Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 02 Desember 2020 | 15:32 WIB
Bakat Setiawan atau Lahar Bara relawan yang viral usai mendaki hingga ke kawah Merapi saat statusnya Siaga beberapa waktu lalu. [Taufik Irvani / YouTube]

Alasan Lahar Bara menaiki Merapi saat statusnya Siaga lantaran prihatin melihat para pengungsi yang terus bertanya-tanya apakah kondisi Merapi saat ini berbahaya atau tidak. Sebab sampai saat ini erupsi belum juga terjadi. Berbagai pertanyaan itulah yang akhirnya membuat Bakat Lahar Bara menemukan ide merekam video kondisi Merapi.

Berbekal niat mengedukasi masyarakat, dia lantas mendaki Merapi mulai pukul 02.00 WIB dan tiba di puncak sekitar pukul 06.30 WIB.

"Saya ditunjukkan guguran yang besar di situ. Di sana cerah, kelihatan semua kawah seperti apa. Saya cukup lama di situ. Batu yang saya injak itu bergetar hebat. Ternyata puncak sudah enggak ada. Sekitar puncak retak besar sekali," jelasnya.

Tetapi tindakannya itu tak sedikit menuai komentar dari publik termasuk di antaranya dari BPPTKG Yogyakarta. Kasi Gunung Merapi BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso mengungkapkan bahwa yang dilakukan Lahar Bara itu sangat berbahaya mengingat status Merapi yang sudah dalam kondisi Siaga.

Baca Juga: Mendekati Erupsi Merapi, Sleman Perpanjang Status Tanggap Darurat

Merespon informasi mengenai Merapi, Budi menyebut bahwa saat ini untuk memantau kondisi Merapi tak lagi perlu harus memanjat sebab pihaknya telah memiliki metode dan alat cukup memadai untuk memantau aktivitas Gunung Merapi.

"Sehingga tidak diperlukan misi ke puncak yang itu sangat berbahaya," ujarnya melalui siaran di YouTube BPPTKG pekan lalu.

Load More