Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 03 April 2021 | 14:22 WIB
Awan panas guguran dimuntahkan Gunung Merapi pada Sabtu (3/4/2021) siang. - (SuaraJogja.id/HO-BPPTKG)

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Selain lava yang terus dikeluarkan kali ini awan panas guguran kembali teramati meluncur dari puncak Merapi.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, awan panas guguran terbaru terjadi pada Sabtu (3/4/2021) siang pada pukul 12.28 WIB.

"Terjadi awan panas guguran di Gunung Merapi Sabtu (3/4/2021) pukul 12.28 WIB siang ke arah barat daya," ujar Hanik dalam keterangan tertulisnya.

Dalam pengamatan ini awan panas guguran tercatat di seismogram dengan amplitudo 59 mm dan durasi 91 detik. Sedangkan estimasi jarak luncur kurang lebih mencapai 1.200 meter atau 1,2 kilometer.

Baca Juga: Sabtu Dini Hari Merapi Kembali Keluarkan Wedus Gembel Sejauh 1,3 Kilometer

Kurang lebih setengah jam sebelumnya, awan panas guguran juga teramati pada pukul 11.55 WIB siang. Estimasi jarak luncur awan panas ini lebih pendek dibandingkan yang terbaru.

"Sebelumnya juga ada awan panas guguran pada pukul 11.55 WIB siang. Estimasi jarak luncur lebih kurang 1.100 meter ke arah barat daya," ujarnya.

Awan panas guguran tersebut tercatat di seismogram dengan amplitudo 45 mm dan durasi 101 detik.

Sebelumnya diberitakan bahwa awan panas guguran telah terjadi pada Sabtu (3/4/2021) dini hari. Saat itu teramati satu kali awan panas guguran menuju ke barat daya.

Awan panas guguran pada pukul 3.17 WIB itu tercatat di seismogram dengan amplitudo 45 mm dan durasi 116 detik. Sedangkan jarak luncur maksimal lebih kurang sepanjang 1.300 meter ke arah barat daya.

Baca Juga: Jumat Subuh Gunung Merapi Sudah 3 Kali Lepaskan Awan Panas dan 16 Kali Lava

Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.

Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Untuk yang berada di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari," imbuhnya.

Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.

Ditambah dengan imbauan kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi termasuk kegiatan pendakian ke puncak dalam kondisi saat ini.

Perlu diketahui juga hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi pada Siaga (Level III). Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

Load More