SuaraJogja.id - Pemda DIY meminta pengelola pondok pesantren (ponpes) untuk menunda pembelajaran luring, baik untuk santri yang lama maupun para santri baru. Hal ini penting menyusul makin banyaknya klaster penularan COVID-19 dari ponpes di Sleman dan Bantul.
Bahkan saat ini jumlah kasus positif di DIY sudah mencapai 5.645 kasus. Angka ini muncul setelah ada tambahan 89 kasus baru pada Jumat (27/11/2020).
"Tahun ajaran baru ini kalau memang santri belum di ponpes, saya imbau untuk jangan datang dulu, silakan di rumah masing-masing dulu,” ungkap Sekda DIY Baskara Aji di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Jumat siang.
Menurut Aji, bila ponpes memaksakan diri membuka pendaftaran bagi santri baru, maka dikhawatirkan akan menyebarkan virus ke ponpes. Apalagi dengan jumlah santri yang besar, maka ponpes akan kesulitan dalam mengatur aktivitas mereka.
Baca Juga: Lagi, Muncul Klaster Ponpes di Banyumas, 176 Santri Positif Covid-19
Ponpes akan kesulitan dalam mengatur penerapan protokol kesehatan (prokes). Sebab, interaksi para santri cukup tinggi meski sekolah menerapkan prokes.
“Siswa baru yang belum masuk ke ponpes lebih baik dipulangkan agar tidak berbaur dengan anak-anak lain. Kalau terjadi penularan maka akan masif,” ujarnya.
Bagi ponpes yang para santrinya sudah terinfeksi COVID-19, Aji meminta ponpes mengkarantina santri, baik yang positif maupun negatif.
Karantina harus dipisahkan agar para santri tidak saling berinteraksi.
Para santri yang positif pun jangan sampai dipulangkan ke rumah. Hal itu untuk menghindari penularan virus di keluarganya.
Baca Juga: Positif Covid-19 di Lembaga Pendidikan Sleman Meroket, Begini Kronologinya
Sementara itu terkait klaster yang juga muncul di perkantoran, Aji meminta Satpol PP untuk mengecek instansi-instansi.
Mereka harus memastikan ASN dan pegawai untuk menerapkan prokes dengan baik.
“Kalau ada pegawai di kantor yang positif, maka karyawan lain bisa work from home,” ujarnya.
Sebelumnya, Sekda Sleman Harda Kiswaya mengungkapkan, santri yang mau masuk ke ponpes diminta untuk melakukan rapid test terlebih dahulu.
Deteksi kesehatan ini penting untuk mengantisipasi penularan virus.
“Ini kan bagaimana kedisplinan kita diuji. [Penularan] virus kan biasanya datangnya dari santri yang masuk, karenanya semua orang yang masik sleman untuk menetap harus benar-benar dideteksi kesehatannya,” imbuhnya.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Lagi, Muncul Klaster Ponpes di Banyumas, 176 Santri Positif Covid-19
-
Positif Covid-19 di Lembaga Pendidikan Sleman Meroket, Begini Kronologinya
-
Kerumunan Jadi Penyebab Timbulnya Klaster Baru Covid-19
-
Antisipasi Timbul Klaster Baru, Jokowi Minta Libur Akhir Tahun Dikurangi
-
Siswa dan Guru Positif Covid-19, Gunungkidul Hentikan KBM Tatap Muka
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
- Simon Tahamata Dihujat Pendukung RMS: Ia Berpaling Demi Uang!
Pilihan
-
Shayne Pattynama Tulis Prediksi Skor Timnas Lawan China di Sandal
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP Terbaik 2025: Layar AMOLED, Harga Rp2 Jutaan
-
Manchester United Hancur Lebur: Gagal Total, Kehabisan Uang, Pemain Buangan Bersinar
-
Srikandi di Bali Melesat Menuju Generasi Next Level Dengan IM3 Platinum
-
30 Juta Euro yang Bikin MU Nyesel! Scott McTominay Kini Legenda Napoli
Terkini
-
Lewat Bola dan Sponsorship di GFL Series 3, BRI Tanamkan Nilai Positif ke Anak Muda
-
Hadiah Digital yang Bangkitkan Solidaritas Sosial, Klaim 3 Link Saldo DANA Kaget Ini
-
Moratorium Hotel Sumbu Filosofi Diberlakukan, PHRI Desak Penertiban 17 Ribu Penginapan Ilegal
-
Kelanjutan Soal Besaran Pungutan Ekspor Kelapa, Mendag Ungkap Hal Ini
-
Kabupaten Sleman Diganjar ANRI Award, Bupati Ungkap Strategi Jitu Pelestarian Arsip