SuaraJogja.id - Sebaran kasus Covid-19 di Indonesia belum berhenti hingga saat ini. Lebih mengenaskan lagi virus corona varian delta bahkan telah menyebar di beberapa daerah.
Pakar Epidemiologi UGM dr Riris Andono Ahmad mengatakan, diperlukan restriksi mobilitas guna mengantisipasi terjadinya penyebaran yang kian masif di berbagai wilayah.
Pasalnya, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, virus varian delta itu masuk ke dalam Variant of Concern (VoC) yang telah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Selain varian delta, ada pula virus varian Alpha, Beta, dan Gamma yang juga masuk dalam kategori VoC.
Masuknya varian delta ke dalam VoC tersebut perlu menjadi perhatian tersendiri. Sebab, hal itu berarti varian ini memiliki tingkat durasi penularan yang jauh lebih cepat.
Baca Juga: Penularan Covid-19 Varian Delta Sangat Cepat, Peningkatan Prokes Mutlak Dilakukan
"Dampak paling utama adalah pada peningkatan kasus yang sangat cepat, dan itu menjadi fenomena terjadi di India," kata Riris dalam Webinar 'Varian Virus Corona Delta di Kudus', Rabu (16/6/2021).
Riris menuturkan penyebaran virus corona varian delta yang tergolong lebih cepat itu sudah tentu menimbulkan efek yang tidak baik. Khususnya perihal potenso penambahan kasus yang kian melonjak dalam waktu singkat.
Hal itu, lanjut Riris, bukan tidak mungkin bakal memunculkan silent transmision di dalam sebuah kelompok masyarakat tertentu. Dampaknya tentu penularan itu akan semakin susah dibendung lagi.
"Misal saat sumber penularan yang masih tidak bergejala itu bebas berkeliaran, maka paparan itu akan banyak muncul. Kita lihat sekarang mobilitas meningkat pasca lebaran dan muncul penularan kasus. Ini menyebabkan angka reproduksi Covid-19 besar," terangnya.
Saat ini pemerintah terus berupaya mengerem laju peningkatan kasus Covid-19 itu dengan 3M serta 3T. Belum lagi ditambah percepatan vaksinasi kepada masyarakat yang dilakukan secara masif juga.
Baca Juga: Jadi Biang Keladi Meroketnya Covid-19 di Indonesia, Varian Delta Bikin Vaksin Tak Efektif
Namun dalam hal menghentikan penyebaran virus itu memang harus berfokus kepada bagaimana cara menurunkan reproduksi di bawah satu.
Berita Terkait
-
Angka Covid-19 di Jakarta Mulai Meningkat, Bagaimana Penjualan Masker di Pasar Pramuka?
-
Covid-19 meningkat Lagi Di Sejumlah Negara, Bagaimana Situasi Di Indonesia?
-
Agar Tak Tertular Covid, Epidemiolog ke Kelompok Lansia dan Rentan : Jaga Diri Pakai Masker, Kalau Fit Tak Usah Keluar
-
Cegah Penyebaran Covid-19, Polres Metro Jakbar Siapkan 13 Titik Gerai Vaksin Merdeka
-
Bahas Penguatan Jaminan Sosial Pasca Pandemi, BPJS Ketenagkerjaan Gelar ASSA High Level Meeting
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
Terkini
-
Batik Tulis Indonesia Menembus Pasar Dunia Berkat BRI
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin