Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Mutiara Rizka Maulina
Minggu, 16 Mei 2021 | 16:44 WIB
Seorang petugas TNI memeriksa suhu tubuh penumpang yang datang ke Terminal Giwangan, Kota Yogyakarta, Senin (25/5/2020). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

SuaraJogja.id - Pascalarangan mudik diberlakukan, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Giwangan, Bekti Zunanta mengatakan bahwa pihaknya akan menggelar swab antigen secara gratis dan acak kepada penumpang bus pada Selasa (18/5/2021) mendatang. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya deteksi dini baik bagi penumpang yang naik atau turun di Terminal Giwangan.

"Kami nanti ada swab Antigen gratis juga untuk pengunjung. Calon penumpang maupun penumpang yang datang," imbuhnya saat dihubungi Minggu (16/5/2021).

Selain tes Swab Antigen gratis, pihak Terminal Giwangan juga menyediakan posko atau tempat isolasi, untuk selanjutnya menunggu penanganan lebih lanjut dari tim medis. Bekti menyampaikan jika pihaknya bekerjasama dengan Jasa Raharja yang akan menyediakan tenaga medis, terkoordinasi langsung dengan Satgas Covid-19.

Diberikan gratis untuk penumpang, jumlah antigen maupun GeNose yang tersedia di terminal juga tidak banyak. Untuk tanggal 18 Mei 2021 sendiri, disampaikan hanya ada 200 unit alat Antigen. Sedangkan setiap harinya, Terminal Giwangan hanya menyediakan 50 unit GeNose. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga keaman dan kenyamanan penumpang dan warga lainnya yang beraktifitas di terminal.

Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Akan Tes Swab Antigen ke Pemudik Secara Acak

Sementara itu, selama kebijakan larangan mudik berjalan, terpantau kondisi Terminal Giwangan sepi dari penumpang maupun bus. Meski bus AKAP dengan stiker khusus masih diperkenankan masuk, namun tidak banyak yang singgah di terminal. Hanya pada hari pertama larangan mudik, masih ada 20 bus AKAP tanpa stiker yang lolos sampai ke terminal, diperkirakan karena belum ada penjagaan di perbatasan.

Selain AKAP, bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan perkotaan masih diperkenankan beroperasi. Namun, mayoritas penumpang dua jenis bus tersebut merupakan lanjutan dari bus AKAP. Sehingga jumlah penumpang dua bus tersebut juga sangat sedikit, diduga turut terdampak dari larangan beroperasi untuk bus AKAP. 

Load More