SuaraJogja.id - Seniman Butet Kartaredjasa mengunggah segmen baru di kanal YouTubenya, yakni Butet Mbagong. Dalam segmen tersebut, Butet membahas mengenai hal-hal seni yang menyangkut ayahnya, Bagong Kussudiardja. Bahasan pertama, mengenai Tari Yapong yang sering dikira berasal dari Betawi.
Dalam video berdurasi 9 menit lebih tersebut, Bagong menirukan gaya ayahnya yang terabadikan dalam bentuk patung. Bertelanjang dada, menggunakan sarung dengan handuk kecil tersampir di pundak, Butet duduk di sebelah patung ayahnya tersebut.
Tari Yapong diciptakan pada tahun 1977, ketika Pak Bagong mendapatkan tugas dari Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin. Ketika itu, Ali meminta Bagong membuat tarian yang memiliki fragmen dari tokoh Pangeran Jayakarta. Untuk itu, Bagong melakukan penelitian terhadap unsur kebudayaan dari ranah Betawi.
"Disana sangat terkandung budaya Cina, budaya Arab, budaya Melayu, budaya Sunda, dan budaya Jawa. Maka motif-motif koreografi yang ada dalam pertunjukan fragmen Pangeran Jayakarta itu dimuati dengan kekuatan-kekuatan etnik tersebut," ujarnya.
Baca Juga: Tak Ada Zona Hijau, Semua Kawasan Sleman Jadi Tempat Penularan COVID-19
Tari Yapong merupakan tarian yang menggambarkan kegembiraan remaja putri di Betawi pada era tersebut. Setelah fragmen Jayakarta diperankan dalam bentuk tari. Tarian itu dicopot, berdiri sendiri sebagai tari yang tunggal dan diberi nama sebagai Tari Yapong.
Lihat video selengkapnya DISINI
Dalam vidoenya, Butet ikut menyelipkan momen pertunjukan Tari Yapong yang dibawakan oleh sekelompok gadis. Mereka berlenggak-lenggok dengan senyum tulus dan ceria yang tergambar di wajah. Kostum yang dikenakan dengan paduan warna merah dan merah muda menimbulkan kesan keceriaan seorang gadis.
Musik yang dibawakan diselingi dengan suara para pria yang seolah memberikan sorakan dalam setiap gerakan yang dibawakan para penari tersebut. Gemerincing musik yang mengiringi menambah kesan suasana yang meriah dalam keceriaan para remaja gadis itu.
Menutup videonya, Butet menyampaikan pesan, bagi masyarakat yang ingin belajar untuk membawakan tarian tersebut bisa datang ke Padepokan Seni Bagong Kussudiardja di Kembaran, Tamantirto, Kasihan, Bantul.
Baca Juga: Massa Berkerumun di Pengundian Paslon Pilkada Sleman, Bawaslu Bereaksi
Sejak diunggah Kamis (24/9/2020), video tersebut sudah ditonton lebih dari 660 kali. Ada 76 pengguna YouTube yang menekan tanda jempol dan beberapa memberikan komentar. Tidak sedikit yang mengapresiasi konten baru Butet tersebut, sekaligus memuji kreatifitas Bagong dalam menciptakan tarian.
Berita Terkait
-
Ibadah Kebudayaan Indonesia Kita ke-43: Semangat Gotong Royong Demi Putra Sang Maestro
-
Turun ke Jalan Gabung Massa Aksi Kawal Putusan MK, Butet: Ini Masalah Menyelamatkan Bangsa!
-
Usai Ganjar, Giliran Megawati Hadiri Pameran Seni Butet Kartaredjasa di Galeri Nasional
-
Mengenal Sosok Joko Pinurbo, Penyair Ternama yang Meninggal Dunia Hari Ini
-
Soal Ini Ganjar Ikut Pemerintah, Pernyataan Lamanya Disinggung Lagi
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Jawaban Menohok Anak Bungsu Ruben Onsu Kala Sarwendah Diserang di Siaran Langsung
Pilihan
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
Terkini
-
Peringatan Dini BMKG Terbukti, Sleman Porak Poranda Diterjang Angin Kencang
-
Sultan HB X Angkat Bicara, Polemik Penggusuran Warga Lempuyangan Dibawa ke Keraton
-
Konten Kreator TikTok Tantang Leluhur Demi Viral? Keraton Yogyakarta Meradang
-
'Saya Hidupkan Semua!' Wali Kota Jogja Kerahkan 10 Mesin untuk Tangani 300 Ton Sampah Per Hari
-
Curhat Petani Gulurejo, Ladang Terendam, Harapan Pupus Akibat Sungai Mendangkal