Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 12 Maret 2021 | 11:01 WIB
Luncuran lava pijar di Gunung Merapi pada Kamis (11/3/2021) dini hari. (Dokumentasi: BPPTKG).

Sementara itu untuk pengamatan periode terbaru atau tepatnya pada Jumat (12/3/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB, Gunung Merapi juga sudah terlihat mengeluarkan lava. Dalam periode pengamatan enam jam tersebut jarak luncur maksimum lava itu lebih pendek.

"Terbaru telah teramati 17 kali guguran lava dengan jarak luncur maksimum 1.000 meter ke arah barat daya," ungkapnya.

Sedangkan untuk kegempaan, tercatat kegempaan guguran sejumlah 32 kali, kegempaan hembusan sebanyak 4 kali dan hybrid atau fase banyak sejumlah 1 kali. Untuk asap kawah tidak teramati.

Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.

Baca Juga: Gunung Merapi Muntahkan Awan Panas Lagi Pagi Ini, Arah ke Barat Daya

Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Untuk yang berada di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari," imbuhnya.

Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.

Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.

Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

Baca Juga: Gunung Merapi Semburkan Awan Panas, Jarak Luncur hingga 1,3 Km

Load More