SuaraJogja.id - Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyatakan, jumlah penduduk miskin di provinsi ini mengalami peningkatan. Pandemi Covid-19 diduga menjadi penyebab utama angka penduduk miskin di DIY bertambah tinggi.
Kepala BPS DIY Sugeng Arianto menuturkan, perkembangan penduduk miskin di DIY mengalami kenaikan menjadi 12,80 persen. Angka tersebut terhitung sejak September 2020, dengan perbandingan periode yang sama, atau tepatnya pada September 2019, yang tercatat sebesar 11,44 persen.
"Per September 2020, jumlah penduduk miskin di DIY naik menjadi 503,14 ribu orang. Kalau dibandingkan dengan Maret 2020, peningkatannya sebanyak 27,4 ribu orang atau 5,76 persen," ujar Sugeng saat dikonfirmasi awak media, Selasa (16/2/2021).
Sugeng menyatakan, jumlah penduduk miskin yang tercatat secara absolut di wilayah DIY didominasi pada daerah perkotaan. Hal ini terlihat dari data pada September 2020, yang mencatat jumlah penduduk miskin di perkotaan DIY sebanyak 353,21 ribu orang.
Baca Juga: Angka Kemiskinan di Kulon Progo Tinggi, Sutedjo Ajak Beli Produk Lokal
Jumlah itu, kata Sugeng, dua kali lipat lebih dari jumlah penduduk miskin yang berada di daerah pedesaan. Pasalnya di wilayah pedesaan sendiri, jumlah penduduk miskin hanya tercatat sebanyak 149,93 ribu orang.
"Kalau kita melihat proporsi komposisi anggota rumah tangga di DIY, rumah tangga miskin itu rata-rata anggota rumah tangganya untuk di perkotaan itu 4,72 orang, sementara di pedesaan 4,15. Jadi anggota rumah tangga di rumah tangga miskin perkotaan lebih besar dari anggota rumah tangga rata-rata di wilayah pedesaan," paparnya.
Lebih lanjut, Sugeng menerangkan, jika dilihat pada perbandingan kondisi di Maret 2020, penambahan penduduk miskin di perkotaan memang lebih banyak.
Mengacu pada data yang dimiliki BPS DIY, maka penduduk miskin di perkotaan mengalami penambahan sebanyak 27,1 ribu orang. Sementara, penduduk miskin yang ada dipedesaan justru hanya bertambah sebanyak 0,3 ribu orang saja.
Namun demikian, Sugeng menyatakan, jika dilihat secara persentase, penduduk miskin di pedesaan malah lebih banyak dibandingkan di perkotaan.
Baca Juga: Beras dan Rokok Sumbang Angka Kemiskinan Sumsel Saat Pandemi
"Kalau kita perhatikan tren dan disparitas perkotaan dan pedesaan sejak Maret 2011 hingga Maret 2020 terlihat bahwa persentase penduduk miskin di wilayah pedesaan memang selalu lebih tinggi dari wilayah perkotaan tetapi angka semakin mendekat," terangnya.
Disebutkan bahwa persentase penduduk miskin di perdesaan tercatat sebanyak 14,57 persen atau bisa dibilang terdapat sekitar 14 penduduk miskin di antara 100 orang penduduk di pedesaan. Sedangkan di perkotaan sendiri persentase nya tercatat sebanyak 12,17 persen.
Jika mengacu pada persentase penduduk miskin secara nasional, atau tepatnya dengan angka 10,19 persen, maka, kata Sugeng, dari 34 provinsi di Indonesia, terdapat 16 provinsi yang persentasenya di atas rata-rata nasional.
"Termasuk salah satunya DIY, yang mencatatkan persentase di atas rata-rata nasional, yakni sebesar 12,80 persen," imbuhnya.
Dijelaskan Sugeng bahwa pandemi Covid-19 yang berbuntut pada terjadinya kontraksi pertumbuhan ekonomi secara agregat selama satu tahun terakhir jadi penyebab meningkatnya penduduk miskin di DIY. Sebab dalam setahun terakhir tercatat lebih dari 62 ribu penduduk menjadi miskin.
Melihat kondisi tersebut, Sugeng berharap bahwa dalam masa mendatang angka garis kemiskinan di wilayah DIY bisa segera mengalami penurunan. Harapan itu didukung seiring dengan mulai bergeraknya roda perekonomian sedikit demi sedikit.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Angka Kemiskinan di Kulon Progo Tinggi, Sutedjo Ajak Beli Produk Lokal
-
Beras dan Rokok Sumbang Angka Kemiskinan Sumsel Saat Pandemi
-
Orang Miskin Tambah Banyak, Ini Kata Anak Buah Sri Mulyani
-
Penduduk Miskin di Lampung Bertambah
-
Warga Miskin Sumbar Bertambah 20.056 Ribu Orang, Salah Satunya Gegara Rokok
Terpopuler
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Berapa Biaya Pembuatan QRIS?
Pilihan
-
Cerita Simon Tahamata Terlibat Skandal Match-Fixing: Titik Terendah Karier Saya
-
Panduan dan Petunjuk Pembentukan Koperasi Merah Putih: Tahapan, Usaha, Serta Pengurus
-
Bobotoh Bersuara: Kepergian Nick Kuipers Sangat Disayangkan
-
Pemain Muda Indonsia Ingin Dilirik Simon Tahamata? Siapkan Tulang Kering Anda
-
7 Rekomendasi HP Rp 5 Jutaan Terbaik Mei 2025, Memori Lega Performa Ngebut
Terkini
-
Prediksi Cuaca DI Yogyakarta Hari Ini, Hujan Masih Terjadi Imbas Kemarau Basah
-
Penggugat Tolak Mediasi Soal Ijazah Jokowi di PN Sleman, Kuasa Hukum UGM Bilang Begini
-
Prabowo Resmikan Koperasi Merah Putih, Siapkah Yogyakarta Jadi Contoh Ekonomi Kerakyatan?
-
90 Persen Alat Produksi PT MTG Ludes Terbakar di Sleman, 3 Kontainer Siap Ekspor Hangus
-
Kebakaran Pabrik Garmen di Sleman: Buruh Terancam PHK, Koalisi Rakyat Jogja Geruduk DPRD DIY