Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Mutiara Rizka Maulina
Senin, 28 September 2020 | 17:30 WIB
Butet ngobrol dengan pemilik warung soto kemangi di di Banguntapan, Bantul. - (YouTube/ Butet Kartaredjasa)

SuaraJogja.id - Seniman Butet Kartaredjasa mengenalkan salah satu sajian soto yang jadi favoritnya. Sama seperti sebelumnya, pilihan lauk tambahan seperti iso, babat, dan jeroan sapi lainnya jadi hal yang tidak bisa dilewatkan oleh Butet.

Dalam video makan-makannya yang terbaru, Sabtu (26/9/2020), Butet menunjukkan dirinya mendatangi salah satu depot soto kemangi di Jogja. Sejak awal, ia sudah menunjukkan pilihan lauk tambahan kesukaannya, yakni iso, babat, dan daging sapi.

"Kalau ada yang enggak suka daging sapi, ini ada opsi daging ayam, ini nanti tinggal dirajang-rajang juga. Lalu ada opsi telur bebek," terang Butet dalam videonya.

Sambil berdiri di samping pedagang yang sedang menyiapkan pesanan, Butet membayangkan sensasi kuah soto yang dicampur dengan cabai yang sudah direbus. Ia menyebut sensasi panas yang muncul di langit-langit mulut.

Baca Juga: Hari Pariwisata Sedunia, Bantul Gelar Sendratari di Alam Terbuka

Butet tengah berkunjung ke Soto Tahu Bapak Marsudi di Banguntapan, Bantul kala itu. Berbeda dengan soto lainnya, kata Butet, sajian soto ini dilengkapi potongan tahu ke dalam mangkuk, bersama dengan komposisi soto lainnya. Satu mangkok soto ini dihargai Rp15.000.

Sementara tambahan lauk seperti daging sapi, empal, dan babat iso, masing-masing Rp15.000. Sedangkan ayam kampung seharga Rp20.000, dan gorengan lainnya Rp2.000. Selain itu, ada juga sate, mulai dari Rp3.000 hingga Rp4.000. Minuman baik jeruk atau teh hanya Rp3.000 per gelasnya.

Di setiap meja sudah disediakan sepiring kemangi, baik segar maupun agak layu, untuk dijadikan campuran dalam soto. Ada juga lauk tambahan yang lebih renyah, seperti keripik tempe, peyek kacang hijau, dan bayam yang terbungkus plastik di atas piring.

Selain sebagai soto tahu, tempat itu juga dikenal sebagai "soto kemasan" karena berada di kawasan desa Kemasan serta dikenal juga dengan nama "soto kemangi". Sejak 1952, tempat ini sudah menjual soto dengan tambahan kemangi.

"Jadi soto kemangi itu basis utamanya, tahu, nasi. Ada tahu, orang sering bilangnya enggak usah pakai nasi, karbohidratnya dari tahu," terang Butet sambil memasukkan kemangi ke mangkuknya.

Baca Juga: Rekonstruksi Balita Tewas di Sleman, AF Disudut Rokok dan Dipukul Kayu

Pengunjung yang datang bisa memilih sendiri lauk tambahan seperti daging dan jeroan sapi lainnya. Setelah memilih, lauk tambahan diberikan kepada pedagangnya untuk dipotong-potong. Lauk itu juga disajikan dengan guyuran kuah soto.

Butet menyantap soto kemangi di Banguntapan, Bantul. - (YouTube/ Butet Kartaredjasa)

Lihat video kuliner Butet DI SINI.

Hal unik lainnya dari soto ini adalah kuahnya yang dicampur rebusan cabai. Dalam dialog Butet dengan pemilik warung dijelaskan bahwa cabai tersebut direbus agar menjadi lebih empuk. Meski direbus dengan kuah soto, tetapi sensasi pedasnya tidak hilang.

Pengunjung juga bisa memesan seberapa banyak cabai yang ingin dicampurkan dalam kuah sotonya. Dari cerita pemilik warung, pernah ada pengunjung yang minta dicampurkan sepuluh cabai dalam satu mangkok. Mendengar hal itu, Butet terperangah membayangkan sensasi pedasnya.

Butet sendiri suka menambahkan kecap dalam sotonya. Bukan semata-mata agar terasa manis, melainkan Butet ingin kuah soto itu menjadi lebih berwarna. Saat menyuapkan sesendok nasi, iso, dan kemangi ke mulutnya, ia merasakan sensasi gurih dan pedas.

Sejak diunggah, video itu sudah disaksikan lebih dari 900 kali. Ada puluhan orang yang menekan tanda jempol dalam video tersebut. Ada banyak komentar yang merasa tergiur dengan video makan-makan Butet. Mereka juga menanyakan kapan Butet akan berkunjung ke tempat itu lagi.

Load More