SuaraJogja.id - Pintu di toko bernama 'Rosario' hanya terbuka setengah. Akibatnya tidak banyak cahaya yang merambah masuk ke ruangan cukup luas itu. Beberapa sudut nampak gelap dan cukup berdebu.
Terletak di pinggir Jl. Raya Solo - Yogyakarta KM 12,5, Kringinan, Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, lalu-lalang sepeda motor hingga bus dan truk besar mengisi kesunyian tempat itu. Tidak sepenuhnya sepi, ada satu orang yang masih setia di balik mejanya menyibukkan diri dengan handphone miliknya.
Beberapa patung sosok Yesus hingga Bunda Maria masih terbungkus rapi di sisi kanan mejanya. Sudah agak berdebu memang. Namun debu itu hanya menempel di plastik penutupnya. Sementara patungnya masih berkilau dengan sekali polesan saja.
Buku-buku rohani serta pernak-pernik peribadatan umat Katolik tersusun di rak-rak yang sudah disediakan. Banyak yang tak sudah tak terjamah. Namun masih layak untuk disimpan atau dibeli bagi siapapun yang menginginkan dan membutuhkan.
Baca Juga: Asyik Memancing Ikan, Warga Sleman Kehilangan Sepeda Motor di Bantul
"Ya seperti ini kondisinya, sepi. Pandemi Covid-19 ini memang membuat toko ini sepi," kata Supardiono (56), salah satu orang yang ikut merintis toko peralatan ibadah umat Kristen dan Katolik ini, saat ditemui SuaraJogja.id, di tokonya.
Supardiono bercerita, toko 'Rosario' telah dirintis sejak tahun 1970an. Lalu mulai berkembang terus hingga tahun 1985. Setelah itu, tepatnya tahun 1993, toko itu menetap di daerah Kalasan hingga saat ini.
Koleksi dan produk yang dijual pun semakin beragam dari tahun ke tahun. Beberapa waktu lalu, kata Supardiono toko 'Rosario' juga masih memproduksi mayoritas barang-barang yang dijual tersebut.
Namun sayang, pandemi yang menerjang terhitung sejak awal tahun 2020 lalu mengubah kondisi toko tersebut. Produksi yang dulu terus berjalan setiap hari, kini terpaksa harus berhenti total.
Lebih miris lagi, dari 17 pegawai yang sebelumnya bekerja di toko tersebut untuk memproduksi segala pernak-pernik yang dijual harus diberhentikan sementara. Sekarang toko itu hanya menyisakan beberapa orang saja termasuk Supardiono untuk operasional toko.
Baca Juga: Kalah Sebagai Lurah, Pria di Sleman Rusak Jalan yang Sudah Diaspalnya
"Dulu ada 17 pegawai tapi setelah ada pandemi Covid-19, produksinya berhenti total. Benar-benar tidak ada produksi lagi selama pandemi ini," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Profil dan Rekam Jejak Hercules, Bela Jokowi soal Isu Ijazah Palsu
-
Rekam Jejak Hercules, Larang Ormas GRIB Ngemis THR ke Pengusaha: Saya Pecat yang Bikin Proposal!
-
Bocoran Kode Voucher OVO yang Wajib Kamu Tahu untuk Natal 2025
-
Tim Hukum Hasto Sebut Penatapan Tersangka Mengganggu Damai Natal
-
Mualaf 2 Tahun Lalu, Foto Richard Lee Rayakan Natal Desember 2024 Dipertanyakan
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
Pilihan
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
-
8 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
Terkini
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat