Sejak kecil, Ayu mengakui bahwa dirinya memang sosok yang suka bercerita kepada kedua orangtuanya. Ia merasa bahwa kegiatan bertutur tersebut merupakan suatu hal yang menyenangkan. Dari bercerita juga, ia merasa mendapatkan banyak hal yang bisa dijadikan pelajaran.
Ada banyak sumber yang menjadi ide cerita anggota Rumah Dongeng Mentari untuk bertutur dan bercerita. Mulai dari kisah dalam buku-buku, cerita rakyat hingga karangan pribadi para anggota. Namun, Ayu juga mengakui sangat berhati-hati dalam menyampaikan cerita yang dituturkan.
Ia menilai tidak semua cerita rakyat layak untuk disampaikan. Biasanya Ayu membatasi cerita yang mengandung unsur perselingkuhan atau kutukan oleh orang tua. Sebab beberapa cerita juga bisa jadi masuk dalam kategori cocok hanya untuk usia-usia tertentu saja, sehingga dinilai lebih baik tidak digunakan.
"Dongeng itu cerita yang layak diterima sama anak-anak dan punya nilai yang dijadikan pelajaran hidup gitu," terang Ayu.
Baca Juga: Unggah Foto Wisata Malam di Jogja, Netizen Soroti Soal Kerumunan
Setiap kegiatan Rumah Dongeng Mentari sendiri dinilai bisa diterima untuk berbagai kalangan. Ayu juga menceritakan bahwa mendongeng sendiri merupakan sebuah kegiatan yang bisa dinikmati oleh siapapun. Seperti salah satu pendongeng asal Korea Selatan yang pernah ia undang, penutur itu membawakan dongeng percintaan untuk remaja dengan analogi hewan-hewan yang lucu.
Satu dekade berjalan, Ayu mengakui jika tujuan mereka untuk memperkenalkan budaya tutur sudah cukup tercapai. Namun, bersama dengan Rumah Dongeng mentari ia juga ingin mencapai target-target lainnya. Salah satunya adalah mereka percaya bahwa dongeng yang diperdengarkan kepada anak setiap hari bahkan bisa mengubah karakter bangsa.
"Semoga semakin populer budaya mendongeng ini di tengah-tengah kita. Semoga semakin banyak orangtua yang mendongeng langsung kepada anaknya, dan semoga semakin banyak guru yang bercerita kepada anak didiknya. Semoga kegiatan mendongeng tidak menjadi kegiatan yang menyulitkan," tutup Ayu mengakhiri sesi wawancara.
Berita Terkait
-
Kapan Pemutihan Pajak Kendaraan Jogja Tahun 2025 Dibuka? Ini Info Tanggalnya
-
Gaji Rp18 Juta di Jakarta atau Rp9 Juta di Jogja? Pahami Dulu Biaya Hidup Kota Ini
-
5 Rekomendasi Mie Ayam Jogja Murah Seharga Kantong Mahasiswa
-
Pasar Literasi Jogja 2025: Memupuk Literasi, Menyemai Budaya Membaca
-
Asmara yang Bukan Dongeng: Ketika Ramayana Tak Lagi Sakral
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
Terkini
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan