SuaraJogja.id - SC harus berurusan dengan aparat Sat Reskrim Polres Sleman usai dilaporkan oleh korbannya, yang dicekoki ramuan biji bunga terompet (kecubung) dan dipukul dengan alat perbengkelan.
Kanit Jatanras Polres Sleman Ipda Leonard Panangian Hutajulu mengungkapkan, peristiwa berlangsung
di rumah pelaku SC di Jalan Kaliurang Km 8, Kapanewon Ngaglik, Sleman.
Leo mengungkapkan, awalnya korban mendapat pesanan jasa angkut, dan setelah itu ia datang ke rumah pelaku. Di rumah pelaku, korban disuguhi makanan dan minuman.
"Suguhan itu sebelumnya sudah dicampur dengan seduhan [biji buah] bunga terompet, oleh pelaku," kata dia di Mapolres Sleman, Selasa (15/6/2021).
Baca Juga: Pertemanan Kriminal, AS dan S Mencuri dalam 15 Menit di Banyak Lokasi di Sleman
Akibat mengonsumsi suguhan tadi, korban tak sadarkan diri. Pelaku lalu mengikat korban dan memasukkannya ke dalam mobil pickup milik korban.
Saat korban sadar, pelaku memukuli korban beberapa kali menggunakan tangan kosong dan menggunakan alat perbengkelan.
"Akibat tindakan pelaku, korban mengalami sejumlah luka, di antaranya luka jahitan di wajah. Enam buah gigi pelaku pun lepas (tanggal)," ujarnya.
Setelah dipukuli, korban yang merupakan warga Kalasan itu diturunkan di tengah jalan dan mobilnya ditinggal begitu saja.
"Pelaku tidak ambil pickup korban, tetapi mengambil HP dan dompet korban yang berisi uang Rp500.000," kata dia.
Baca Juga: Jangan Salah Pilih Broker Forex sebagai Mitra Bisnis
Setelah beraksi brutal, SC yang diketahui sebagai warga Gedangsari, Gunungkidul lewat kartu identitasnya itu, ditangkap aparat kepolisian saat berada di Klaten, Jawa Tengah.
Dari keterangan pelaku, petugas mengetahui aksi kekerasan itu dilakukan karena dipicu dendam perselisihan antar sesama pemilik usaha jasa angkut.
"Korban ini tidak mengenal pelaku. Tetapi pelaku mengetahui, mengenal korban," ucap Leo.
Kala ditanyai wartawan, pelaku SC menyatakan aksinya itu dipicu oleh rasa amarah dan tidak terima jasa angkut korban lebih ramai diminati.
Dari penuturannya, diketahui korban memberi tarif Rp40.000 sampai Rp50.000 kepada konsumen untuk jasa angkutnya. Sementara pelaku dan rekan lainnya, mematok tarif Rp80.000.
"Harga sekitar [pasaran] jadi jatuh. Semua [konsumen] dia yang dapat. Pernah ditegur tapi cuek saja dia," terangnya.
"Saya pukul untuk kasih pelajaran saja ke dia," ungkapnya.
Akibat perbuatannya, SC dikenakan pasal 365 KUH Pidana.
Kontributor : Uli Febriarni
Berita Terkait
-
Apa Saja Bisnis Shella Saukia, Sampai Berani Biayai Umrah Transgender Isa Zega
-
BRI REI Expo Hadir di Jambi, Banyak Promo KPR hingga Aneka Hiburan
-
Sadis! Bocah 10 Tahun Disetrum, Dicekoki Miras dan Dibanting di Pabrik Padi, 3 Tersangka Diringkus!
-
Dituduh Mencuri, Bocah 10 Tahun di Tangerang Disetrum hingga Disiram Air Miras
-
Terapkan Bisnis Berkelanjutan Unilever Indonesia Raih "The Best Listed Company Based on ESG Score"
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bau Badan Rayyanza Sepulang Sekolah Jadi Perbincangan, Dicurigai Beraroma Telur
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Sunarso Dinobatkan Sebagai The Best CEO untuk Most Expansive Sustainable Financing Activities
-
Reza Arap Diam-Diam Tolong Korban Kecelakaan di Jogja, Tanggung Semua Biaya RS
-
Sayur dan Susu masih Jadi Tantangan, Program Makan Siang Gratis di Bantul Dievaluasi
-
Bupati Sunaryanta Meradang, ASN Selingkuh yang Ia Pecat Aktif Kerja Lagi
-
Data Pemilih Disabilitas Tak Akurat, Pilkada 2024 Terancam Tak Ramah Inklusi