Misalnya saja, Rumah Dongeng Mentari dipercaya untuk mengelola program CSR milik beberapa perusahaan ke dalam beberapa kegiatan yang melibatkan anak-anak. Tidak jauh dari mendongeng, berbagai kegiatan dengan pihak luar tetap mencantumkan dongeng sebagai bagian acara.
Rumah Dongeng Mentari juga berkembang dengan mendatangkan para penutur dari berbagai negara. Hal tersebut dilakukan dengan harapan agar masyarakat bisa melihat alternatif dongeng dan penutur dari berbagai daerah. Termasuk, para penutur dengan ragam genre yang tetap bisa tersampaikan secara menyenangkan.
"Ada cerita juga dari teman-teman pendongeng tuli. Jadi akhirnya kita juga banyak berkolaborasi sih," imbuh Ayu.
Sejak Pagelaran Dongeng Jogja yang pertama, acara tersebut rutin dilakukan setiap tahunnya. Mereka juga secara konsisten menggelar acara tersebut di Hutan Pinus Mangunan.
Ayu juga menjelaskan, bahwa sejak awal mereka sudah mengkonsep acara tersebut untuk selalu digelar di tempat terbuka. Lokasi Hutan Pinus sendiri dianggap jadi tempat yang memungkinkan untuk menggelar kegiatan mendongeng.
Libatkan relawan
Memasuki satu dekade, Ayu merasa keberadaan Rumah Dongeng Mentari sudah cukup membawa masyarakat untuk lebih mengenal budaya bertutur dan mendongeng. Ia merasa senang, saat ini mulai ada orangtua-orangtua yang bahkan mau belajar untuk bisa membacakan dongeng untuk anaknya. Sejauh ini, ia melihat masyarakat mau mengenal budaya mendongeng dan mempraktekkannya kepada orang sekitar.
Secara komunitas, Ayu juga merasa bahwa pertumbuhan relawan berjalan sangat cepat. Ia menilai semakin banyak orang yang menyadari keberadaan mereka. Bahkan, pihaknya kerap menerima pertanyaan dari masyarakat mengenai pembukaan pendaftaran untuk relawan.
"Meskipun jalannya masih panjang, tapi kita cukup senang sudah ada relawan yang bisa melakukan itu bahkan mereka juga ada yang membuat semacam Rumah Dongeng Mentari yang lain di rumah mereka," ujarnya.
Baca Juga: Unggah Foto Wisata Malam di Jogja, Netizen Soroti Soal Kerumunan
Dalam setiap acara, Rumah Dongeng Mentari membutuhkan jumlah relawan yang beragam. Mulai dari tiga orang hingga empat puluh orang relawan dalam kegiatan yang berbeda-beda. Ayu menjelaskan, jika keterlibatan para relawan ini secara sukarela tanpa ada perjanjian timbal balik yang diberikan.
Kesetiaan para relawan dalam membantu setiap acara Rumah Dongeng Mentari tanpa upah dinilai Ayu berangkat dari tujuan yang sama dengan mereka. Para relawan sama halnya ingin bisa berkembang, tidak hanya dalam aktivitas namun juga dalam pengetahuan masing-masing orang.
Lestarikan budaya tutur
Di tengah teknologi yang semakin maju, dan dunia yang berubah menuju sistem digital, Ayu merasa bahwa kedekatan antara orangtua dengan anak adalah hal yang penting. Seperti sentuhan dan suara dari orangtua kepada anak, merupakan hal yang belum bisa tergantikan oleh apapun, bahkan gadget sekalipun.
Namun, Ayu menjelaskan jika pihaknya tidak pernah menilai gadget sebagai sebuah wadah yang salah. Di tengah pandemi, mereka juga terus mengunggah kegiatan mendongeng dalam beberapa platform.
"Kegiatan mendongeng itu mendengarkan langsung suara kepada anaknya, kemudian mengusap-ngusap kepalanya secara langsung. Itu tidak bisa digantikan dan harus dilakukan secara terus sih," tutur Ayu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
Buntut Keracunan Siswa, Pemkab Bantul Panggil Seluruh SPPG Cegah Insiden Serupa
-
Cuaca Ekstrem Ancam DIY: Dua Kabupaten Tetapkan Status Siaga
-
Di Samping Sang Ayah: Posisi Makam Raja PB XIII Terungkap, Simbol Keabadian Dinasti Mataram?
-
Jalur yang Dilewati Iring-iringan Jenazah PB XIII di Yogyakarta, Polda DIY Siapkan Pengamanan Ekstra
-
Tragedi Prambanan: Kereta Bangunkarta Tabrak Kendaraan, Palang Pintu Tak Berfungsi?