SuaraJogja.id - Bukan hanya menghadirkan berbagai acara menghibur dan menyelenggarakan pamera seni, FKY 2020 turut memberikan dukungan atas diadakannya Konferensi Pertunjukan dan Teater Indonesia 2020 yang berlangsung pada tanggal 10, 17, 23 dan 24 September 2020.
Menurut para akademisi dan praktisi, konferensi tahunan di bidang pertunjukan dan teater ini berguna untuk membantu banyak orang berkonfrontasi, mengelaborasi serta menyerap pengetahuan baru.
Hadirnya konferensi akademik di Indonesia juga disebut mampu menjembatani keterbatasan bahasa Inggris bagi sebagian kalangan akademisi seni serta praktisi dalam memahami perkembangan teori serta praktik teater dan juga pertunjukan.
Oleh karenanya, Rabu (23/9/2020) kemarin, FKY 2020 ikut menanyangkan rekaman pembukaan konferensi pada sesi keynote dengan sejumlah narasumber seperti Joned Suryatmoko (Direktur Konferensi Pertunjukan dan Teater) serta Dr. Lono Simatupang dari Universitas Gadjah Mada.
Tak ketinggalan pula ikut bergabung dalam sesi konferensi yakni Ugoran Prasad dari The Graduate Center – City University of New York/Garasi Performance Institute), Silvi A. Purba (Pengajar Jurusan Teater, ISI Yogyakarta) dan Juru Bahasa tentang perkembangan dan masa depan pertemuan teater serta kajian pertunjukan di Indonesia dilihat dari 20 tahun terakhir.
Sebagai refleksi terkait dunia teater, Ugoran Prasad sempat mengajak audiens untuk bergerak mundur, mengingat awal mula terbentuknya momen performance studies yang digagasnya bersama Dr. Lono Simatupang dan beberapa temannya.
"Waktu itu 2002, Mas Lono Simatupang baru selesai mengerjakan kajian doktoral, kami waktu itu sekelompok anak muda segera menangkap Mas Lono karena satu pendekatan yang sepertinya akan ditawarkan pada kami yakni kelokan paradigma performance studies," tutur Ugoran Prasad.
Dr. Lono Simatupang mengatakan, dirinya memang tertarik untuk menggabungkan ilmu antropologi dengan seni pertunjukan pada saat mengambil pendidikan S3.
"Jadi kenapa seperti itu, sebenarnya alasannya praktis waktu itu ingin ikut mengembangkan studi pengkajian seni pertunjukan di UGM begitu. Itu sebabnya saya mencoba mencari berbagai tempat yang memungkinkan antara gabungan antroplogi dan seni pertunjukan," tutur Dr. Lono Simatupang.
Baca Juga: Profil Butet Kartaredjasa, Seniman yang Handal Tiru Presiden Soeharto
Melalui tayangan streaming dari YouTube Festival Kebudayaan Yogyakarta 2020, Ugoran Prasad juga sempat memberikan ucapan selamat atas terselenggaranya Konferensi Pertunjukan dan Teater Indonesia. Dia berharap ke depannya dunia teater dan akting Tanah Air semakin berkembang serta mengukir prestasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
Kasus Korupsi Hibah Pariwisata Sleman, Dakwaan JPU Dinilai Belum Singgung Peran Harda Kiswaya
-
Kocak! Study Tour ke Kantor Polisi, Murid TK Ini Malah Diajarin Bentrok
-
Dakwaan Dugaan Korupsi Dana Hibah Pariwisata Sleman Seret Nama Raudi Akmal
-
Bantuan dari BRI Telah Jangkau Lebih dari 70 Ribu Masyarakat Terdampak di Sumatera
-
Korupsi Bupati Sleman, Kuasa Hukum Tegaskan Peran Raudi Akmal Sesuai Tugas Konstitusional DPRD