Selanjutnya sekitar tahun 2015 atau 2016, saat media sosial Instagram mulai akrab digunakan masyarakat. Tiga bersaudara itu merasa perlu membentuk satu kegiatan yang cukup besar untuk Rumah Dongeng Mentari. Dimana sebelumnya, komunitas mereka sempat vakum selama satu tahun karena tiga bersaudara itu tengah berada di luar Yogyakarta.
Akhirnya pada tahun 2016, mereka mencoba mengenalkan kegiatan mereka dalam mempromosikan budaya bertutur kepada masyarakat. Ketika itu, Ayu dan saudaranya memutuskan untuk menggelar sebuah Pagelaran Dongeng Jogja di Hutan Pinus Mangunan. Tanpa disangka, mereka berhasil mendatangkan ribuan orang untuk mendengarkan dongeng yang mereka bawakan.
Berawal dari satu acara di tengah pohon pinus tersebut, mereka mulai membuka lowongan untuk relawan yang ingin membantu mereka mempromosikan budaya tutur. Keberadaan para relawan akhirnya membuat Rumah Dongeng Mentari juga menggelar berbagai acara lainnya. Seperti kelas mendongeng dan sebagainya.
"Sebenarnya untuk Rumah Dongeng Mentari ini memang komunitas tapi kita punya legal hukum di bawah yayasan. Yayasannya, namanya Rumah Dongeng Mentari sih," terangnya.
Baca Juga: Unggah Foto Wisata Malam di Jogja, Netizen Soroti Soal Kerumunan
Sepuluh tahun berjalan, Rumah Dongeng Mentari hingga saat ini masih berjalan sebagai sebuah komunitas yang berada di bawah payung hukum yayasan. Tidak hanya mendatangkan banyak kegiatan, semenjak Pagelaran Dongeng Jogja yang pertama, mereka juga menerima semakin banyak kegiatan di luar komunitas.
Misalnya saja, Rumah Dongeng Mentari dipercaya untuk mengelola program CSR milik beberapa perusahaan ke dalam beberapa kegiatan yang melibatkan anak-anak. Tidak jauh dari mendongeng, berbagai kegiatan dengan pihak luar tetap mencantumkan dongeng sebagai bagian acara.
Rumah Dongeng Mentari juga berkembang dengan mendatangkan para penutur dari berbagai negara. Hal tersebut dilakukan dengan harapan agar masyarakat bisa melihat alternatif dongeng dan penutur dari berbagai daerah. Termasuk, para penutur dengan ragam genre yang tetap bisa tersampaikan secara menyenangkan.
"Ada cerita juga dari teman-teman pendongeng tuli. Jadi akhirnya kita juga banyak berkolaborasi sih," imbuh Ayu.
Sejak Pagelaran Dongeng Jogja yang pertama, acara tersebut rutin dilakukan setiap tahunnya. Mereka juga secara konsisten menggelar acara tersebut di Hutan Pinus Mangunan.
Baca Juga: Top Nikmatnya, 5 Rekomendasi Angkringan Kopi Joss di Jogja
Ayu juga menjelaskan, bahwa sejak awal mereka sudah mengkonsep acara tersebut untuk selalu digelar di tempat terbuka. Lokasi Hutan Pinus sendiri dianggap jadi tempat yang memungkinkan untuk menggelar kegiatan mendongeng.
Berita Terkait
-
Kapan Pemutihan Pajak Kendaraan Jogja Tahun 2025 Dibuka? Ini Info Tanggalnya
-
Gaji Rp18 Juta di Jakarta atau Rp9 Juta di Jogja? Pahami Dulu Biaya Hidup Kota Ini
-
5 Rekomendasi Mie Ayam Jogja Murah Seharga Kantong Mahasiswa
-
Pasar Literasi Jogja 2025: Memupuk Literasi, Menyemai Budaya Membaca
-
Asmara yang Bukan Dongeng: Ketika Ramayana Tak Lagi Sakral
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
Terkini
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan