Scroll untuk membaca artikel
Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana
Jum'at, 04 Juni 2021 | 18:59 WIB
Bupati Gunungkidul Sunaryanta bersama Pimpinan Redaksi Suara.com Suwarjono di Kantor Bupati Gunungkidul, Kamis (3/6/2021). - (Suara.com/Yulita Futty)

SuaraJogja.id - Memenangkan Pilkada 2020 lalu, Bupati Gunungkidul Sunaryanta resmi memimpin kabupaten di DIY bagian selatan itu sejak akhir Februari 2021 bersama Wakil Bupati Heri Susanto.

Selama tiga bulan memimpin, Sunaryanta mengungkapkan sejumlah temuan terkait permasalahan yang ada di Gunungkidul.

Kepada SuaraJogja.id, saat berbincang di Kantor Bupati Gunungkidul, Kamis (3/6/2021), Sunaryanta menceritakan pengalamannya sejauh ini memimpin Gunungkidul.

Menurut keterangannya, saat ini Sunaryanta hendak memfokuskan pemerintahannya pada pembenahan di bidang pariwisata dan UMKM.

Baca Juga: Hubungan Terlarang Kandas, Ahli Terapi Ancam Sebar Video Bugil Pelanggan

Eks anggota TNI AD dengan pangkat terakhir Mayor Chb ini menilai, potensi pariwisata dan UMKM di Gunungkidul patut lebih ditingkatkan, apalagi sejak pandemi, bidang tersebut termasuk yang paling terdampak.

Lebih lanjut, berikut petikan wawancara SuaraJogja.id dengan pria 50 tahun yang pernah bertugas sebagai ajudan Menteri Pertahanan ke-25 RI Ryamizard Ryacudu ini.

Terkait program kebijakan 5 tahun ke depan yang Pak Sunaryanta akan jalankan dan evaluasi setelah 3 bulan, apa rencana ke depan yang akan difokuskan di kepemimpinan Bapak?

Oke, terima kasih. Saya melihat selama saya 3 bulan di Gunungkidul memang ada beberapa permasalahan penting yang ke depan memang kita harus dorong untuk kita angkat. Ya salah satunya kalau kita melihat, karena ini kan pandemi, ya jadi semua pasti merasakanlah dengan dampak seperti ini. Yang jelas, saya akan mendorong dari sisi pariwisata karena pemerintah sendiri kan orientasinya adalah pariwisata dengan UMKM. Nah, UMKM ini terkait dengan ekonomi kerakyatan. Kemudian yang berikutnya juga investasi.

Nah, saat sekarang kalau kita bicara tentang investasi, masih belum ya, karena dengan terkendalanya seperti ini, jadi orang ya tidak bisa dengan mudah ke sana-sini. Paling tidak kita bisa melakukan semua itu dalam zona yang terbatas dan lain sebagainya, sehingga ini yang menjadi salah satu kendala bagaimana di lapangan akan cepat terealisasi.

Baca Juga: Bermain Air di Sungai Oya, Remaja Gunungkidul Tewas Tenggelam

Memang belum, belum bisa untuk saat sekarang, tetapi konsep saya di 3 hal tadi: tentang ekonomi kerakyatan, kemudian pariwisata, dan investasi. Ini yang akan kita dorong ke depan. Ini salah satu saat sekarang yang memang belum bisa dirasakanlah di Gunungkidul dengan pandemi, tapi saya yakin, begitu nanti selesai, saya yakin, pertumbuhan ekonomi di Gunungkidul juga akan cepat melesatnya.

Untuk menuju ke sana, road map yang disiapkan oleh Bapak, seperti apa jaringannya dan bagaimana regulasinya dan keterkaitannya dengan infrastruktur serta SDM?

Iya, betul. Ini tiga-tiganya kita secara stimultan ya, termasuk tata ruang yang sekarang sedang kita review juga mengantisipasi nanti tentang investasi, juga sekarang kita sudah bersama-sama dengan APD terkait, baik di tingkat kabupaten, provinsi, maupun tingkat pusat. Ini yang akan kita siapkan di sisi investasi. Kemudian UMKM juga sama, kita juga sudah mempersiapkan nanti tempat-tempat yang bisa dibangun showroom untuk bisa menjual produk-produk kita.

Sudah saya perintahkan untuk menghubungi beberapa retail mart yang ada di Gunungkidul ini untuk bisa nanti menjual produk-produk UMKM di Gunungkidul. Kemudian di sisi pariwisata, kita juga sedang berbenah untuk mematuhi protokol kesehatan, segala macam, kan penting ya. Itu juga kita siapkan dari tingkat atas kabupaten sampai dengan tingkat pengelola-pengelola di bawah.

Mungkin kalau untuk ikon pariwisata, bisa disebutkan misalnya 5 ikon Gunungkidul yang akan terus dikembangkan?

Di Gunungkidul kalau kita bicara pariwisata, yang jelas wilayah selatan. Bicara soal pantai. Kemudian yang berikutnya, di sebelah pantai itu ada beberapa gua, yang ini belum kita buka. Mudah-mudahan nanti juga ada para investor yang memang bisa mengklaster gua-gua di Gunungkidul itu, cukup banyak gua-gua.

Kemudian di sisi lain juga sarana dan pra-sarana tentang pariwisata, adanya perhotelan dan sebagainya. Itu di Gunungkidul kan belum ada. Nah, di sisi-sisi itu yang ya nanti kita akan dorong dari sisi pariwisatanya, termasuk publikasinya. Publikasi ini juga sangat penting. Kita bisa berkomunikasi atau menggandeng agen-agen, baik lokal, nasional, maupun internasional. Ini yang akan kita dorongkan ke depan. Konsep saya seperti itu.

Kalau untuk investasi, seperti apa yang ditargetkan dan menjadi acuan utama?

Investasi salah satunya di wilayah selatan supaya nanti untuk penunjang pariwisata sendiri maupun di wilayah utara juga nanti untuk pendukung. Wilayah utara kan bisa juga untuk pendukung pariwisata seperti mungkin nanti hotel maupun resort-resort, dan sebagainya, tapi saat sekarang memang kita banyak melihatnya ke wilayah selatan. Nanti, mungkin di wilayah utara akan kita lihat seperti apa karena infrastruktur kita masih belum sepenuhnya bisa dilakukan.

Untuk menunjang 3 program tadi, apa saja kendala yang dihadapi di luar pandemi? Kalau pandemi kita semua sudah paham, tapi bagaimana dengan yang di luar pandemi?

Tentang UMKM atau ekonomi kerakyatan tadi, kemudian pariwisata dan investasi, saya rasa hanya menunggu pandemi saja. Kalau ini masanya orang-orang sudah ada. Seperti investasi juga sudah ada, hanya satu tadi tentang tata ruang yang kita perbaiki.

Saya juga tidak mau mengecewakan atau membuat buruk bagi para investor. Investasi nanti akan masuk menjadi satu. Yang tidak bagus atau iklim yang tidak bagus, saya tidak mau. Makanya harus di-clear-kan dulu dari kawasan-kawasan yang ada di Gunungkidul ini.

Terakhir, apa saja kegiatan sehari-hari Bapak untuk menjaga kesehatan, kebugaran, terutama stamina untuk memimpin? Karena Gunungkidul juga sangat luas.

Saya keseharian biasa. Saya berkantor di sini, kemudian saya memang tinggal di rumah sendiri karena saya pada dasarnya balik dari Jakarta juga kan bersama-sama dengan keluarga di Gunungkidul, jadi saya biasanya berangkat dari rumah pukul 06.30 WIB, saya sudah berangkat dan sampai di sini sekitar jam 06:45 WIB, dan setiap hari saya lakukan karena saya membiasakan seperti itu. Kemudian, setelah itu biasanya kalau saya selesai jam dinas itu, saya selalu sempatkan untuk terjun ke lapangan biasanya. Kalau tidak, di saat dinas juga saya biasanya banyak kegiatan-kegiatan di lapangan.

Nah, untuk menjaga itu semua, saya ada beberapa olahraga sebenarnya. Saya sebenarnya kalau olahraga hampir semua bisa, tapi saya lebih memilih lari sama renang. Itu yang saya gemari. Saya kan di militer ya, jadi hampir semua kegiatan olahraga bisa, tapi saat sekarang dengan kondisi seperti ini, ya saya memilihnya lari dengan renang aja yang murah. Itu saja. Itu terus saya jalankan rutin. Terus, makanan, biasalah. Saya enggak ada pantangan, enggak aneh-aneh, tidak ada.

Kalau olahraga, di Gunungkidul apa yang bisa dikembangkan di masa pandemi? Voli pantai atau apa?

Ya kalau di Gunungkidul sebenarnya potensi cukup besar, hanya kadang-kadang kendalanya kan olahraga kan perlu biaya ya. Kalau manusianya, SDM-nya itu bagus-bagus dengan medan seperti Gunungkidul ini. Hanya itu tadi, perlu pendorong.

Bagaimana dengan jalur sepeda di Gunungkidul?

Iya. Jalur sepeda sangat luar biasa di sini. Bisa kita membuat jalur sepeda. Ibaratnya tinggal milih mau berapa kilo, dengan medan yang seperti ini, ternyata sangat digemari. Ini juga sebenarnya ada beberapa event ya, kegiatan sepeda, tapi karena pandemi seperti ini, sementara kita pending dulu.

Load More