Menurut Bukhi, memang bukan hal mudah untuk memberikan pemahaman itu kepada orang lain. Walaupun memang di awal ada perasaan dan kesadaran untuk menerima, tetapi itu kadang tak bertahan lama.
Ada banyak distraksi yang membuat kesadaran di awal tadi hilang dan terbuang sebab tidak dikumpulkan kembali. Konsistensi menjadi hal yang paling susah dilakukan dalam menjalani gaya hidup ini.
Menurutnya, berterima kasih kepada hal-hal kecil bisa menjadi cara yang paling mudah untuk dilakukan. Rasa terima kasih itu akan menjadi rantai untuk sebuah aktivitas atau kegiatan yang bakal dilakukan di masa mendatang.
"Utamakan adab daripada ilmu, kalau kita lihat ada orang yang melakulan tindakan yang tidak sesuai dengan yang kita tahu. Jangan kasih tahu dulu ilmunya bahwa itu salah, tapi tunjukin aja dulu adabnya dengan kasih contoh dulu," sarannya.
Baca Juga: Mengintip Budi Daya Maggot di Sleman, Berdayakan Warga Terdampak Tol
Bukhi menambahkan, kehadiran Ranah Bhumi mendapat perhatian tidak hanya dari orang dewasa atau ibu-ibu di sekitar wilayahnya, tapi juga dari anak-anak muda. Harapannya itu menjadi bekal bagi anak-anak muda ini untuk terus berkembang ketika mereka memutuskan sesuatu di masa mendatang.
Sementara itu, salah satu pelanggan yang datang ke Ranah Bhumi untuk berbelanja, Karisa Saraswati (23), mengatakan bahwa memang sebenarnya ia sudah tertarik dengan gaya hidup dan produk-produk yang ramah lingkungan. Kebetulan juga kehadiran Ranah Bhumi ini seolah menjadi jalan untuknya lebih menekuni gaya hidup itu.
"Ranah Bhumi punya konsep, branding, dan penyajian informasi yang tepat untuk dapat dimengerti oleh orang-orang yang masih awam untuk memulai gaya hidup lebih ramah lingkungan ini. Itu yang membuat saya makin tertarik," kata Karisa.
Selain itu, Karisa juga menyoroti kehadiran Ranah Bhumi sebagai toko kelontong yang mendukung para petani lokal. Semisal salah satu produknya yang berbahan bunga telang didapat dari warga lokal sekitar Jogja.
"Aku pernah beli deodoran natural, bumbu masak seperti lada hitam, garam, yang mana itu diproduksi oleh warga lokal atau industri rumahan yang tidak terjamah oleh supermarket," ucapnya
Baca Juga: Prihatin Pertanian Terdampak Tol, Mardi Berdayakan Warga Budidaya Magot
Terkait harga produk yang lebih mahal dibandingkan dengan toko kelontong biasanya, Karisa sendiri tidak mempermasalahkan itu. Pasalnya, pembeli itu tahu yang membuat produk itu siapa hingga uang yang dibelanjakan itu menuju ke mana.
Berita Terkait
-
Pemprov Bali Disarankan Belajar Kelola Sampah dari India, Adupi: Kebijakan Melarang Bukan Solusi
-
Gaji Rp18 Juta di Jakarta atau Rp9 Juta di Jogja? Pahami Dulu Biaya Hidup Kota Ini
-
5 Rekomendasi Mie Ayam Jogja Murah Seharga Kantong Mahasiswa
-
Bali Larang Air Kemasan Plastik! Langkah Radikal Selamatkan Pulau Dewata dari Tsunami Sampah
-
Pasar Literasi Jogja 2025: Memupuk Literasi, Menyemai Budaya Membaca
Terpopuler
- Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
- Agama Titiek Puspa: Dulu, Sekarang, dan Perjalanan Spiritualnya
- Lisa Mariana Ngemis Tes DNA, Denise Chariesta Sebut Tak Ada Otak dan Harga Diri
- 6 Perangkat Xiaomi Siap Cicipi HyperOS 2.2, Bawa Fitur Kamera Baru dan AI Cerdas
- Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
Pilihan
-
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Diwarnai Parade Gol Indah, Borneo FC Tahan Persib Bandung
Terkini
-
Pemkot Yogyakarta Gelar Pemeriksaan Kesehatan Lansia Gratis Tiap Bulan, Catat Tanggal dan Lokasinya!
-
Psikolog UGM Soroti Peran Literasi Digital dan Kontrol Diri
-
Pascaefisiensi Anggaran, Puteri Keraton Yogyakarta Pertahankan Kegiatan Budaya yang Terancam Hilang
-
Komunikasi Pemerintah Disorot: Harusnya Rangkul Publik, Bukan Bikin Kontroversi
-
Sehari Dua Kecelakaan Terjadi di Sleman, Satu Pengendara Motor Meninggal Dunia