Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Jum'at, 30 Oktober 2020 | 12:39 WIB
Dua pengunjung terlihat baru saja keluar dari venue FKY 2020 di Museum Sonobudoyo. (Suarajogja/Arendya)

SuaraJogja.id - Pihak Museum Sonobudoyo buka suara setelah ramai surat protes ucapan Natal dari warga Kampung Kauman, Ngupasan, Gondomanan, Jogja.

Warga Kampung Kauman melayangkan surat protes tersebut lantaran di pintu depan Museum Sonobudoyo terpasang hiasan dengan ucapan Selamat Natal dan Tahun Baru.

Kepala Museum Sonobudoyo Setyawan Sahli mengatakan, setiap tahun Museum memang rajin membuat ucapan selamat ketika tiba hari raya.

Namun, Museum Sonobudoyo kali ini ingin menghadirkan konsep yang berbeda tahun ini, dengan rangkaian lampu warna-warni membentuk tulisan “Selamat Natal dan Tahun Baru” lengkap dengan ilustrasi khas hari kelahiran Yesus Kristus.

Baca Juga: Kampung Kauman Jogja Protes Ucapan Natal dan 4 Berita SuaraJogja Lainnya

“Biasanya setiap tahun kami bikin pakai spanduk. Nah, tahun ini kami coba bikin yang beda dari biasanya. Kami bikin pakai lampu-lampu berwarna terus membentuk tulisan ucapan Selamat Natal dan Tahun Baru,” kata Iwan kepada Harian Jogja -- jaringan SuaraJogja.id, Kamis (29/10/2020) malam.

Iwan mengatakan, Museum Sonobudoyo bermaksud melakukan uji coba pemasangan hiasan itu.

Pada Rabu (28/10/2020) sore, Museum mulai memasang rangkaian lampu tersebut tepat di pintu masuk, menghadap Kraton Ngayogyakarta, kemudian langsung menghidupkannya.

Foto surat protes Kauman Yogyakarta protes ucapan Natal di Museum Sonobudoyo. (Twitter/@KatolikG)

Namun, ketika malam tiba, ada warga setempat yang datang ke Museum Sonobudoyo. Mereka meminta Museum mencopot hiasan berisi ucapan selamat Natal itu.

Iwan menuturkan, warga beralasan, perayaan Natal masih terlampau jauh untuk diberi ucapan. Selain itu, tambah Iwan, protes warga juga berkaitan dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Beredar Surat Protes Warga soal Ucapan Natal di Kampung Kauman Yogyakarta

“Warga minta kami nyopot. Ya, malam itu juga langsung kami copot,” ujarnya.

Pada Kamis, Museum Sonobudoyo juga menerima surat berisi protes keras dari warga setempat terhadap pemasangan hiasan berisi ucapan Natal.

Dalam surat tersebut tertulis, “...pemasangan itu berada di wilayah kampung yang menjadi ikon dan simbol Muslim di Yogyakarta, kami pandang sebagai sikap intoleran.”

Pihak Museum pun berencana membalasanya dengan surat permohonan maaf sebagai respons. Ia menilai, langkah itu merupakan wujud sikap terbuka. Toh, tambah Iwan, warga setempat ibarat wonge dewe.

“Kala museum menggelar acara, tak jarang warga setempat turut serta,” terang dia.

Load More