Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 15 November 2020 | 19:10 WIB
Pengunjung memakai masker dan mencuci tangan sebelum memasuki wilayah Candi Prambanan, Minggu (15/11/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Pengelola Candi Prambanan terus memperketat protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di kawasannya. Hal itu terus dilakukan meski kunjungan wisatawan masih belum maksimal.

Pelaksana Tugas Pelayanan Pengunjung Obwis Candi Prambanan Sunardi mengatakan bahwa pengetatan protokol kesehatan ini dilakukan karena melihat masih banyaknya pengunjung dari luar daerah. Tidak ingin kecolongan, pengawasan dimaksimalkan di seluruh titik di kawasan obwis Candi Prambanan.

"Melihat posisi Candi Prambanan yang juga berada di perbatasan, Satgas Covid-19 Sleman dan Klaten juga ikut mengawasi," kata Sunardi kepada SuaraJogja.id di kantornya, Minggu (15/11/2020).

Sejauh ini protokol kesehatan terus dilakukan sejak pengunjung akan masuk ke kawasan candi. Mulai dari pintu masuk, pengunjung akan diminta untuk mencuci tangan setelah dinyatakan boleh masuk sesuai dengan kriteria suhu tubuh yang ditentukan.

Baca Juga: Sempat Bangkit, Kunjungan Candi Prambanan Lesu Lagi Tak Mampu Capai Kuota

Jika memang ditemukan pengunjung yang bersuhu tubuh lebih dari 37,3 derajat celsius, maka yang bersangkutan akan diminta untuk beristirahat sejenak di ruang karantina. Istirahat akan berlangsung selama 10 menit sebelum akhirnya nanti akan dilakukan pengecekan ulang oleh petugas.

"Jadi akan kita cek sampai maksimal tiga kali kalau memang suhu tubuh ternyata tidak turun. Sampai saat ini semua pengunjung masih normal, artinya kalau ada yang tinggi pun suhunya akan turun lagi," ucapnya.

Sunardi menyebutkan bahwa akibat masih dibatasinya kuota pengunjung yang datang, pihak pengelola pun akan melakukan tindakan tegas jika memang ada potensi penambahan pengunjung hingga melebihi kuota. Pengelola akan dengan tegas menolak pengunjung yang datang jika memang kuota sudah tercukupi.

"Nanti akan ditolak kalau sudah penuh kuotanya. Kita tidak berani melanggar aturan yang ada," tegasnya.

Lebih lanjut, penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 juga dilakukan dengan melaksanakan penyemprotan disinfektan secara rutin setiap hari. Penyemprotan dilakukan dua kali dalam sehari, saat pagi sebelum operasional dibuka dan siang setelah istirahat makan siang.

Baca Juga: Akhir Tahun, Candi Prambanan dan Borobudur Siap Terima 7.000 Wisatawan

Penyemprotan itu dilakukan kepada seluruh fasilitas yang sekiranya tersentuh baik sengaja atau tidak oleh pengunjung. Bahkan ada petugas yang selalu berjaga dengan berbekal megaphone untuk mengingatkan pengunjung selalu mencuci tangan.

"Menjaga terus protokol kesehatan itu menjadi yang terpenting. Kalau tidak patuh ya kami tidak bisa beroperasi," sebutnya.

Guna memaksimalkan penangangan, Candi Prambanan juga sudah menyiapkan dua unit mobil ambulans yang selalu berjaga di sekitar lokasi. Satu berada di depan atau di luar area candi dan satu lagi berada di dalam kawasan candi.

Disebutkan Sunardi, ambulans yang berada di luar untuk memberikan respons cepat ketika memang dibutuhkan atau saat ada pengunjung yang melebihi suhu normal dan telah dicek selama 3 kali. Pengunjung akan diberi pilihan untuk pulang secara mandiri atau langsung dibawa ke rumah sakit terdekat

Sementara untuk ambulans yang berada di dalam berjaga ketika ada pengunjung yang tiba-tiba merasa tidak sehat. Meski sudah dilengkapi dengan ketersediaan sarana dan prasarana penunjang ini diharapkan semua tetap sehat sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Petugas yang berhadapan langsung dengan pengunjung juga sudah kita wanti-wanti untuk selalu memperketat protokol kesehatan baik dari sendiri atau pengunjung. Memang kita sadari yang datang itu dari berbagai daerah," tandasnya.

Salah seorang pengunjung yang datang ke Candi Prambanan, Icha (26) mengaku memang perlu melewati beberapa titik untuk melakukan cuci tangan. Selain itu petugas juga mengukur suhu tubuh dan mengimbau untuk terus memakai masker.

"Iya tadi memang banyak tempat cuci tangan, bagus sih jadi merasa aman aja," ucap Icha yang datang berdua dengan temannya.

Menurutnya hal itu tidak merepotkan dan justru penting untuk dilakukan. Mengingat masa pandemi Covid-19 belum berakhir.

"Sudah bisa keluar dan liburan walaupun cuma deket rumah aja sudah senang. Jadi protokol kesehatan memang tidak masalah daripada malah ada apa-apa nantinya," kata perempuan asal kota Yogyakarta ini.

Load More