Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Rabu, 04 November 2020 | 07:12 WIB
Jalan kampung RT 20 RW 05 Pedukuhan Widoro Wetan, Kalurahan Bunder, Kapanewonan Patuk, Kabupaten Gunungkidul tertutup longsor, Selasa (3/11/2020). - (SuaraJogja.id/HO-BPBD Gunungkidul)

SuaraJogja.id - Setidaknya ada 12 Kepala Keluarga (KK) atau 40 orang warga RT 20 RW 05 Pedukuhan Widoro Wetan, Kalurahan Bunder, Kapanewon Patuk, Kabupaten Gunungkidul terisolir usai jalan masuk ke kampung mereka tertutup longsoran tanah dalam peristiwa tanah longsor yang terjadi pada Selasa (3/11/2020) sore.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul Edi Basuki mengungkapkan, hujan deras yang melanda kawasan Gunungkidul pada Selasa sore mengakibatkan tanah longsor di Widoro Wetan. Peristiwa tanah longsor tersebut berlangsung sekitar pukul 16.25 WIB.

"Jadi ada talut longsor sepanjang 10 meter, tinggi 4 meter," ungkap Eddy, Selasa malam ketika dikonfirmasi ke nomor pribadinya.

Selain talut setinggi 4 meter yang longsor, hujan deras juga mengakibatkan rumpun bambu di pedukuhan tersebut tumbang. Talut dan rumpun bambu yang longsor itu menutup akses jalan masuk ke ke RT 20.

Baca Juga: Dua Wilayah di Gunungkidul Ini Diprediksi Bakal Dilewati Badai La Nina

Akibat peristiwa tersebut, setidaknya ada 12 KK yang tidak bisa masuk ataupun keluar ke tempat tinggal mereka. Pasalnya, petugas dan relawan kebencanaan kesulitan untuk melakukan evakuasi akibat hujan yang masih berlangsung hingga Selasa malam.

"Rencananya kita akan kerja bakti besok pagi. Mudah-mudahan cuaca bersahabat," terangnya.

Pihaknya sendiri mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaanya terkait dengan makin tingginya intensitas hujan di wilayah Gunungkidul. Hal ini tidak lepas dari adanya fenomena La Nina yang terjadi di Samudra Pasifik.

Terpisah, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, berkaitan dengan adanya fenomena La Nina yang terjadi belakangan ini, maka curah hujan di Indonesia akan mengalami peningkatan 40% lebih.

Oleh karenanya, masyarakat harus meningkatkan kewaspadaannya, terutama akan munculnya potensi bencana hidrometeorologi.

Baca Juga: Sering Ingatkan, Bawaslu Gunungkidul Masih Temui Ribuan APK Langgar Aturan

"Angin kencang, banjir, ataupun tanah longsor bisa terjadi," ujar Dwikorita di Gedangsari, Selasa siang.

Menurut Dwikorita, Gunungkidul menjadi salah satu wilayah yang berpotensi dilanda bencana hidrometeorologi, di antaranya tanah longsor.

Untuk mengurangi intensitas bencana tanah longsor, maka warga perlu memikirkan kelancaran jalur resapan air ke dalam tanah.

Di samping itu, warga diharapkan juga melakukan penanaman pohon dengan jenis pohon yang mampu mengikat tanah lebih kuat, terutama di musim penghujan seperti sekarang ini.

Salah satu tanaman yang ia rekomendasikan untuk ditanam di daerah rawan longsor adalah pohon kayu putih.

"Pohon kayu putih akarnya memiliki daya cengkeram cukup bagus. Ada juga pohon alpukat, yang juga memiliki nilai ekonomi cukup tinggi," ungkapnya.

Kontributor : Julianto

Load More