"Twips tahu gak, ratusan org meninggal masuk lubang tambang yg tdk direklamasi perusahaannya. Di Kaltim saja sdh 30an org. Karena apa? Kebijakan yg menguntungkan pengusaha. Tdk ada yg ditindak tuh walau sudah diupayakan dg berbagai cara. Yang begini, kita juga perlu marah," tegas putri sulung Gus Dur ini.
Selanjutnya, ia juga membahas tentang UU Cipta Kerja. Ia bingung dengan keputusan pemerintah, karena menurutnya negara sebenarnya tahu bahwa UU Cipta Kerja akan berdampak besar bagi kehidupan dan memicu demo. Namun, tetap saja pemerintah dan DPR ngotot mengesahkan UU tersebut, padahal sedang pandemi.
Ia juga menambahkan uneg-unegnya tentang aspirasi organisasi besar di Indonesia yang juga tidak diindahkan oleh pemerintah.
"Mengapa aspirasi stakeholder besar seperti NU, Muhammadiyah, para akademisi yang meminta penundaan pembahasan RUUCK, tidak diindahkan? malah justru langsung disahkan di luar jadwal? Ada apa?" tutup Alissa dalam utasnya.
Baca Juga: Audiensi dengan Aliansi Bantul Bergerak, DPRD Bantul Janji Surati DPR RI
Utas yang dibuat oleh @AlissaWahid ini mengundang pro dan kontra dari publik. Ada yang setuju, tetapi ada juga yang menyoroti kata 'marah' yang diungkapkan oleh Alissa.
"Kemarahan tidak harus dengan tindakan anarkis dan vandalisme," tulis akun @suryobee.
"Mnrt saya, gak perlu pake marah. kl tdk setuju berdemo lah dgn kepala dingin. kl demo sambil menyimpan amarah, hampir dipastikan anarki. apalagi demo di Indonesia dlm jumlah besar sering bgt ditutup dgn anarki. kl anarki dan pengrusakan itu sdh kriminal," ujar akun @jeoricci2.
Selain itu, akun @baryoism juga turut menuliskan, "Love u Mba Alissa!!"
Reporter: Dita Alvinasari
Baca Juga: Sultan Sebut Kericuhan Demo Tolak UU Cipta Kerja di Jogja by Design
Berita Terkait
-
Mirip UU Ciptaker, Alissa Wahid Curiga RUU TNI Digeber Jelang Lebaran: Kalau Diam-diam, Itikad Apa?
-
Revisi UU TNI Bisa Legalkan Penggunaan Senjata di Ruang Sipil, Alissa Wahid: Ini Berbahaya!
-
Kasih Cak Imin Nilai Minus Satu, Putri Sulung Gus Dur Beri Jawaban Tak Terduga
-
Alissa Wahid: Pagar Laut Tangerang, Bukti Nyata Korupsi dan Penyalahgunaan Wewenang
-
SMA Sulthan Baruna Gelar Tes Kehamilan ke Siswinya, Alissa Wahid: Itu Diskriminasi Terhadap Perempuan!
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
-
Perhatian! Harga Logam Mulia Diprediksi Akan Terus Alami Kenaikan
-
Baru Masuk Indonesia, Xpeng Diramalkan Segera Gulung Tikar
-
Profil Helmy Yahya yang Ditunjuk Dedi Mulyadi jadi Komisaris Independen Bank BJB
Terkini
-
Omzet Ratusan Juta dari Usaha Sederhana Kisah Sukses Purna PMI di Godean Ini Bikin Menteri Terinspirasi
-
Waspada Jebakan Kerja di Luar Negeri, Menteri Ungkap Modus PMI Unprosedural Incar Anak Muda
-
Dana Hibah Pariwisata Sleman Dikorupsi? Bupati Harda Kiswaya Beri Klarifikasi Usai Diperiksa Kejari
-
Empat Kali Lurah di Sleman Tersandung Kasus Tanah Kas Desa, Pengawasan Makin Diperketat
-
Guru Besar UGM: Hapus Kuota Impor AS? Petani Lokal Bisa Mati Kutu