SuaraJogja.id - Klaster takziah di Blekik, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman terus bertambah. Dari hasil tracing terbaru yang dilakukan Puskesmas Ngaglik I, terdapat penambahan kasus positif menjadi 53 orang.
Kepala Puskesmas Ngaglik I Khamidah Yuliati menjelaskan bahwa tracing klaster takziah tersebut dimulai pada tanggal 24 Maret 2021 lalu. Saat itu jumlah kontak erat yang tercatat sebanyak 390 orang.
"Lalu untuk yang datang skrining atau mengikuti tes saat itu sebanyak 208 orang," kata Yuli sapaan akrabnya, ketika dihubungi awak media, Selasa (30/3/2021).
Yuli merinci, dari 208 orang yang mengikuti skrining itu, sebanyak 16 orang berhasil lolos skrining karena dinyatakan tidak masuk dalam kontak erat. Sementara itu, untuk 192 orang, dilakukan swab antigen dan rapid antibodi.
Dari 149 yang di-swab antigen, sebanyak 23 orang dinyatakan positif dan 126 orang negatif. Sedangkan untuk 43 orang yang mengikuti tes rapid antibodi, hasilnya 1 orang reaktif dan 42 nonreaktif.
"Pada tanggal 25 Maret 2021 puskesmas melakukan proses evakuasi [pasien positif] ke shelter," ucapnya.
Lalu pada 26 Maret 2021 dilakukan juga tracing lanjutan yang dihadiri sekitar 182 warga. Warga yang hadir itu langsung dilakukan swab antigen.
Hasilnya, dari 182 orang, sebanyak 30 orang dinyatakan positif antigen dan 152 sisanya negatif.
"Jadi total Swab Antigen sebanyak 331 orang. Hasilnya 53 orang positif antigen dan 278 orang negatif," terangnya.
Baca Juga: Muncul Dua Klaster Takziah, Sri Sultan Minta Sleman Tak Seenaknya Sendiri
Sementara itu, untuk hasil rapid antibodi dari 43 orang, sebanyak 1 orang reaktif dan 42 orang dinyatakan non reaktif.
Disampaikan Yuli, memang terdapat perubahan data dari hasil tracing yang sebelumnya. Sebab ada warga yang belum sempat datang akhirnya menyusul untuk melakukan tes.
"Iya betul [ada perubahan data] karena ada beberapa warga yang belum datang dan akhirnya datang ke puskesmas dengan tambahan baru menjadi 30 kasus [pada swab massal kedua]," ungkapnya.
Hingga saat ini, kata Yuli, pasien positif itu sudah ada yang langsung dibawa ke selter, baik Rusunawa Gemawang atau Asrama Haji. Lalu ada juga yang menjalani isolasi mandiri serta di rumah sakit.
"Ada yang di shelter, ada yang isoman dan ada 2 orang yang di Rumas Sakit, 1 orang di RS Harjolukito dan 1 orang di RS DKT karena dengan komorbid," tandasnya.
Berita Terkait
-
Muncul Dua Klaster Takziah, Sri Sultan Minta Sleman Tak Seenaknya Sendiri
-
Meningkat, Klaster Takziah di Plalangan Tambah 4 Kasus Positif
-
Klaster Takziah Muncul di Plalangan, Satu Warga Meninggal Dunia
-
Camat Ngaglik Pastikan Tak Ada Lockdown Usai Ada Klaster Takziah di Blekik
-
Kasus Covid-19 Klaster Senam di Kabupaten Tegal Bertambah Jadi 46 Orang
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
'Jangan Main-main dengan Hukum!' Sultan HB X Geram Korupsi Seret Dua Mantan Pejabat di Sleman
-
Rektor UII Pasang Badan: Jamin Penangguhan Penahanan Aktivis Paul yang Ditangkap di Yogyakarta
-
Sisi Gelap Kota Pelajar: Imigrasi Jogja Bongkar Akal-akalan Bule, Investor Bodong Menjamur
-
Jejak Licik Investor Fiktif Yordania di Jogja Terbongkar, Berakhir di Meja Hijau
-
Waspada! BPBD Sleman Ingatkan Bahaya Cuaca Ekstrem di Oktober, Joglo Bisa Terangkat Angin