SuaraJogja.id - Para peserta pasangan calon (paslon) Pilkada Gunungkidul masih banyak melakukan kampanye tatap muka. Jumlah pertemuan tatap muka pun mencapai ratusan kali jika diakumulasikan.
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Gunungkidul menyebut intensitas kampanye tatap muka paslon Pilkada Gunungkidul tertinggi di Indonesia.
Komisioner Bawaslu Gunungkidul, Rosita mengatakan merujuk pada data Bawaslu Gunungkidul tercatat ada 568 pertemuan kampanye tatap muka. Angka itu merupakan akumulasi selama 20 hari masa kampanye, terhitung sejak dimulai pada 26 September lalu.
"10 hari pertama tercatat ada 277 pertemuan, dan di 10 hari kedua mencapai 291 pertemuan," kata Rosita dihubungi pada Rabu (21/10/2020).
Kegiatan tatap muka paling banyak dilakukan oleh paslon nomor urut 1 Sutrisno-Mahmud dengan jumlah 139 kali pertemuan.
Kemudian kegiatan kampanye tatap muka paling banyak dilakukan oleh tim paslon nomor urut 2 yakni Immawan-Martanty dengan jumlah kegiatan tatap muka 54 kali.
Urutan ketiga tim Paslon nomor 3 Bambang-Benyamin tatap muka sebanyak 51 kali, dan urutan keempat pasangan nomor 4 Sunaryanto-Heri sebanyak 33 kali.
Dikatakan Rosita, dari kampanye tatap muka, mayortitas pelanggaran ada pada jumlah massa yang mengikuti kegiatan tatap muka melebihi aturan.
"Padahal, pada ketentuan PKPU Nomor 13 tahun 2020, jumlah massa maksimal hanyalah 50 orang saja. Kami sudah mencatat sejumlah paslon melakukan pertemuan tatap muka dengan jumlah lebih dari 50 orang," papar dia.
Baca Juga: Cegah Klaster Liburan, Dinpar Gunungkidul Ingatkan Protokol Kesehatan
Meski demikian, Wakil Kapolres Gunungkidul Kompol Supriantoro memastikan hingga saat ini situasi di masyarakat masih tetap kondusif. Kampanye tatap muka di Gunungkidul ini termasuk tinggi, namun sampai saat ini pelaksanaannya masih aman dan tertib.
"Sejauh ini, belum ada pembubaran dari kegiatan kampanye tatap muka tersebut. Tim kampanye tiap paslon hingga warga yang menjadi peserta dianggap masih mematuhi aturan protokol kesehatan pencegahan COVID-19,"paparnya.
Kalaupun jumlah peserta kampanye berlebih, Supriantoro mengatakan pihaknya meminta tim kampanye tiap paslon untuk membagi jumlah peserta. Bisa dengan menambah tempat terpisah atau membaginya menjadi dua sesi pertemuan.
"Jadi tidak bertumpuk di satu tempat, tetap maksimal 50 orang peserta sesuai aturan yang berlaku," jelasnya.
Walau belum ada pelanggaran atau pembubaran, Polres Gunungkidul tetap menyiagakan Bhabinkamtibmas hingga Intel di setiap lokasi kampanye. Mereka diminta untuk memantau proses pelaksanaan kampanye tatap muka agar tetap sesuai aturan.
Supriantoro menegaskan, tindakan pembubaran tetap diberikan jika protokol kesehatan tak dipatuhi. Namun jika tidak, kegiatan tetap boleh dilaksanakan dengan pengawasan penuh.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Punya Delapan Komisaris, PT KAI Jadi Sorotan Danantara
-
5 Rekomendasi HP Tahan Air Murah Mulai Rp2 Jutaan Terbaik 2025
-
Bak Langit dan Bumi! Gaji Anggota DPR RI vs Eks Bek Milan di Parlemen Georgia
-
Saham Jeblok, Bos Danantara Ungkap Soal Isu Ambil Alih BCA Secara Gratis
-
Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
Terkini
-
Ekspor Kemiri, Susu, Cabai: Yogyakarta Buktikan Bisa Jadi Lumbung Pangan, Ini Strategi Kementan
-
UMKM DIY Go Digital, Gojek Jadi Jurus Jitu Dongkrak Penjualan
-
Angelaida, Bocah 10 Tahun Asal Jogja, Bikin Bangga Indonesia di Ajang Ballroom Dance Internasional
-
Kronologi Lengkap: Bus Trans Jogja Tabrak Pejalan Kaki Hingga Meninggal di Sleman
-
Dulu Relawan Gempa, Kini Jualan Es: Perjalanan Berliku Eks Napi Teroris Kembali ke NKRI