Didukung tim SAR Boyolali, Lahar Bara dan Endro Sambodo menjadi relawan yang melakukan misi penyelamatan jenazah Eri di dalam kawah Merapi.
Tanpa mengenakan baju tahan api, Lahar dan rekannya berhasil mengevakuasi jasad Eri dari kawah 57. Jasad Eri saat itu dalam kondisi tengkurap berjarak 50 meter dari kawah 57.
"Benar saja, selang beberapa bulan kemudian, terjadi kecelakaan di puncak merapi, seorang pendaki terjatuh kedasar kawah, semua orang bingung tentang bagaimana caranya untuk mengambilnya, namun bagi kami, tak Ada yg perlu dikawatirkan karena kami sudah mengetahui seperti apa medan nya, harus lewat mana dan seberapa bahaya. Ternyata kami tak usah repot-repot membuat alasan atau pembelaan diri tentang kenapa kami nekat turun ke kawah, merapi menjawab semuanya, merapi membayAr lunas semua cibiran, semua caci maki," tulisnya.
aksinya viral
Berselang lima tahun kemudian, namanya kembali mencuri perhatian publik. Kali ini lewat aksinya yang memanjat Merapi hingga di dekat mulut kawah sambil merekam guguran yang terjadi.
Alasan Lahar Bara menaiki Merapi saat statusnya Siaga lantaran prihatin melihat para pengungsi yang terus bertanya-tanya apakah kondisi Merapi saat ini berbahaya atau tidak. Sebab sampai saat ini erupsi belum juga terjadi. Berbagai pertanyaan itulah yang akhirnya membuat Bakat Lahar Bara menemukan ide merekam video kondisi Merapi.
Berbekal niat mengedukasi masyarakat, dia lantas mendaki Merapi mulai pukul 02.00 WIB dan tiba di puncak sekitar pukul 06.30 WIB.
"Saya ditunjukkan guguran yang besar di situ. Di sana cerah, kelihatan semua kawah seperti apa. Saya cukup lama di situ. Batu yang saya injak itu bergetar hebat. Ternyata puncak sudah enggak ada. Sekitar puncak retak besar sekali," jelasnya.
Tetapi tindakannya itu tak sedikit menuai komentar dari publik termasuk di antaranya dari BPPTKG Yogyakarta. Kasi Gunung Merapi BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso mengungkapkan bahwa yang dilakukan Lahar Bara itu sangat berbahaya mengingat status Merapi yang sudah dalam kondisi Siaga.
Baca Juga: Mendekati Erupsi Merapi, Sleman Perpanjang Status Tanggap Darurat
Merespon informasi mengenai Merapi, Budi menyebut bahwa saat ini untuk memantau kondisi Merapi tak lagi perlu harus memanjat sebab pihaknya telah memiliki metode dan alat cukup memadai untuk memantau aktivitas Gunung Merapi.
"Sehingga tidak diperlukan misi ke puncak yang itu sangat berbahaya," ujarnya melalui siaran di YouTube BPPTKG pekan lalu.
Tag
Berita Terkait
-
Gunung Merapi-Semeru-Lewotolok Meletus Berurutan, Begini Kata PVMBG
-
Konsentrasi Karbon Dioksida Gunung Merapi Meningkat
-
Nekat! Relawan Naik Gunung Merapi demi Mitigasi
-
Terkena Material Gunung Merapi, Stasiun Pemantauan BPPTKG Rusak Parah
-
Gunung Merapi Alami 44 Kali Gempa Guguran, Levelnya Saat Ini Siaga
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik
-
Liburan Akhir Tahun di Jogja? Ini 5 Surga Mie Ayam yang Wajib Masuk Daftar Kulineranmu!
-
Jelang Libur Nataru, Pemkab Sleman Pastikan Stok dan Harga Pangan Masih Terkendali
-
Waduh! Ratusan Kilometer Jalan di Sleman Masih Rusak Ringan hingga Berat
-
Dishub Sleman Sikat Jip Wisata Merapi: 21 Armada Dilarang Angkut Turis Sebelum Diperbaiki