SuaraJogja.id - Sebuah utas mengenai pengalaman seorang mahasiswa yang pernah menjadi tenaga intern di suatu brand lokal kosmetik viral di media sosial. Ia menceritakan pengalaman pribadinya ketika di-interview oleh suatu brand lokal kosmetik, yang kemudian dapat membuka sudut pandang warganet mengenai industri kosmetik.
Utas ini dibuat oleh akun Twitter @mithaaaaa11 pada Senin (5/10/2020) lalu dan saat ini telah mendapatkan 27 ribu suka, 7,5 ribu retweet, dan 356 tweet kutipan dari warganet.
Saat dihubungi SuaraJogja.id, perempuan bernama lengkap Paramita Nadia P mengatakan bahwa ia merupakan mahasiswa Jurusan Kimia di Universitas Indonesia (UI).
Di awal utasnya, ia menuliskan, "Mau cerita pengalaman gua yg ngebuka sudut pandang tentang beaty industry. Jadi gua pernah di interview salah satu brand lokal yg produknya lagi viral wkwkwkwkwwk."
Kemudian ia bercerita bahwa ia bisa diwawancarai untuk menjadi product development intern staff karena berkuliah di bidang MIPA.
"Gua di interview buat intern jadi staff product development karena ya gua kuliah sains gituu," tulis @mithaaaaa11 di utasnya.
BACA UTAS SELENGKAPNYA DI SINI.
Mahasiswa UI ini menjelaskan beberapa hal terkait dengan pengalamannya, yaitu kenapa brand lokal tidak ada yang membuat produk maskara, kemudian alasan mengapa produk SK II mahal, hingga mengapa brand lokal mengeluarkan shade range tidak sesuai dengan kulit wanita Indonesia. Ia juga membagikan review beberapa brand lokal skincare dan makeup.
Terkait dengan alasan mengapa di Indonesia belum memiliki brand lokal yang berani membuat produk maskara, hal ini ternyata karena di Indonesia, produk maskaranya telah dirajai oleh brand dari AS.
Baca Juga: Alami Jantung Bocor, Bocah Ini Masih Harus Keliling Jual Donat Cari Uang
"Alasan kenapa belom banyak brand lokal yg buat maskara karena, indonesia masih dikuasai maybell1ne as the best mascara brand. Gapercaya? Coba tanya temen yg kurang apdet maskara. Pasti kebanyakan jawabnya maybell1ne. Murah, banyak pilihan, gampang didapet," ungkap @mithaaaaa11.
Selanjutnya, ia menjelaskan alasan mengapa produk dari SK II memiliki harga yang mahal.
Ia menjelaskan, alasannya yakni, ada kandungan Pitera dalam produk SK II. Pitera atau Galactomyces Ferment Filtrate ini yang membuat SK II mahal karena Pitera sudah dihak patenkan oleh brand luar ini.
"Tapi teknologi dan cara mereka ngebuat 'pitera' yg mahal. Thats why kenapa pitera cuman ada di sk2 dan gabakal pernah ada yg bisa ngedupes sk2 sama persis banget banget. INGET. GABAKAL ADA," ujar Mita di utasnya.
Ia melanjutkan dengan pembahasan mengenai alasan brand lokal kosmetik memiliki shade range yang tidak sesuai dengan warna kulit Indonesia.
Ia mengungkapkan bahwa hal ini terjadi karena dari sisi bisnis, ketika suatu brand mengeluarkan satu shade saja, minimal harus membuat contoh produk sejumlah 1.000 buah. Ini merupakan peraturan dari pabrik. Maka, semakin banyak brand mengeluarkan shade, maka semakin banyak pula modal yang diperlukan.
Berita Terkait
-
Alami Jantung Bocor, Bocah Ini Masih Harus Keliling Jual Donat Cari Uang
-
Pintar tapi Mengulang Makul, Viral Cerita Mahasiswa Sengaja Tunda Kelulusan
-
Duh! Pria Ini Curhat Alami Penganiayaan oleh Istrinya
-
Viral Tawaran Murah Jadi Sugar Baby, Warganet: Sugar Daddy UMR Jogja
-
Mirip Sinetron! Pria Ini Datang Ke Pernikahan Mantan Istri
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Rusunawa Gunungkidul Sepi Peminat? Ini Alasan Pemkab Tunda Pembangunan Baru
-
Kominfo Bantul Pasrah Tunggu Arahan Bupati: Efisiensi Anggaran 2026 Hantui Program Kerja?
-
Miris, Siswa SMP di Kulon Progo Kecanduan Judi Online, Sampai Nekat Pinjam NIK Bibi untuk Pinjol
-
Yogyakarta Berhasil Tekan Stunting Drastis, Rahasianya Ada di Pencegahan Dini
-
Tangisan Subuh di Ngemplak: Warga Temukan Bayi Ditinggalkan di Kardus