Saran dari Esperanza, ember tidak diletakkan langsung di atas tanah. Hal itu berfungsi untuk menjaga pH air agar menjadi lebih stabil. Air yang digunakan dalam ember sendiri disarankan merupakan air sumur.
Untuk rumah yang memiliki air dari PAM, disarankan air ditampung terlebih dahulu hingga muncul jentik-jentik nyamuk. Ia menjelaskan, jika dalam air PDAM biasanya terdapat kandungan kaporit yang tidak baik untuk lele. Sementara untuk pakan ikan lele sendiri disarankan disesuaikan dengan usia benih.
Perawatan budidaya ikan dalam ember cukup sederhana. Esperanza berpesan, penting untuk selalu mengontrol kadar air dalam ember. Penting juga untuk menjaga waktu makan lele; jangan sampai memberikan terlalu banyak pakan yang bisa menimbulkan ammonia dan menjadi racun untuk lele.
Maksimal, dalam waktu dua hingga tiga hari, biasanya air sudah berubah sangat keruh dan sangat bagus untuk digunakan menyiram tanaman. Air yang digunakan untuk menyiram tanaman setiap hari dinilai sangat bagus. Sebab, dengan begitu, akan terjadi sirkulasi air baru dalam ember ikan lele.
Baca Juga: Hobi Pelihara Ikan Hias Selama 25 Tahun, Nasib Ismayadi Makin Mujur
“Budidaya ikan lele ini sangat sesuai untuk masyarakat perkotaan, karena tidak membutuhkan lahan luas, cukup dengan lahan sempit bisa melakukan budidaya,” terangnya.
Menggunakan media ember, kegiatan budidaya ikan lele ini dinilai sangat sesuai untuk masyarakat perkotaan dengan lahan yang sempit. Begitu juga dengan anak kos yang ingin mencoba budidaya ikan lele sekaligus menanam sayur kangkung.
Ke depan, Esperanza dan rekan-rekannya akan mencoba melakukan budidaya ikan patin dan gabus dalam ember. Ketiga jenis ikan tersebut memiliki cara pemeliharaan yang tidak jauh berbeda. Dengan kondisi air tenang, budidaya tidak membutuhkan sirkulasi air terlalu sering supaya ketiga ikan itu bisa bertahan hidup dengan baik.
Dalam situasi pandemi, banyak hal mengalami perubahan, termasuk dalam rutinitas hidup masyarakat. Meski menjadi tren gaya hidup masyarakat di tengah pandemi, tetapi Esperanza yakin bahwa budidaya ikan dalam ember akan terus berlangsung hingga wabah berakhir. Sebab, lele sendiri merupakan jenis ikan konsumsi yang sehari-hari akrab dijumpai masyarakat, sehingga tren ini dinilai akan bertahan seterusnya.
Penjualan lele hasil budidaya dalam ember sendiri tidak jauh berbeda dengan budidaya lele dalam kolam. Bahkan dari kegiatan ini, Esperanza bisa menjual hingga seluruh peralatan yang digunakan dalam budidaya.
Baca Juga: Budikdamber, Solusi Kreatif Menjaga Ketahanan Pangan Selama Pandemi Corona
“Kesulitannya itu pada tahap awal sendiri kita kebingungan dengan jumlah lele yang ideal ada di dalam ember,” terangnya.
Untuk pemula sendiri, kegiatan budidaya ikan lele dalam ember dinilai cukup sederhana dan tidak banyak kesulitan yang dihadapi. Esperanza membagikan tipsnya kepada pemula yang ingin mencoba -- penting untuk memperhatikan kondisi air dan cara pemberian pakan yang sesuai dengan usianya. Dalam sebulan, Esperanza bisa menjual antara 20 hingga lebih paket budidaya ember.
Sebagai seorang penyuluh, ia juga kerap diminta untuk melakukan sosialisasi atau pelatihan kepada masyarakat. Dari modal awal hanya separuh harga jual paket yang diperdagangkan, ia sudah meraih keuntungan beberapa kali lipat hingga nominal jutaan rupiah.
Selain digunakan sendiri, Esperanza yang sejak awal sudah berniat untuk mencari kegiatan yang bisa memberikan edukasi untuk masyarakat juga turut mensosialisasikan program ini. Sekali lagi, ia menegaskan bahwa lele merupakan jenis ikan konsumsi yang sudah lumrah menjadi lauk makan masyarakat.
Sosialisasi yang ia lakukan juga dinilai mendapatkan respon yang positif dari masyarakat karena dalam lahan sempit yang dimiliki masih bisa dimanfaatkan untuk budidaya ikan. Ia berpesan kepada masyarakat untuk membudayakan konsumsi ikan, sebab budidaya ikan dalam ember sendiri dinilai bisa menjadi solusi ketahanan pangan keluarga.
Matahari bersinar terang tepat di atas kepala, hawa panas yang sejak tadi mengkungkung diri makin gencar membuat keringat mengucur di pelipis. Usai menceritakan perjalanannya bersama dengan budidaya ikan dalam ember, Esperenza kembali melanjutkan kegiatannya.
Berita Terkait
-
Hobi Pelihara Ikan Hias Selama 25 Tahun, Nasib Ismayadi Makin Mujur
-
Budikdamber, Solusi Kreatif Menjaga Ketahanan Pangan Selama Pandemi Corona
-
Raup Cuan Bisnis Ikan Cupang, Modal Ratusan Ribu Dapat Untung Puluhan Juta
-
Salah Lawan Arah, Awak dan Penumpang Bus Malah Persekusi Sopir Truk
-
Ternyata Cara Mengawinkan Ikan Cupang Mudah, Lho!
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- Keanehan Naturalisasi Facundo Garces ke Malaysia, Keturunan Malaysia dari Mana?
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Murah dari Merek Underrated: RAM hingga 12 GB, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
-
9 Mobil Bekas Tahun Muda di Bawah Rp100 Juta: Nyaman, Siap Angkut Banyak Keluarga
-
5 Mobil Bekas buat Touring: Nyaman Dalam Kabin Lapang, Tangguh Bawa Banyak Orang
-
6 Skincare Aman untuk Anak Sekolahan, Harga Mulai Rp2 Ribuan Bikin Cantik Menawan
-
5 Rekomendasi Mobil Kabin Luas Muat 10 Orang, Cocok buat Liburan Keluarga Besar
Terkini
-
Cilok vs Otak Cerdas Anak: Wali Kota Yogyakarta Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Mandiri Sahabat Desa Fokus pada 200 Keluarga Risiko Stunting di Yogyakarta
-
Raja Ampat Darurat Tambang? KLHK Investigasi 4 Perusahaan, Kolam Jebol Hingga Izin Bodong
-
Rapat di Hotel Dibolehkan, PHRI DIY: Jangan Omon-Omon, Anggaran Mana?
-
Sinyal Hijau Mendagri: Pemda Boleh Gelar Acara di Hotel, Selamatkan Industri Pariwisata Sleman?