SuaraJogja.id - Situasi Gunung Merapi yang saat ini tengah meningkat aktivitasnya membuat para pengawas di pos pengawasan Merapi harus intensif mengamati setiap perkembangannya. Salah satunya seperti yang dilakukan Heru Suparwaka.
Salah satu pengamat senior yang bertugas di Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang ini bercerita untuk di PGM Kaliurang, terdapat empat personil yang siap menjaga atau memantau Gunung Merapi selama 24 jam penuh. Personil yang ada nantinya akan mengatur jadwal untuk menjaga ritme pemantauan agar tetap berlangsung maksimal.
"Lelah ya lelah sudah resiko. Ada sistem piket gitu. Mungkin kalau pas ke sini terus melihat ada petugas yang sedang tidur berarti memang sedang beristirahat setelah piket. Di sini memang 24 jam dan alatnya pun 24 jam, visual pun 24 jam," ucapnya saat ditemui SuaraJogja.id, Sabtu (16/1/2021).
Heru yang sudah memulai pekerjaannya sejak tahun 1992 itu mengaku pernah mengalami beberapa kali erupsi. Dari pantauan puluhan tahun lalu jika dibandingkan dengan sekarang, diakui juga terdapat perbedaan.
Ia mengaku dengan adanya perkembangan teknologi saat ini, pemantauan terhadap Merapi bisa dibilang lebih mudah. Namun memang harus diakui bahwa kerjaan juga bertambah menjadi lebih banyak.
"Dengan perkembangan teknologi, kalau seperti saya ini kan orang dulu. Coba aja sekarang teknologi udah pakai hp dan internet, saya belum mengalami seperti itu. Nah itu kan tambah jadinya, tambah ilmu tambah puyeng kalau orang tua," katanya sambil bercanda.
Dengan teknologi sekarang pun, menjadikan tingkat akurasi menjadi berbeda. Detail-detail perkembangan gunung api tercatat lebih jelas.
Artinya jika dulu ada data yang tidak tercatat saat aktivitas mulai meningkat. Kini data-data kecil pun akan masuk ke dalam alat-alat itu dan dapat dibaca untuk membuat laporan yang dibutuhkan terkait perkembangan yang ada.
Menurutnya ilmu dan teknologi bertambah dan berkembang terus menerus tidak berhenti pada satu waktu saja. Bahkan dikatakan Heru, dengan alat sistem monitoring yang sama dengan teknologi yang berbeda hasilnya juga tetap akan berbeda.
Baca Juga: Pantau Mitigasi Merapi, Pemkab Akan Tambah Fasilitas di Pengungsian Turi
"Contoh misal deformasi kita mengukur EDM. Satu buatan Leica, satu buatan lain, itu pun sistemnya akan lain, berbeda. Pasti akan ada selisih. Perawatan juga pastinya akan berbeda," terangnya.
Pengalaman Erupsi 2010
Pria kelahiran 19 Juni 1964 itu, menceritakan pengalamannya menaiki puncak Gunung Merapi beberapa hari sebelum erupsi dahsyat 2010 terjadi. Hal itu dilakukan guna mendapatkan data terkait perkembangan aktivitas Gunung Merapi saat itu.
Heru menuturkan saat itu [2010], aktivitas vulkanik Gunung Merapi didominasi oleh gempa dalam. Seolah ada sesuatu yang terus bergerak ke permukaan.
Disebutkan Heru, memang kala itu naik ke kawasan Merapi sudah menjadi rutinitas untuk mengukur dan menghimpun data secara periodik sebelum letusan terjadi. Namun pada suatu saat beberapa hari sebelum letusan terjadi Heru dan beberapa rekan yang mencatat data tersebut merasa ada kejanggalan.
"Sebelum meletus 2010, kita ragu-ragu, kok sepertinya kemungkinan bakal ada sesuatu yang berbeda dengan letusan-letusan sebelumnya. Ternyata ya memang, dari evaluasi erupsi 2010 tidak seperti erupsi di periode sebelumnya," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Warga di Luar Lokasi Bahaya Merapi Bisa Kembali ke Rumah
-
BPPTKG Ungkap Kondisi Terkini Merapi, Sepekan Muncul 128 Guguran Lava Pijar
-
Awan Panas Teramati Keluar dari Merapi, Jarak Luncur 1,5 Kilometer
-
Merapi Luncurkan Awan Panas Sejauh 1,5 Kilometer, Terjauh Sejak Siaga
-
Merapi Muntahkan Lava Pijar dengan Jarak Luncur 400 Meter ke Kali Krasak
Terpopuler
- Dulu Dicibir, Keputusan Elkan Baggott Tolak Timnas Indonesia Kini Banjir Pujian
- Lupakan Vario! 5 Rekomendasi Motor Gagah Harganya Jauh Lebih Murah, Tenaganya Bikin Ketagihan
- Pemain Keturunan Rp52,14 Miliar Follow Timnas Indonesia: Saya Sudah Bicara dengan Pelatih Kepala
- Sedan Bekas Tahun Muda Mulai Rp 70 Juta, Ini 5 Pilihan Irit dan Nyaman untuk Harian
- Pemain Keturunan Palembang Salip Mauro Zijlstra Gabung Timnas Indonesia, Belum Punya Paspor RI
Pilihan
-
Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Grup B Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
-
Rekor Pertemuan Timnas Indonesia vs Arab Saudi dan Irak di Grup B Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia
-
BREAKING NEWS! Drawing Tuntas, Timnas Indonesia Hadapi Dua Negara Ini
-
LIVE REPORT Drawing Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026: Timnas Indonesia Lawan Siapa?
-
3 Rekomendasi HP Murah OPPO RAM 8 GB dan Chipset Gahar Performa Handal
Terkini
-
Bupati Sleman Bongkar Fakta Baru Transmigrasi: Warga Terlantar, Konawe Selatan Setop Program
-
Terobosan Baru, Embarkasi Haji Berbasis Hotel di Kulon Progo Permudah Jemaah Jogja Mulai 2026
-
BRI dan Liga Kompas Berangkatkan Tim U-15 ke Swedia, Target Raih Gelar Juara
-
Musik Asyik di Kafe Bisa Jadi Masalah Hukum? Simak Penjelasan Kemenkum DIY Soal Royalti Musik
-
Wali Murid Menjerit, Pungutan Seragam MAN di DIY Tembus Rp 1,8 Juta, ORI Investigasi