SuaraJogja.id - Tangan pria 78 tahun ini dengan cekatan membersihkan sisa kembang yang berserakan di dalam pemakaman khusus. Sesekali dirinya mengelus nisan hitam yang bertuliskan Ki Maridjan Mas Panewu Surak Sohargo di TPU Srunen.
Marjoyono namanya, hampir 10 tahun sejak wafatnya juru kunci Mbah Maridjan, pria ini mendedikasikan diri untuk mengurus makam yang terletak di Pedukuhan Srunen, Kalurahan Hargobinangun, Kapanewon Cangkringan, Sleman.
"Setelah beliau wafat, masyarakat di sini berbondong-bondong memakamkan di wilayah Srunen. Sampai saat ini semuanya masih sering berziarah ke makam beliau," kata Marjoyono ditemui SuaraJogja.id, Jumat (23/10/2020).
Setiap harinya, ia selalu menerima puluhan rombongan dari luar kota yang ingin berziarah. Bersama istrinya, Marjo menyediakan puluhan bungkus kresek yang sudah diisi bunga seperti melati, mawar dan bunga untuk nyekar lainnya.
Dirinya tak pernah mematok harga. Pengunjung yang datang dipersilahkan mengisi kotak amal secara ikhlas. Marjo kerap menemani para peziarah untuk ikut mendoakan almarhum Mbah Maridjan. Hal itu dilakukan lantaran memiliki kapasitas sebagai penjaga makam mantan Juru Kunci Gunung Merapi.
Tak dipungkiri, situasi saat ini, dimana pandemi Covid-19 masih berkembang signifikan, mengurangi jumlah pengunjung atau peziarah.
Dalam sehari biasanya dia menerima 10 rombongan yang datang. Di tengah situasi saat ini kadang dalam sehari tak ada peziarah satu pun.
Marjo, selalu mengingat peristiwa erupsi 26 Oktober 2010 silam. Kala itu dirinya sudah diminta evakuasi oleh sejumlah relawan yang datang ke rumahnya.
Memang, dirinya tak segera pergi meninggalkan lokasi. Ada beberapa barang yang masih diupayakan untuk dipindahkan.
Baca Juga: Bantuan BPUM dari Presiden Cair, Antrean di Disdukcapil Sleman Mengular
Berkat paksaan puluhan relawan, 25 Oktober, sebelum Merapi meletus hebat, Marjo meninggalkan barang berharga dan hanya turun mengenakan pakaian seadanya.
Stadion Maguwoharjo, adalah tempat pengungsian yang saat itu ia tempati. Tepat 26 Oktober 2010 petang hari. Marjo merasakan getaran hebat serta bunyi ledakan kencang.
Merapi meletus dan semua masyarakat merasakan bencana dahsyat saat itu. Marjo mengingat bagaimana lokasi tempat pengungsiannya berubah menjadi abu-abu akibat hujan abu vulkanik.
Penglihatan sangat minim karena debu yang dihasilkan letusan Merapi. Tak banyak yang bisa dilakukan kakek empat cucu itu. Dirinya hanya mengikuti instruksi relawan dan pemerintah di tempat pengungsiannya.
Tak dipungkiri, tempat tinggalnya yang berada di Pedukuhan Srunen ikut terdampak dengan letusan tersebut. Sebagian bangunan hancur dan harus dilakukan renovasi.
"Saya lupa kembali ke rumah itu setelah 1 bulan atau lebih (pasca erupsi). Namun setelah dipastikan aman saya naik dan mengecek rumah. Kondisinya sudah rusak semua," kenang Marjo.
Berita Terkait
-
Sepuluh Tahun Berlalu, Begini Kondisi Gunung Merapi Menurut Mbah Asih
-
10 Tahun Erupsi Merapi, Penghayat Pahoman Sejati Gelar Ritual Keselamatan
-
Merapi Bakal Erupsi Lagi, BPPTKG Prediksi Letusannya Tak Seperti Tahun 2010
-
Peringati 10 Tahun Erupsi Merapi, Warganet Kenang Ngungsi Sampai Semarang
-
BPPTKG Ungkap Erupsi Merapi 10 Tahun Lalu Sedahsyat Letusan Tahun 1872
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Bupati Sleman Akui Pahit, Sakit, Malu Usai Diskominfo Digeledah Kejati DIY Terkait Korupsi Internet
- Pemain Keturunan Purwokerto Tiba di Indonesia, Diproses Naturalisasi?
Pilihan
-
Daftar 5 Mobil Bekas yang Harganya Nggak Anjlok, Tetap Cuan Jika Dijual Lagi
-
Layak Jadi Striker Utama Persija Jakarta, Begini Respon Eksel Runtukahu
-
8 Rekomendasi HP Murah Anti Air dan Debu, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Fenomena Rojali dan Rohana Justru Sinyal Positif untuk Ekonomi Indonesia
-
5 Rekomendasi HP 5G Xiaomi di Bawah Rp 4 Juta, Harga Murah Spek Melimpah
Terkini
-
Efek Prabowo: Pacuan Kuda Meledak! Harga Kuda Pacu Tembus Miliaran
-
Bahaya di Balik Kesepakatan Prabowo-Trump: Data Pribadi WNI Jadi Taruhan?
-
Dampak Larangan Study Tour: Keraton Jogja Ubah Haluan, Tawarkan Wisata yang Bikin Anak Betah
-
Fakta Sebenarnya Jurusan Jokowi di UGM: Bukan Teknologi Kayu? Teman Kuliah Ungkap Ini
-
Misteri Kemeja Putih Jokowi di Reuni UGM: Panitia Angkat Bicara!