Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 26 Januari 2021 | 08:32 WIB
Puncak Gunung Merapi yang mengeluarkan asap putih terlihat dari wilayah Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (8/12/2020). [ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho]

SuaraJogja.id - Gunung Merapi masih terus menunjukkan peningkatan aktivitas. Hal itu terlihat dari munculnya muntahan awan panas guguran dan lava pijar.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, dalam aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan Senin (25/1/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB hari ini telah terjadi 43 kali luncuran lava pijar. Jarak maksimum luncuran lava pijar tersebut tercatat sepanjang 800 meter.

"Dari pengamatan Senin (25/1/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB teramati 43 kali luncuran lava pijar dengan jarak luncur 300-800 meter mengarah ke Barat Daya atau tepatnya ke hulu Kali Krasak dan Boyong," ujar Hanik kepada awak media, Selasa (26/1/2021).

Selain lava pijar, dalam periode yang sama teramati awan panas guguran sebanyak 4 kali. Jarak luncur berada di 600-1200 meter ke barat daya arah Kali Krasak dan Boyong

Baca Juga: Lava Pijar Merapi Buat Penasaran, BPBD Sleman: Boleh Nonton tapi Jarak Aman

"Tinggi kolom saat pengamatan itu berada di sekitar ketinggian 300-400 meter di atas puncak kawah," ucapnya.

Pada aktivitas tersebut asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 300 meter di atas puncak kawah.

Hanik menambahkan, aktivitas seismik Gunung Merapi juga telah mengalami penurunan sejak 12 Januari 2021 lalu, begitu juga dengan penggembungan tubuh gunung api atau deformasi yang tercatat sudah landai.

"Deformasi kalau pantauan dari Babadan sempat menyentuh angka maksimum sampai dengan 21 centimeter per hari. Namun sekarang sudah landai, sudah tidak ada deformasi lagi di sisi barat," jelasnya.

Disampaikan Hanik, berdasarkan total distribusi probabilitas dari 17 indikator, erupsi efusif masih berada paling atas dengan probabilitas sebesar 43,2 persen. Sementara untuk potensi eksplosif dan kubah-dalam menurun secara signifikan.

Baca Juga: Lava Pijar Gunung Merapi Jadi Daya Tarik, Akses Masuk Dijaga Ketat Petugas

Melalui kesimpulan itu, ucap Hanik, ditambah memperhatikan erupsi saat ini yang mengarah ke barat daya, maka potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas.

Potensi bahaya itu bakal berfokus pada sektor Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau sejauh maksimal 3 kilometer dari puncak.

Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu. Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.

Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III).

Load More