Kembalikan Ular ke Habitat Aslinya
Setelah menyelamatkan ular yang masuk ke rumah warga, Yayasan Sioux Ular Indonesia tidak akan memelihara ular tersebut terus menerus atau bahkan menjualnya. Pengembalian ular ke habitatnya yang jauh dari pemukiman masyarakat menjadi hal yang rutin dilakukan.
Aji mengatakan biasanya Sioux di daerah Jogja akan melepaskan ular-ular hasil penyelamatan tersebut di sepanjang Sungai Opak dan Sungai Oyo. Ditambah lagi dengan beberapa cagar alam yang memang tidak berdekatan dari aktivitas warga.
"Jadi dari kota pindahkan ke tepi sungai besar karena ular nyaman di tepi sungai. Makanannya masih banyak. Tempat sembunyi dan air juga masih tersedia banyak," terangnya.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jogja Hari Ini, Minggu 18 Oktober 2020
Namun sebelum dilepaskan lagi, ular-ular tersebut akan disimpan dan dirawat terlebih dahulu. Hal itu disebabkan oleh ada beberapa kasus yang ditemukan bahwa ular tersebut dalam kondisi luka-luka saat penyelamatan.
Selain untuk menyembuhkan luka-luka yang ada pada ular, Sioux juga menjadikan ular-ular tersebut sebagai inventaris. Nantinya dari ular yang telah diselamatkam tadi akan dimanfaatkan untuk kepentingan edukasi pembelajaran kepada masyarakat.
"Sebelum dilepas akan dikeep dulu kita tes makan, kalau tidak stres akan kita lepas. Keep tergantung bisa seminggu atau bahkan dua bulan. Nah dari ular rescue yang kita keep ini yang kita manfaatkan untuk edukasi pembelajaran. Jadi kita tidak pernah jual beli. Kalau ada tangkapan baru misalnya cobra, nanti cobra yang lebih dulu ditangkap akan dilepas," ungkapnya.
Terkait dengan populasi ular di Jogja sendiri, kata Aji, secara sekilas masih terhitung aman. Meski tidak pernah menghitung secara persis populasi ular yang ada, hal itu diperkuat dengan pengamatan bahwa perburuan di Jogja masih terbilang belum marak. Setidaknya masih jauh jika dibandingkan dengan yang terjadi di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Dikatakan Aji, sebenarnya perburuan yang dimaksud itu untuk pesanan ular yang akan dikonsumsi. Seperti yang diketahui bahwa di Jogja sendiri juga terdapat beberapa restoran yang menyajikan menu ular.
Baca Juga: Kecelakaan Maut 3 Mobil di Jalan Jogja-Wonosari, 1 Korban Meninggal
Dari permintaan tempat makan itu saja, Aji dapat mengatakan bahwa mereka saat ini tidak lagi mengambil atau meminta stok dari Jogja. Justru permintaan atau pengambilan stok ular itu dari luar Jogja, seperti Ngawi, Kebumen dan Purwokerto.
Berita Terkait
-
Kopicek: Ketika Komunitas Mata Hati Mengubah Stigma Tunanetra Melalui Kopi
-
Photo Walk Ramean: Wadah Seru Buat Pecinta Fotografi Analog
-
6 Komunitas Womenpreneur Indonesia, Wadah Pemberdayaan Perempuan Pengusaha
-
KFAK: Ketika Komunitas Film Mampu Mematahkan Stigma 'Anak Kampung'
-
Ramadan di Jepang: Komunitas Muslim Berbagi dengan Tunawisma dan Ubah Stigma Islam
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Harga Emas Antam Berbalik Lompat Tinggi Rp23.000 Hari Ini, Jadi Rp1.777.000/Gram
-
Wall Street Keok, IHSG Diprediksi Melemah Imbas Perang Dagang Trump vs Xi Jinping
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
Terkini
-
Pengawasan Jebol hingga Daging Sapi Antraks Dijual Bebas, 3 Warga Gunungkidul Terinfeksi
-
Libur Lebaran di Sleman, Kunjungan Wisatawan Melonjak Drastis, Candi Prambanan Jadi Primadona
-
Zona Merah Antraks di Gunungkidul, Daging Ilegal Beredar? Waspada
-
Miris, Pasar Godean Baru Diresmikan Jokowi, Bupati Sleman Temukan Banyak Atap Bocor
-
Kawasan Malioboro Dikeluhkan Bau Pesing, Begini Respon Pemkot Kota Yogyakarta