Selain itu adanya prokes juga dapat memberikan rasa aman dan nyaman selama berada di sekolah. Dengan pertimbangan yang ada itu penerapan prokes bukan lagi menjadi kendala.
"Prokes walaupun agak ribet dan banyak tuntutan tetapi ya tetap penting," imbuhnya.
Lebih lanjut, mengenai proses KBM tatap muka. Jagad menyebut lebih mudah untuk dipahami. Terutama pada materi yang perlu secara detail dijabarkan.
Berbeda dengan kondisi pembelajaran jarak jauh atau daring yang selama ini dilakukan. Penjelasan itu tidak akan dengan mudah bisa diserap olehnya.
"Kalau tatap muka gini misalnya enggak paham, penjelasannya tetap kurang masuk walau ada sesi tanya jawab. Apalagi ini baru masuk kelas X. Beda pokoknya kalau tatap muka langsung," terangnya.
Seperti halnya rekan-rekannya yang datang ke sekolah. Persiapan dari segi protokol kesehatan sudah dipersiapan secara baik.
Selain memakai masker dan membawa hand sanitizer. Jagad melengkapi dirinya dengan penggunaan face shield ketika mengikuti KBM tatap muka.
Ditanya lebih lanjut mengenai potensi penularan Covid-19 yang terjadi di sekolah, kata Jagad, ia tidak begitu mengkhawatirkan hal tersebut. Menurutnya selama protokol kesehatan diterapkan secara ketat oleh semua pihak di sekolah maka KBM tatap muka akan berjalan aman.
"Intinya tetap antisipasi dengan tetap protokol kesehatan ya selalu menggunakan masker, membawa hand sanitizer dan pakai face shield," tandasnya.
Baca Juga: Badan Usaha Terbanyak, Kepesertaan BPJS di 3 Kabupaten di DIY Belum Optimal
Sebelumnya diketahui bahwa Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY memulai uji coba pembelajaran tatap muka di sejumlah sekolah di wilayahnya. Tercatat ada sebanyak sembilan sekolah yang akhirnya ditunjuk sebagai uji coba percontohan itu.
Adapun sembilan sekolah yang mulai uji coba percontohan pembelajaran tatap muka di antaranya, SMAN 1 Pajangan, Bantul; SMK N 1 Bantul; SMAN 1 Gamping, Sleman; SMKN 1 Depok, Sleman; SMAN 2 Playen, Gunungkidul; SMKN 1 Wonosari, Gunungkidul; SMAN 1 Sentolo, Kulon Progo; SMKN 2 Pengasih, Kulon Progo; SMKN 1 Kota Yogyakarta.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Didik Wardoyo mengatakan uji coba pembelajaran tatap muka ini sebelumnya sudah dipersiapkan dengan matang. Terutama tentang kelengkapan sarana prasarana pendukung protokol kesehatan di sekolah yang bersangkutan.
"Kalau dari sisi kesiapan baik itu kelengkapan APD kemudian penataan ruangan, penerapan protokol kesehatan yang kita lihat bersama sudah cukup bagus," kata Didik.
Nantinya evaluasi KBM tatap muka akan dilakukan secara periodik. Setidaknya setiap satu hingga dua minggu setelah uji coba tersebut dilakukan.
Hasil evaluasi tersebut nantinya dapat menjadi bahan pertimbangan untuk menggelar KBM tatap muka untuk sekolah-sekolah lain. Baik yang sederajat ataupun untuk jenjang yang berada di bawahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Dari Lurik Hitam hingga Tangga Imogiri: Kisah Para Penandu yang Jaga Tradisi Pemakaman Raja
-
Ramai Klaim Penerus Tahta, Adik Paku Buwono XIII Ungkap Syarat jadi Raja Keraton Surakarta
-
Kenangan Masa Muda yang Tak Terlupakan: Adik PB XIII Ungkap Kebiasaan Unik Sang Raja
-
Masyarakat Antusias, Adik Paku Buwono XIII Sampaikan Terima Kasih Mendalam: Penghormatan Terakhir Sang Raja
-
Proyek PSEL DIY Dikritik, Akademisi Ingatkan Jangan Jadikan Proyek untuk Pelarian Darurat Sampah