SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Hal itu ditandai dengan guguran lava yang keluar dari puncak Gunung Merapi.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan dalam aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan Minggu (21/2/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB terjadi 32 kali luncuran lava dari dalam Gunung Merapi. Jarak luncur maksimum guguran lava tersebut tercatat sepanjang 1.000 meter atau 1 kilometer.
"Dari pengamatan Minggu (21/2/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB teramati 32 kali luncuran lava dengan jarak luncur maksimum 1.000 meter mengarah ke Barat Daya atau ke hulu Kali Krasak dan Boyong," ujar Hanik, Senin (22/2/2021).
Dalam periode yang sama, tercatat kegempaan guguran berjumlah 166 kali dengan amplitudo 3-35 mm dan durasi 9-137 detik. Kegempaan hybrid atau fase banyak ada 3 kali dengan amplitudo 2-3 mm, durasi 11-14 detik.
Untuk kegempaan hembusan ada 3 kali dengan amplitudo 2-3 mm dan berdurasi 11-14 detik. Dan kegempaan tektonik jauh sebanyak 2 kali dengan amplitudo 3-4 mm, berdurasi 42-60 detik.
"Sementara asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah. ," terangnya.
Sementara itu pada periode pengamatan terbaru atau tepatnya pada Senin (22/2/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB Gunung Merapi juga sudah mengelurakan luncuran lava pijar. Luncuran lava pijar itu terjadi sebanyak 5 kali yang mengarah ke barat daya.
"Teramati 5 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 800 m ke arah barat daya. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah," ucapnya.
Sedangkan untuk kegempaan hanya terpantau kegempaan guguran yang terjadi sebanyak 25 kali dengan amplitudo 3-18 mm dan durasi 8-78 detik.
Baca Juga: Gunung Merapi Muntahkan 15 Kali Lava Pijar, Jarak Luncur Capai 1 Km
Terkait dengan perkembangan dua kubah lava yang ada di Merapi saat ini, Hanik menuturkan pemantauan udara akhirnya sudah berhasil dilakukan.
Berdasarkan data per tanggal 17 Februari, BPPTKG menyebut volume kubah lava di tengah sebesar 426 ribu meter kubik dengan laju pertumbuhan rata-rata 10 ribu meter per hari. Sedangkan kubah lava di sisi barat daya sedikit lebih kecil yakni sebesar 397 ribu meter kubik.
"Namun secara umum baik yang di tengah dan di barat daya rata-rata pertumbuhan kubah lava sebesar 10 ribu meter kubik per hari. Ini masih kecil, di bawah rata-rata Merapi," tuturnya.
Hanik mengakui masih terdapat kemungkinan potensi bersatunya dua kubah lava tersebut. Hal itu disebabkan oleh guguran lava dari kubah lava yang berada di tengah masih didominasi banyak mengarah ke barat.
"Sampai saat ini pertumbuhan kubah lava yang berada di tengah itu masih ke arah barat. Jadi sampai saat ini masih ada jarak antara kubah lava di tengah dan pinggir," terangnya.
Ditanya mengenai terkait dengan penurunan status, Hanik menyebut kondisi saat ini belum bisa dilakukan sebab kibah lava masih terus bertumbuh.
Berita Terkait
-
Gunung Merapi Muntahkan 15 Kali Lava Pijar, Jarak Luncur Capai 1 Km
-
Banyak Kompas Berjalan di Jogja, Ternyata Begini Patokan Mata Angin Mereka
-
Anak Kecil Asyik Pantau Merapi, Warganet Sindir Penampakan Gunung Pangrango
-
Guguran Lava Merapi Terjadi Sebanyak 17 Kali, Jarak Luncur Capai 1,6 Km
-
Gunung Merapi Terus Diguyur Hujan, BPBD Sleman Klaim Lahar Hujan Mandali
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Jeritan Hati Sopir TransJogja: Gaji Tipis, Denda Selangit, dan Ironi di Balik Kemudi
-
Jelang Libur Nataru, Kapolri Pastikan DIY Siap Hadapi Ancaman Bencana La Nina dan Erupsi Merapi
-
Tragis! Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Monjali Sleman, Dua Orang Tewas
-
Kisah Ironis di Jogja: Bantu Ambil Barang Jatuh, Pelaku Malah Kabur Bawa Dompet dan Ponsel
-
Jaga Warga Diminta Jadi Pagar Budaya Penjaga Harmoni Yogyakarta