SuaraJogja.id - Tangan-tangan perajin batik di Kulon Progo mulai bergerak kembali menggoreskan canting cap yang berisi lilin ke atas kain. Berbagai motif batik ini masih dalam proses awal pengerjaan sebelum nantinya dikenakan oleh masyarakat luas.
Tidak ada perbedaan kualitas yang berkurang dari setiap goresan itu setelah hampir enam bulan lamanya para perajin tidak menerima pesanan. Memang baru bulan ini, kerajinan batik di Kulon Progo kembali menggeliat setelah anjlok sebagai dampak dari pandemi Covid-19.
“Sekarang ini baru mulai bangkit lagi, setelah kemarin benar-benar sepi tidak ada orderan masuk,” kata perajin batik, Bayu Permadi, kepada awak media, Minggu (27/9/2020).
Bayu, yang juga sebagai pemilik dari Sembung Gallery, menuturkan, pada Februari hingga awal Maret lalu perajin masih mendapatkan beberapa pesanan untuk dikerjakan. Namun setelah itu, sepinya pesanan mulai dirasakan olehnya.
Baca Juga: LIPI Ingatkan Tsunami Besar Bisa Berulang, Buktinya Ada di Kulon Progo
Kondisinya diperparah saat memasuki April hingga Juli. Bagaimana tidak? Dalam periode tersebut, pesanan batik sudah tidak lagi diterima oleh perajin. Di sisi lain, pihaknya juga masih dipusingkan dengan urusan menggaji buruh batik yang bekerja dengannya selama ini.
"Masuk bulan Agustus dan September ini, kita baru mulai menggeliat lagi. Orderan mulai kembali masuk," ujarnya.
Bayu menyampaikan, segala cara dan inovasi dilakukan pihaknya untuk terus menunjang operasional. Salah satu cara yang digunakan Bayu adalah meminta perajin untuk lebih sadar teknologi.
Artinya, di masa pandemi Covid-19, yang saat ini masih berlangsung, kemajuan teknologi informasi menjadi cara ampuh yang bisa dimanfaatkan oleh para perajin.
Dari situ, pihaknya menawarkan secara online hasil karya para perajin batik itu.
Baca Juga: Tagih Ganti Rugi, Bapak Anak Ini Nekat Segel Proyek Rel Kereta Bandara YIA
"Pasar online yang menyasar lebih banyak dan luas masyarakat mulai terasa dampaknya. Tiga bulan itu pasar tinggal 20 persen, sekarang sudah kembali sampai 80 persen,” ungkapnya.
Ia menyampaikan, berkat mujurnya pasar online tersebut, perajin yang sebelumnya tidak mendapat pesanan bisa menjual hingga 2.000 lembar kain batik.
Meskipun jumlahnya belum kembali seperti saat sebelum pandemi, yang bisa mencapai 3.500 lembar per bulan, tapi ini menjadi angin segar bagi para perajin.
Pasalnya sampai saat ini, pihaknya masih mengandalkan pasar online saja karena pemasaran secara konvensional belum sepenuhnya kembali normal.
Sementara itu perajin batik lainnya, Umbuk Haryanto, menyebutkan bahwa saat ini seragam sekolah menjadi incaran para perajin. Hal itu sebagai respons dari tahun ajaran baru anak-anak sekolah, yang dianggap sebagai sebuah harapan baru perjain untuk mendapatkan pesanan.
"Pasar umum juga sudah mulai kita digarap, tapi seragam geblek renteng yang memang wajib untuk anak sekolah ini bisa jadi harapan baru untuk industri batik bisa bangkit lagi," ujar Umbuk.
Berita Terkait
-
LIPI Ingatkan Tsunami Besar Bisa Berulang, Buktinya Ada di Kulon Progo
-
Tagih Ganti Rugi, Bapak Anak Ini Nekat Segel Proyek Rel Kereta Bandara YIA
-
Terpapar Klaster Arisan, 6 Pedagang Pasar Pripih Positif Covid-19
-
Duit Habis, Kalurahan di Kulon Progo Tak Sanggup Biayai Shelter Covid-19
-
Identitasnya Dicatut Penipu Ponpes, Bupati Kulon Progo Buka Suara
Terpopuler
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Simon Tahamata Kasih Peringatan Program Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia Terancam Gagal
- Ketegaran Najwa Shihab Antar Kepergian Suami Tuai Sorotan: Netizen Sebut Belum Sadar seperti Mimpi
Pilihan
-
Cinta Tak Berbalas! Ciro Alves Ingin Bertahan, Tapi Persib Diam
-
Kronologis Anak Kepsek di Bekasi Pukul Siswa SMP Gegara Kritik Dana PIP
-
LG Mundur, Danantara Investasi di Proyek Baterai Kendaraan Listrik Bareng CATL
-
Profil Pembeli SPBU Shell di Seluruh Indonesia: Citadel dan Sefas
-
Bareskrim Nyatakan Ijazah SMA dan Kuliah Asli, Jokowi: Ya Memang Asli
Terkini
-
Moratorium Hotel Sumbu Filosofi Diberlakukan, PHRI Desak Penertiban 17 Ribu Penginapan Ilegal
-
Kelanjutan Soal Besaran Pungutan Ekspor Kelapa, Mendag Ungkap Hal Ini
-
Kabupaten Sleman Diganjar ANRI Award, Bupati Ungkap Strategi Jitu Pelestarian Arsip
-
UMKM di Indonesia Melimpah tapi Lemah, Mendag: Kebanyakan Ingin Jadi Pegawai
-
Koperasi Merah Putih Didukung, Peneliti Fakultas Peternakan UGM Ingatkan Ini agar Tak Sia-sia