punya Rencana Bagus
Terkini
-
KPK Dapat Kekuatan Super Baru? Bergabung OECD, Bisa Sikat Korupsi Lintas Negara
-
Pemkab Sleman Pastikan Ketersediaan Hewan Kurban Terpenuhi, Ternak dari Luar Daerah jadi Opsi
-
8 Tersangka, 53 Miliar Raib: KPK Sikat Habis Mafia Pungli TKA di Kemenaker
-
Dapur Kurban Terbuka, Gotong Royong Warga Kauman Yogyakarta di Hari Idul Adha
-
Masjid Gedhe Kauman Sembelih Puluhan Hewan Kurban, Ada dari Gubernur DIY