Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Senin, 31 Mei 2021 | 14:58 WIB
[Ilustrasi] Salah satu pengendara yang tergabung dalam komunitas Jeep Elang Merapi Adventure, Yuli Sugiono, bersama mobil jeepnya yang hanya terparkir di pos Jeep Elang Merapi Adventure, di Kaliurang Barat, Hargobinangun, Pakem, Sleman, Kamis (19/11/2020). - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Jagad media sosial kembali diramaikan dengan kabar menegangnya pariwisata di Merapi. Salah satunya karena curhat seorang wisatawan dalam laman profil Twitter-nya, yang diunggah ulang oleh akun @merapi_uncover di Instagram, Minggu (30/5/2021).

Menurut isi unggahan itu, wisatawan yang berniat berkunjung ke tempat Mbah Maridjan keberatan dengan peraturan di sana, yaitu wajib menyewa jip.

Pegiat Asosiasi Jip Wisata Lereng Merapi (AJWLM) Wilayah Timur Bambang Sugeng mengatakan, pihaknya juga sudah menghubungi pemilik akun yang mengunggah curhatan itu.

Menurut Bambang, persoalan yang dikeluhkan si pemilik akun merupakan masalah yang telah berulang.

Baca Juga: Warganet Protes Wisata ke Mbah Maridjan Wajib Sewa Jeep, Kustini Respons Begini

"Dalam waktu dekat kami, Forkompimda akan menindaklanjuti bersama pihak-pihak lain terkait. Intinya, pihak jip tidak berkaitan dengan hal itu. Jip lepas dari itu semua. Jadi tidak ada hubungannya," kata Bambang, Senin (31/5/2021).

Bambang menambahkan, persoalan parkir di lokasi yang dikeluhkan dalam Twitter sudah terjadi lama, bahkan telah diprediksi akan menjadi masalah, sejak empat tahun silam.

"Saya berpikir itu akan membunuh wisata Mbah Maridjan dan wisata unggulan lainnya [di kawasan Merapi]. Karena itu seakan nyegat untuk parkir, terus dari situ silakan mau ke bunker, naik ojek atau jip," terangnya.

Pihak pengelola jip setempat merasa dirugikan dengan unggahan tersebut. Bambang menggarisbawahi pula bahwa tidak ada trip khusus hanya ke rumah Mbah Maridjan. Jip wisata memberikan pelayanan ke sejumlah destinasi, mulai dari stone henge, Museum Sisa Hartaku, batu alien, bunker, dan tempat Mbah Maridjan.

"Tapi kalau spesial ke Mbah Maridjan itu ndak ada," terangnya.

Baca Juga: Underpass Kentungan Banjir Selutut, Sejumlah Pemotor Tetap Nekat Lewat

Di masa Merapi dalam fase sekitar tahun 2011-2014 keberadaan parkir itu jelas laris sekali, dilihat dari sisi peluang.

"Dulu kan yang menarik itu melihat hamparan erupsi itu. Tapi, sekarang kan sudah tidak ada semuanya. Jadi, seakan-akan sekarang itu mobil yang naik itu disuruh parkir gitu lho," paparnya.

Permintaan untuk memarkirkan kendaraan berlaku tak pandang bulu, siapa pun yang akan parkir.

"Ini yang membuat wisata legend Mbah Maridjan bisa habis seperti itu, sekarang kan sepi banget," ucapnya.

"Wisatawan tadinya datang mau melihat pemandangan, tapi baru datang belum turun dari kendaraan pun sudah ditawari seperti itu. Parkir, lalu naik, baik pakai ojek atau jip," ungkapnya.

Plt Kepala Dinas Pariwisata Sleman Suci Iriani Sinuraya mengatakan, permasalahan sesungguhnya yang diunggah wisatawan tersebut sedang ditelusuri oleh Dinas Pariwisata Sleman.

"Kami akan adakan rapat koordinasi dengan lintas pihak terkait, mengenai tindak lanjut hal ini ke depannya," ucapnya.

Kontributor : Uli Febriarni

Load More