SuaraJogja.id - Sekitar 20 mahasiswa Aceh Besar yang menempuh pendidikan di Yogyakarta terpaksa harus kehilangan tempat tinggalnya di Asrama Mahasiswa Aceh Besar, Jalan Sumatra nomor 2, Condongcatur, Sleman, DI Yogyakarta.
Pasalnya, masa sewa kontrak bangunan telah habis dan tak diperpanjang.
Keluarga Aceh Besar Yogyakarta (KABY) menilai bahwa tidak ada kepedulian Pemerintah Daerah Aceh Besar terhadap nasib mahasiswa yang tengah menjalani pendidikan di Kota Pelajar.
Padahal sebelumnya Ketua DPRK Aceh Besar Iskandar Ali berjanji mengalokasikan anggaran untuk perpanjangan masa sewa di asrama setempat.
Baca Juga: Pemusnahan Ladang Ganja Siap Panen di Aceh Besar
"Pihak Pemda berjanji untuk membantu, melalui eksekutif dan legislatif, tapi nyatanya sampai masa sewa berakhir tidak ada realisasinya," terang ketua Paguyuban KABY Redha Maulana, dihubungi SuaraJogja.id, Selasa (27/10/2020).
Redha melanjutkan, Bupati Aceh Besar Mawardi Ali juga tak menggubris persoalan yang sedang dihadapi mahasiswanya di Yogyakarta.
Sebelumnya Bupati juga memiliki visi untuk mendorong masyarakat mengembangkan diri dalam hal pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan komunitas.
"Jadi janji Bupati saat bertarung merebut kursi kepemimpinan pada Pemilu dulu tak pernah terealisasi, hanya janji-janji saja. Bahkan dua orang ini hanya menyampaikan omong kosong saja," terang dia.
Mahasiswa yang sudah menempati asrama sejak 2019 hanya bisa pasrah.
Baca Juga: Kabar Baik! Pasien Covid-19 Sembuh di Aceh Besar Jadi 945 Orang
Mulai Senin (26/10/2020) beberapa orang pindah ke indekos teman dan beberapa berpindah ke asrama provinsi.
"Jadi sudah setahun ini kami tempati dan rencananya berjanji untuk diperpanjang kembali. Per tanggal 20 Oktober 2020 lalu masa sewa sudah habis. Bahkan kami diminta untuk membayar dengan uang pribadi," katanya.
Sementara ini, kata Redha, pihaknya meminta waktu untuk pengosongan asrama selama dua pekan.
Ia dan mahasiswa terpaksa menggelontorkan uang sebesar Rp2 juta untuk masa pengosongannya.
"Sudah kami bayar senilai Rp2 juta untuk masa pengosongannya. Kami diberi waktu sampai 4 November untuk angkat kaki, itu uang pribadi. Kami cukup kecewa dengan sikap dan tak ada keperdulian Pemda terhadap masyarakat terutama yang tengah menempuh pendidikan di sini," tambah Redha.
Ia menjelaskan dirinya meminta agar janji tersebut ditepati. Mahasiswa meminta agar masa sewa asrama tempat tinggalnya diperpanjang.
Berita Terkait
-
Pemusnahan Ladang Ganja Siap Panen di Aceh Besar
-
Kabar Baik! Pasien Covid-19 Sembuh di Aceh Besar Jadi 945 Orang
-
Mahasiswi Jogja Dichat Polisi karena Dukung Demo, Polres Sleman Klarifikasi
-
6 Trik Mahasiswa Kos yang Udah Pro Hadapi Cuan Cekak di Akhir Bulan
-
Ingin Kibarkan Bendera Bintang Kejora, Mahasiswa Papua Bentrok dengan Ormas
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
- Simon Tahamata Dihujat Pendukung RMS: Ia Berpaling Demi Uang!
Pilihan
-
Shayne Pattynama Tulis Prediksi Skor Timnas Lawan China di Sandal
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP Terbaik 2025: Layar AMOLED, Harga Rp2 Jutaan
-
Manchester United Hancur Lebur: Gagal Total, Kehabisan Uang, Pemain Buangan Bersinar
-
Srikandi di Bali Melesat Menuju Generasi Next Level Dengan IM3 Platinum
-
30 Juta Euro yang Bikin MU Nyesel! Scott McTominay Kini Legenda Napoli
Terkini
-
Lewat Bola dan Sponsorship di GFL Series 3, BRI Tanamkan Nilai Positif ke Anak Muda
-
Hadiah Digital yang Bangkitkan Solidaritas Sosial, Klaim 3 Link Saldo DANA Kaget Ini
-
Moratorium Hotel Sumbu Filosofi Diberlakukan, PHRI Desak Penertiban 17 Ribu Penginapan Ilegal
-
Kelanjutan Soal Besaran Pungutan Ekspor Kelapa, Mendag Ungkap Hal Ini
-
Kabupaten Sleman Diganjar ANRI Award, Bupati Ungkap Strategi Jitu Pelestarian Arsip