SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Selain lava yang terus keluar, sempat teramati juga awan panas guguran yang muncul.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan dalam periode pengamatan Senin (7/6/2021) pukul 00.00 WIB - 24.00 WIB teramati ada satu awan panas yang muncul. Luncuran wedus gembel itu masih menuju ke arah barat daya.
"Ada 1 kali awan panas guguran dengan estimasi jarak luncur 1.200 meter ke arah barat daya," kata Hanik dalam keterangan tertulisnya, Selasa (8/6/2021).
Selain awan panas guguran yang kembali teramati. Luncuran lava dari puncak Gunung Merapi juga masih terus terjadi.
"Teramati 9 kali guguran lava dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter ke arah barat daya," ucapnya.
Tercatat juga sejumlah kegempaan dari Gunung Merapi dalam periode 24 jam tersebut. Di antaranya kegempaan guguran sejumlah 108 kali, hembusan sejumlah 14 kali, hybrid atau fase banyak sejumlah 59 kali dan vulkanik dangkal sejumlah 9 kali.
Sementara itu dalam periode pengamatan terbaru tepatnya Selasa (8/6/2021) pukul 00.00 WIB - 06.00 WIB, tidak teramati adanya awan panas guguran yang muncul.
Dalam periode pengamatan enam jam tersebut visual gunung terlihat jelas. Namun tidak teramati juga asap kawah yang muncul dari puncak Merapi.
Kendati begitu sejumlah guguran lava dalam periode tersebut masih teramati kembali. Semua luncuran lava tersebut juga masih mengarah ke barat daya.
Baca Juga: Periode Enam Jam Merapi Sudah Keluarkan 7 Kali Guguran Lava Sejauh 2 Km ke Barat Daya
"Teramati 5 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter ke arah barat daya," tuturnya.
Sedangkan untuk aktivitas kegempaan tercatat kegempaan guguran sejumlah 36 kali dan hybrid atau fase banyak sejumlah 41 kali, vulkanik dangkal sebanyak 3 kali dan tektonik jauh sejumlah 1 kali.
Hanik menambahkan, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km. Sementara potensi bahaya pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.
Sedangkan untuk kemungkinan jika terjadi lontaran material vulkanik saat terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Untuk yang berada di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari," imbuhnya.
Selain itu kegiatan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga tetap direkomendasikan untuk dihentikan sementara waktu.
Berita Terkait
-
Periode Enam Jam Merapi Sudah Keluarkan 7 Kali Guguran Lava Sejauh 2 Km ke Barat Daya
-
Minggu Pagi Merapi Luncurkan Dua Awan Panas ke Arah Barat Daya, Jarak Maksimal 1,6 Km
-
Update Merapi, Sepekan Muntahkan 7 Kali Awan Panas hingga 2 Km dan 44 Lava ke Barat Daya
-
Awan Panas Gunung Merapi Meluncur Sejauh 1,5 Km ke Barat Daya Jumat Dini Hari
-
Awan Panas Merapi Kembali Muncul, Jarak Maksimal 1,5 Km ke Barat Daya
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Pakar Soroti Peluang Kerja Luar Negeri, Kabar Gembira atau Cermin Gagalnya Ciptakan Loker?
-
Menko Airlangga Sentil Bandara YIA Masih Lengang: Kapasitas 20 Juta, Baru Terisi 4 Juta
-
Wisatawan Kena Scam Pemandu Wisata Palsu, Keraton Jogja Angkat Bicara
-
Forum Driver Ojol Yogyakarta Bertolak ke Jakarta Ikuti Aksi Nasional 20 November
-
Riset Harus Turun ke Masyarakat: Kolaborasi Indonesia-Australia Genjot Inovasi Hadapi Krisis Iklim