Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 18 Desember 2020 | 17:40 WIB
Aksi unjuk rasa Forum Ukhuwah Islamiyyah (FUI) Daerah Istimewa Yogyakarta di Titik Nol Kilometer terkait tewasnya 6 laskar FPI, Jumat (18/12/2020). [Hiskia Andika Weadcaksana / SuaraJogja.id]

"Ada ratusan hingga ribuan orang yang terlibat dalam aksi kali ini dari berbagai elemen aksi," ungkapnya.

Kumpulan massa itu, kata Syukri, sebagai gerakan massa yang tidak puas denhan kebijakan negara. Terkait dengan kemungkinan adanya tuntutan yang diterima baik dari kepolisian atau pihak lain, ia mengaku itu hal yang wajar.

"Justru kalau tidak ada aturan atau pengamanan seperti ini saya khawatir malah akan menjadi chaos. Berarti ada kesepahaman dalam melaksanakan aksi ini dengan baik, aman dan terkendali," cetusnya.

Diharapkan Syukri semua pihak yang turut dalam aksi ini melakukan protokol kesehatan. Meskipun memang tidak dipungkiri belum dilakukan secara maksimal. 

Baca Juga: PWNU DIY Tolak Aksi Bantu Syuhada di Titik Nol Km, Ajak Jauhi Kerumunan

"Kalau dituntut secara hukum terkait protokol kesehatan ya tidak masalah. Tapi kita juga menuntut Gibran, yang merupakan anak dari Presiden Jokowi yang harus dituntut secara hukum karena pelanggaran serupa," tuturnya.

Syukri menambahkan gerakan massa yang terus menerus terjadi di berbagai tempat merupakan sinyal tersendiri. Sinyal tentanh ketidakpercayaan massa kepada sosok pemimpin negaranya. 

"Kalau aksi seperti ini memang terus-menerus terjadi, mau tidak mau ya Presiden Jokowi harus mundur," tandasnya.

Load More